Tips Sehat
Tips Sehat, Wajah Awet Muda dan Kinclong, Yuk Kenali Suntik Filler, dan Cara Atasi Resikonya
Memiliki wajah terlihat muda dengan kinclong menjadi dambaan sebagian besar orang. Terutama kaum adam maupun hawa yang biasa tampil di luar rumah.
SURYA.co.id I Memiliki wajah terlihat muda dengan kinclong menjadi dambaan sebagian besar orang. Terutama kaum adam maupun hawa yang biasa tampil di luar rumah.
Berbagai cara telah ditemukan untuk membuat kulit wajah tampak muda terus. Salah satunya, yang paling marak adalah suntik filler.
Suntikan filler ini bisa mengatasi masalah pada wajah, mulai dari menghilangkan bekas jerawat dan kerutan hingga merampingkan bentuk dagu.
Apa itu metode suntikan filler?
Selain memperbaiki masalah kulit wajah, filler juga dapat digunakan untuk menambah volume bibir.
Metode ini dilakukan dengan cara menyuntikkan cairan tertentu ke wajah yang bermasalah. Itu sebabnya prosedur ini sering disebut dengan istilah suntik filler.
Berikut jenis-jenis suntik filler sebagaimana dikutip dari Artikel berjudul 6 Jenis Suntikan Filller yang dipublikasikan laman Alodokter 10 Agustus 2021, dan telah ditinjau secara medis oleh dr. Sienny Agustin.
Baca juga: Tips Sehat: Cara Bertingkah Pasca-operasi Jantung, Simak Juga Cara Merawat Luka Bekas Sayatan
Baca juga: Tips Cantik Pakai Bahan Alami, Simak Cara Membuat Krem Peputih Wajah

Jenis-jenis suntik filler
Ada beberapa jenis filler dan setiap jenisnya mengandung bahan yang berbeda serta mampu memberikan efek yang berbeda pula. Berikut ini adalah beberapa jenis filler yang umum digunakan beserta karakteristiknya:
1. Asam hialuronat
Asam hialuronat merupakan bagian alami dari kulit yang akan berkurang seiring pertambahan usia. Dalam prosedur suntik filler, asam hialuronat tersedia dalam bentuk alami dan sintetis.
Ada beberapa karakteristik dari jenis filler asam hialuronat, yaitu:
Jarang menimbulkan reaksi alergi
Bentuknya gel dengan tekstur sedikit lebih kental
Suntikan dilakukan di sudut kanan atau kiri mulut dan bibir atau mengisi cekungan di bawah mata untuk mengatasi keriput di bawah mata maupun filler hidung untuk memperbaiki tampilan hidung
Jika hasilnya tidak sesuai harapan, bahan ini dapat dinetralkan dengan suntikan enzim hialuronidase
Dapat bertahan selama 6–12 bulan
Baca juga: TIPS CANTIK: 5 Masker Alami Atasi Noda Jerawat, Cukup Pakai Sayuran di Dapur
Baca juga: Tips Cantik dan Ganteng Pakai Masker Kopi. Mudah Diracik Sendiri
2. Kolagen bovine
Kolagen merupakan jenis filler yang dipercaya paling baik dari semua jenis filler. Kolagen bovine berasal dari kulit sapi yang diolah secara khusus dengan karakteristik sebagai berikut:
Harga lebih terjangkau dan lebih efektif
Tes alergi wajib dilakukan sebelum penyuntikan, karena bahan ini dapat memicu reaksi alergi
Penyuntikan perlu dilakukan 2–4 kali dalam setahun, karena secara alami tubuh akan memecah kolagen
Selain itu, ada pula jenis kolagen yang dikembangbiakkan dari sel-sel manusia. Jenis kolagen ini sangat jarang menimbulkan reaksi alergi dibandingkan kolagen bovine, sehingga tidak memerlukan tes alergi lebih dulu.
Meski demikian, suntik filler tetap perlu diulang setiap 3–6 bulan. Kolagen manusia ini diketahui lebih mahal dibandingkan dengan jenis kolagen lainnya.
3. Lemak tubuh (fat grafting)
Metode ini dilakukan menggunakan sedikit jaringan lemak yang diambil dari salah satu bagian tubuh, seperti perut, paha, atau bokong. Selanjutnya, jaringan lemak tersebut akan diolah dan diproses terlebih dahulu, kemudian disuntikkan ke bawah permukaan kulit wajah. Karakteristik dari filler lemak adalah sebagai berikut:
Diketahui minim reaksi alergi, sebab bahan yang disuntikkan berasal dari dalam tubuh sendiri
Hasilnya dapat bersifat permanen, meski berbeda pada setiap orang
Dibutuhkan lebih dari satu kali suntikan filler hingga terlihat hasilnya
4. Polimer buatan
Jenis filler lainnya adalah polimer buatan. Filler ini diketahui dapat bertahan hingga dua tahun. Setelah disuntikkan, bahan polimer akan merangsang sel kulit untuk memproduksi kolagen.
Jenis polimer poly-L-lactide (PLLA) telah banyak digunakan dalam prosedur medis dan tidak beracun. Ada juga polymethyl methacrylate (PMMA), yang dulunya digunakan sebagai perekat untuk operasi tulang sebelum akhirnya digunakan sebagai suntik filler.
Baca juga: Tips Sehat: Cara Menjaga Kesehatan Jatung, Konsumsi Kacang, Ini Takarannya
Baca juga: Tips Sehat: Begini Cara Memilih Kondom yang Baik, Kenali Jenis-jenis Kondom
5. Hidroksiapatit kalsium
Jenis filler hidroksiapatit kalsium diketahui dapat bertahan hingga satu tahun. Jenis filler ini biasanya digunakan untuk mengisi area yang membutuhkan suntikan bervolume banyak, seperti pipi dan dagu.
Perlu diketahui bahwa hidroksiapatit kalsium terbuat dari mineral yang dapat memperkuat tulang. Mineral ini dimasukkan ke dalam partikel kecil dan dilarutkan di dalam cairan untuk kemudian disuntikkan ke pasien.
6. Jaringan halus permanen
Jenis filler yang satu ini banyak digunakan untuk menghaluskan kerutan di sekitar mulut. Filler yang menggunakan jaringan halus ini diketahui tidak membutuhkan suntikan ulang, sebab dapat diserap tubuh dengan mudah.
Jenis filler elastis inilah yang membuat kulit menjadi kencang dan halus, sehingga penggunanya tampak lebih muda. Namun, efektivitas suntik filler tergantung pada kualitas filler yang digunakan, area wajah yang ditangani, dan reaksi tubuh seseorang terhadap filler tersebut.
Prosedur suntik filler biasanya berlangsung selama 60 menit. Pertama-tama, kulit akan disuntik dengan obat bius lokal. Selanjurnya, dokter menyuntikkan filler ke bawah permukaan kulit atau pada area tubuh yang perlu ditangani. Beberapa suntik filler perlu diberikan beberapa kali secara terpisah.
Baca juga: , 7 Manfaat Kurma untuk Kecantikan Kulit, Bisa Melembutkan dan Mencerahkan

Risiko Suntik Filler pada Tubuh
Semua prosedur medis umumnya memiliki risiko, begitu pula dengan suntik filler. Berikut ini adalah beberapa efek samping suntik filler terhadap tubuh:
Nyeri, bengkak, dan kemerahan di area suntikan
Reaksi alergi, tergantung bahan filler yang digunakan
Memar atau perdarahan
Muncul benjolan kecil di bawah permukaan kulit dan biasanya bersifat permanen.
Efek Tyndall, yaitu perubahan warna kulit menjadi kebiruan.
Suntik filler yang tidak dilakukan dengan tepat atau menggunakan alat yang tidak steril bisa menyebabkan infeksi atau sumbatan pada pembuluh darah. Kondisi tersebut bisa menyebabkan kebutaan dan kematian jaringan kulit yang menimbulkan kerusakan permanen pada kulit.
Cara Meminimalkan Efek Samping Suntik Filler
Untuk meminimalkan risiko yang dapat terjadi, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menjalani prosedur ini, yaitu:
Pilih tempat yang terpercaya
Pastikan Anda melakukan suntik filler di klinik kecantikan resmi atau rumah sakit. Perhatikan kembali kelayakan dan kebersihan tempat serta keamanan alat yang digunakan sebelum Anda memutuskan untuk menjalani prosedur ini.
Lakukan prosedur suntik filler dengan dokter kulit
Pastikan praktisi yang akan menangani Anda memang adalah dokter kulit yang telah menjalani pelatihan khusus. Ini dapat dibuktikan dengan ada tidaknya sertifikasi legal. Jangan tertipu dengan gelar-gelar tertentu yang bukan diperoleh dari pelatihan yang resmi.
Hindari membeli filler yang dijual bebas
Saat ini, ada beberapa jenis filler yang dijual bebas. Meski mudah diperoleh, sembarangan menggunakan filler bisa berbahaya dan berdampak buruk pada kulit wajah, apalagi jika tidak dilakukan oleh dokter yang memang memiliki kompetensi untuk melakukan tindakan ini.
Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami nyeri hebat, muncul bercak putih di sekitar area suntikan, kaku otot, gangguan penglihatan, sulit berjalan dan bicara, kebingungan, atau sakit kepala parah, setelah menjalani suntik filler. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan penanganan sesuai kondisi yang Anda alami.
Sumber: 6 Jenis Suntik Filler untuk Kulit Wajah Awet Muda, Alodokter.com