Berita Nganjuk

Uji Coba 'Sapa Mama' di 6 Desa, Cara Nganjuk Wujudkan Daerah Layak Anak Dan Responsif Gender

"Dari angka IPG 73,27 persen kini menjadi 93,76 persen. Ini luar biasa, IPG Nganjuk di atas provinsi, bahkan nasional"

Penulis: Ahmad Amru Muiz | Editor: Deddy Humana
surya/ahmad amru muiz
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan Dinsos PPPA Kabupaten Nganjuk, Murya Triana. 

SURYA.CO.ID, NGANJUK - Dalam realisasi penyetaraan gender, Kabupaten Nganjuk pantas menjadi percontohan, yang dibuktikan dengan Indeks Pembangunan Gender (IPG) 93,76 persen pada 2022. Ini menjadi pencapaian tertinggi di atas provinsi, bahkan nasional.

Sekarang upaya mewujudkan Nganjuk sebagai daerah layak anak dan responsif gender tidak berhenti dilakukan Pemkab Nganjuk. Hal itu dilakukan Dinas Sosial dan PPPA melalui rogram Sapa Mama atau Sekolah Perempuan, Anak dan Masyarakat Marginal (Disabilitas dan Kelompok Rentan).

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan Dinsos PPPA Kabupaten Nganjuk, Murya Triana mengatakan, program Sapa Mama merupakan sekolah nonformal yang bertujuan mengedukasi kaum perempuan dan masyarakat marginal (anak dan kelompok rentan lainnya).

Lewat sekolah ini, mereka akan mencapai peningkatan kapasitas hidup maupun hal yang lainnya. Hal itu bertujuan untuk dapat terwujudnya kesetaraan gender secara merata.

"Perempuan harus mandiri dan berpartisipasi untuk menyelesaikan permasalahan sosial. Jangan sampai di desa ada ketimpangan antara laki-laki dengan perempuan. Jangan sampai pembangunan di desa menjadi sangat sulit karena pemahaman yang tidak selaras," kata Murya Triana, Jumat (29/4/2022).

Dikatakan Murya, program Sapa Mama juga merupakan inovasi yang diinisiasi pihaknya dalam mewujudkan kesetaraan gender di Nganjuk. Apalagi melihat data Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten Nganjuk mengalami peningkatan di tahun 2022.

"Dari angka IPG 73,27 persen kini menjadi 93,76 persen. Ini luar biasa, IPG Nganjuk di atas provinsi, bahkan nasional," ucap Murya,

Untuk itu, ungkap Murya, program Sapa Mama tersebut diharapkan bisa mewujudkan Kabupaten Nganjuk menjadi Kabupaten Layak Anak dan Responsif Gender. Artinya, Pemkab ingin memberikan wadah bagi warganya, tanpa terkecuali.

"Karena hal itu sejalan dengan program unggulan Pemkab Nganjuk yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) hingga tahun 2023,” tuturnya.

Sebagai langkah awal pelaksanaan program Sapa Mama, Dinsos dan PPPA Nganjuk telah merekrut mentor. Setidaknya sudah ada 13 mentor yang sudah dipilih dari berbagai keahlian.

Mereka akan dibekali dengan berbagai pelatihan dan bekal tersebut akan diteruskan kepada enam desa (siswa) program Sapa Mama sebagai pilot project di Kabupaten Nganjuk.

"Keenam desa program Sapa Mama itu menjadi Pilot Project Kabupaten Nganjuk. Yaitu Desa Margopatut dan Desa Bareng di Kecamatan Sawahan, Desa Loceret dan Desa Candirejo di Kecamatan Loceret, Desa Klagen dan Desa Rejoso di Kecamatan Rejoso," urainya. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved