Berita Lamongan
Wabah PMK, Peternak di Kabupaten Lamongan Pasrah Sapinya Tak Bisa Terjual Jelang Idul Adha
Para peternak atau pengusaha sapi ini tetap harus menanggung biaya perawatan yang tidak sedikit hingga hari ini.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak merugikan para pengusaha sapi di Kabupaten Lamongan Jawa Timur.
Adanya wabah tersebut membuat sapi yang telah dibeli dan dipelihara sebelum merebaknya PMK untuk dijual pada Idul Adha mendatang belum bisa dipastikan laku.
Para peternak atau pengusaha sapi ini tetap harus menanggung biaya perawatan yang tidak sedikit hingga hari ini.
Seorang pengusaha, Suratman mengaku ia mempunyai 10 ekor sapi yang rencana untuk dijual kembali menjelang Hari Raya Idul Adha nanti.
Baca juga: 16 Sapi di Kabupaten Trenggalek Alami Gejala Penyakit Mulut dan Kuku
Dia mengatakan 10 ekor sapi tersebut belum terjual sampai hari ini.
Selain pasar hewan ditutup, juga masih ada keraguan bagi calon pembeli.
"Semua alasannya PMK, padahal sapi peliharaan saya tidak ada yang kena penyakit," katanya, Kamis (2/6/2022).
Intinya, sampai masuk bulan Selo ini belum ada gambaran bagaimana prospek penjualan sapi untuk korban Idul Adha.
"Kalau disimpan terus malah ada yang curiga kena penyakit, ditawarkan keluar belum boleh. Pusing mas," gerutunya.
Ia memang dan sejumlah pengusaha lainnya merasakan hal yang sama.
Yang ada hanya rasa kekhawatiran sapi-sapi yang dipelihara selama ini tidak laku dijual.
Baca juga: Pria Madiun yang Diduga Tewas Dibunuh Itu Baru Sehari Pensiun dari Pekerjaannya
Untuk menyiasati kerugian tersebut, ia dan pengusaha lainnya terpaksa menjual kembali sapinya kepada teman-temannya sesama juragan, itupun sudah tidak banyak yang merespon.
"Bayang-bayang takut rugi yang terus menghantui kami," ungkapnya.
Menurutnya harga jualnya pun akan mengalami penurunan drastis.
Akhirnya, momen Idul Adha yang diharapkan bisa meraih keuntungan justru malah rugi.