Berita Tulungagung
Warga Tulungagung Melarung Sesaji di Sungai Brantas, Syukuri Manfaat dan Ajak Menjaga Ekologi Sungai
Mulai dari potensi pertanian, potensi hasil bumi dan tambang pasir tradisional.
Penulis: David Yohanes | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Iring-iringan pembawa sesajen bergerak berarak dari Kantor Desa Pucunglor, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Blitar menuju bantaran Sungai Brantas di desa setempat, Minggu (22/5/2022). Barisan warga dengan pakaian adat ini juga diiring lantunan doa dan gending Jawa.
Sesampainya di tepi aliran Sungai Brantas, mereka duduk menghadap sungai. Doa-doa pun mulai dipanjatkan di depan tumpeng dan aneka sesaji, sebagai bagian dari Sedekah Bumi Bantaran Kali Brantas.
Kegiatan budaya yang mirip petik laut ini punya dasar yang sama di masyarakat tradisional, yaitu sebagai bentuk syukur atas keberadaan aliran sungai yang dimaknai sebagai pembawa berkah bagi kehidupan manusia di sekitarnya.
Upacara adat ini sebagai ucapan syukur keberadaan Sungai Brantas bagi warga, yang digelar Pemerintah Desa Pucunglor dan Pirukunan Abdi Budaya Tulungagung (Pandita). "Sungai Brantas memberi berkah, mulai dari ikan, berkah bagi pertanian dan juga pasir untuk bangunan," ujar Kepala Desa Pucunglor, Imam Sopingi.
Kegiatan juga diisi kegiatan melarung sesaji ke aliran Sungai Brantas. Ditambahkan Imam, kegiatan ini memang pertama kali dilaksanakan masyarakat. Pihaknya berencana mengadakan acara ini sebagai agenda rutin, sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Alhamdulillah, meski baru pertama kegiatan ini berjalan lancar. Semua berkat dukungan warga dan semua pihak yang terlibat," ucapnya.
Para tokoh yang hadir, seperti Wakil Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo melepaskan merpati dan juga itik. Ada juga ikan yang dilepas ke aliran sungai, sebagai simbol pembebasan. Selain itu ada pula ayam yang dilepas di daratan, di bantaran Sungai Brantas.
"Pelepasan hewan ini simbol pembebasan, agar warga dijauhkan segala bala dan bencana. Serta dilindungi oleh Tuhan," ujar Ketua Pandita, Agus Utomo.
Lebih jauh Agus mengungkapkan, Sedekah Bumi Bantaran Kali Brantas ini untuk membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap segala potensi Sungai Brantas. Mulai dari potensi pertanian, potensi hasil bumi dan tambang pasir tradisional.
Sehingga diharapkan masyarakat mempunyai rasa memiliki Sungai Brantas. "Warga pada akhirnya ikut menjaga ekologi Sungai Brantas," sambung Agus.
Dalam kegiatan ini juga digelar ruwat arwah yang meninggal di Sungai Brantas. Terutama mereka yang meninggal secara tidak sempurna karena kecelakaan atau bunuh diri.
Atau bagi arwah yang belum sempurna dan tidak kemana-mana selain berdiam di Sungai Brantas. "Dengan doa yang dipanjatkan, semoga arwah mereka bisa diterima di hadapan Tuhan dan disempurnakan," pungkas Agus. *****
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/larung-sesaji-di-sungai-brantas-tulungagung.jpg)