TIPS SEHAT

Tips Sehat, Cara Atasi Hepatitis Misterius pada Anak, WHO Nyatakan KLB, Ini Gejalanya

Awal Mei, dilaporkan telah ada 169 kasus di seluruh dunia, dengan 17 anak membutuhkan transplantasi hati dan satu kasus yang mengakibatkan kematian.

Editor: Suyanto
Mirror
ILUSTRASI - Anak-anak rawan terserang Hepatitis misterius 

SURYA.co.id I Penyakit hepatitis dengan penyebab yang masih misterius alias belum diketahui, muncul sejak April 2022 lalu. Penyakit ini banyak memakan korban dari kalangan anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia

Dikutip dari Laman Hellosehatcom, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) sejak 15 April 2022 lalu.

Perkemban kasus, pada awal Mei, dilaporkan telah ada 169 kasus di seluruh dunia, dengan 17 anak membutuhkan transplantasi hati dan satu kasus yang mengakibatkan kematian.

Bagaimana di Indonesia?

Hingga saat ini di Indonesia, Kemenkes melaporkan sebanyak lima pasien anak meninggal dunia akibat terinfeksi hepatitis misterius akut (pembaruan terakhir 10 Mei 2022).

Melalu situs resminya, Kementerian Kesehatan pun telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua pekan setelah adanya kasus hepatitis misterius pada anak tersebut.

Baca juga: Tips Sehat, 6 Fakta Flu Singapura: Serang Bayi, Anak Baim Wong Korbannya, Ini Cara Mengatasi

Ilustrasi hepatitis B
Ilustrasi hepatitis B (Freepik by user5356353)

Apa penyebab penyakit hepatitis pada anak?

Penyebab penyakit hepatitis misterius pada anak masih belum diketahui secara pasti.

Pemeriksaan laboratorium diluar negeri telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.

Sementara itu, studi di Amerika Serikat menduga, virus ada di balik merebaknya penyakit hepatitis misterius yang menginfeksi anak-anak dengan rentan usia 1 bulan hingga 16 tahun ini.

Studi tersebut dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS secara khusus terhadap penyakit hepatitis akut yang muncul di Alabama.

Baca juga: Tips Sehat: Stroke Menyerang Usia Muda, Ini Cara Mudah Mengenali Gejalanya, Simak Cara Menangani

Baca juga: Tips Sehat, Cara Atasi Mata Minus, Sekarang Ada Bedah SMILE, Begini Ampuhnya

Ilustrasi pasien operasi katarak
Ilustrasi pasien operasi katarak (surya.co.id/ahmad zaimul haq)

CDC pun menyelidiki kluster kasus penyakit liver misterius pada anak tersebut, dan berdasarkan studi mereka, kesemua anak dengan usia lebih kecil dinyatakan positif patogen umum yang disebut adenovirus 41.

Virus adenovirus 41 yang ditemukan dan diketahui menyebabkan gastroenteritis pada anak-anak. Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus dil luar negeri yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41.

SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI dan juga Dinas Kesehatan RI sedang menyelidiki kasus hepatitis misterius ini lebih lanjut. Tujuannya untuk memasukkan riwayat perjalanan yang lebih rinci dan tes virologi atau mikrobiologi tambahan.

Gejala hepatitis misterius pada anak
Untuk mewaspadai penularan hepatitis misterius pada anak ini, para orangtua harus waspada dan segera tanggap bila anak-anak mengalami gejala, di antaranya sebagai berikut.

Penurunan kesadaran
Demam tinggi atau riwayat demam
Perubahan warna urin (gelap) dan atau feses (pucat)
Kulit berwarna kuning
Gatal
Nyeri sendi atau pegal-pegal
Mual, muntah atau nyeri perut
Lesu atau hilang nafsu makan
Diare pada anak
Apa yang harus dilakukan saat menemukan tanda hepatitis pada anak?
tanda hepatitis misterius pada anak

Sejumlah anak bermain sepatu roda di belakang balai kota Surabaya, Rabu (2/11/2016).
ILUSTRASI - Sejumlah anak bermain sepatu roda di belakang balai kota Surabaya, Rabu (2/11/2016). (surya/habibur rohman)

Orangtua memiliki peranan penting dalam mencegah penyakit hepatitis misterius pada anak, supaya dokter memiliki ruang dalam mengobati dan menangani pasien lebih banyak.

Mengutip video di YouTube Kementerian Kesehatan, press conference “Update Perkembangan Kasus Hepatitis Akut di Indonesia”, (5/5/2022) Prof. dr. Hanifah meminta kepada seluruh orangtua untuk waspada terhadap gejala awal hepatitis atau penyakit liver misterius pada anak.

Gejala awal penyakit hepatitis pada anak ini biasanya menginfeksi saluran pencernaan.
Ditandai dengan munculnya gejala diare, mual, muntah, sakit perut, dan demam ringan yang mengarah pada penyakit hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.

Baca juga: Tips Sehat: Cara Bikin Wajah Kinclong, Jerawat Hilang dengan Bahan Alami Ini

Bagaimana Mengatasinya?

Segera bawa anak Anda ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan. Jangan menunda hingga muncul gejala lebih berat, seperti kulit menjadi kuning.

Jika hal itu terjadi, dokter mungkin tidak memiliki banyak kesempatan untuk memberikan pertolongan kepada anak-anak Anda.

Bagaimana Cara mencegah penularan?

Untuk mencegah penularan penyakit liver misterius pada anak, sederet langkah bisa dilakukan di rumah. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan panduan untuk mencegah hepatitis akut misterius pada anak.

Panduan tersebut setidaknya untuk memberikan kewaspadaan masyarakat atas imbauan Kemenkes RI pada kasus penyakit liver misterius pada anak di Indonesia ini.

Ada pun enam cara yang direkomendasikan untuk mencegah penularan hepatitis misterus tersebut. Berikut rangkuman cara pencegahannya yang dapat diterapkan pada anak Anda.

Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
Minum air bersih
Memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih
Tidak bergantian alat makan
Memakai masker
Menjaga jarak
Alur penanganan hepatitis akut pada anak
hepatitis misterius pada anak

Pada tanggal 5 Mei 2022, IDAI mengeluarkan rekomendasi alur penapisan untuk kasus hepatitis akut pada anak yang belum diketahui penyebabnya ini.

Menurut rekomendasi IDAI, tahapan untuk mengetahui bila anak mengalami hepatitis misterius ini yakni:

Memiliki satu atau lebih gejala berikut: penyakit kuning, sakit perut akut, diare akut, mual atau muntah, penurunan kesadaran atau kejang, lesu atau malaise, dan myalgia atau arthralgia.

Jika anak memiliki satu atau lebih gejala tersebut, tahapan selanjutnya adalah pemeriksaan ALT (SGPT) dan AST (SGOT).

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar ALT (SGPT) atau AST (SGOT) tidak lebih dari 500 U/L, pemeriksaan dapat dihentikan.

Namun, bila kemudian kadarnya meningkat di atas normal, perlu pemantauan kadar ALT dan AST secara berkala.

Sementara jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar ALT (SGPT) atau AST (SGOT) lebih dari 500 U/L, perlu pemeriksaan lanjutan berikut: IgM anti-HAV, HBsAg, IgM anti-HBc (bila HBsAg positif), Anti-HCV atau HCV RNA, IgM anti-HDV (bila HBsAg positif), dan IgM anti-HEV¹.

Hasil pemeriksaan minimal yang ada menunjukkan kondisi berikut:² IgM anti-HAV negatif, HBsAg negatif atau IgM anti-HBc (pada HBsAg positif), dan anti-HCV atau HCV RNA negatif.

Jika hasil tidak menunjukkan kondisi-kondisi di atas, anak perlu mendapat penanganan sebagai virus hepatitis akut.

Sementara jika hasil menunjukkan kondisi-kondisi di atas, anak kemungkinan mengalami virus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.

Perlu diketahui:
¹: pemeriksaan hepatitis D dan hepatitis E saat ini belum tersedia secara luas di Indonesia.

²: karena masih terbatasnya pemeriksaan hepatitis D dan E, skrining awal cukup pemeriksaan hepatitis A, B, dan C.

³: Wajib dilaporkan tanpa melihat penyebab lainnya.

Sumber: Artikel Hellosehat.com berjudul: Perkembangan Terbaru Seputar Hepatitis Misterius pada Anak, klik disii

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved