Berita Surabaya
Covid-19 di Surabaya Sumbang Kasus Tertinggi di Jatim, Tapi RS Kosong dan Angka Kematian Nihil
Covid-19 di Surabaya masih menyisakan puluhan kasus positif. Sekalipun demikian, kenaikannya cenderung sebanding dengan angka kesembuhan.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Covid-19 di Surabaya masih menyisakan puluhan kasus positif. Sekalipun demikian, kenaikannya cenderung sebanding dengan angka kesembuhan.
Mengutip data lawan Covid-19 yang dikelola Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Jumlah kasus Covid-19 hingga Jumat (10/6/2022) ini, masih mencapai 40 kasus. Turun 5 kasus, dibanding hari sebelumnya.
Sedangkan angka sembuh untuk hari ini mencapai 21 kasus. Kemudian, angka meninggal akibat Covid-19 nihil.
Dengan jumlah tersebut, Surabaya masih menjadi penyumbang kasus Covid-19 terbanyak di Jatim. Baik dari sisi kasus Covid-19 maupun angka kesembuhan.
Pemkot Surabaya menjelaskan, masih adanya kasus Covid-19 di Kota Pahlawan dikarenakan pelaksanaan test yang masih terus dilakukan. Terutama, bagi pelaku perjalanan.
"Kalau banyak pelaku perjalanan kemudian disyaratkan untuk tes, memang begitu (ada gejala kenaikan). Dari testing yang dilakukan, akhirnya kami tahu yang terinfeksi," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, Ridwan Mubarun kepada Surya.co.id pada Rabu (18/5/2022) lalu.
Di Surabaya, persyaratan tes Covid-19 di antaranya diberikan kepada jemaah yang hendak menunaikan Ibadah Haji. Apabila jemaah tersebut ternyata positif maka akan menjalani karantina terlebih dahulu hingga dinyatakan negatif.
"Saat hendak naik Haji, memang harus ada tes. Nah, mereka yang tesnya positif ini tanpa gejala namun harus menjalani karantina terlebih dahulu," katanya.
Ridwan memastikan, bahwa kasus Covid-19 di Surabaya masih cukup terkendali. Selain terlihat dari kenaikan kasus yang kurang dari 5 kasus perhari, juga tak adanya pasien di rumah sakit.
Memang, kasus kematian akibat Covid-19 di Surabaya selama dua pekan terakhir nihil. Selain itu, keterisian bed di rumah sakit atau Bed Occupation Rate (BOR) baru sekitar 1 persen. Sehingga, Surabaya masih berstatus PPKM level 1.
"Selain kasus positif, tolok ukurnya tentu pada ketersediaan bed di RS dan angka kematian. Selama masih terkendali, masyarakat tak perlu risau," jelasnya.
Apalagi, Surabaya juga baru saja menggelar berbagai acara dengan mendatangkan massa cukup banyak. Di antaranya, rangkaian Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-729 pada akhir Mei lalu. Saat itu, ada berbagai Festival dan Parade yang digelar cukup meriah.
"Selama gelaran, tak ada gejala kenaikan cukup signifikan. Padahal, saat itu juga ada pernyataan dari pemerintah pusat yang memperbolehkan buka masker," tuturnya.
Sekalipun demikian, pihaknya akan tetap memantau potensi kenaikan kasus tersebut.
Berdasarkan pantauan kami masih landai. Sekalipun demikian, kami tetap lakukan sejumlah antisipasi termasuk lewat giat vaksinasi," ujar Ridwan.