BEBER Pola Serangan KKB Papua yang Buat Aparat Keamanan Sulit Mengejar, Ini Sosok Stanislaus Riyanta
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua selalu memanfaatkan pengetahuan tentang medan dalam melakukan penyerangan.
Serangan ini menewaskan Pratu Marinir Dwi Miftahul Ahyar dan melukai Mayor Marinir Lilik Cahyanto.
Sosok Stanislaus Riyata
Stanislaus menginisiasi Pusat Studi Politik dan Kebijakan Strategis Indonesia (Polkasi), yakni elmbata yang fokus di bidang penelitian terutama terkait radikalisme dan terorisme.
Pria kelahiran Maret ini aktif menganalis intelijen dan terorisme sejak studi S2 Kajian Strategik Intelijen di Universitas Indonesia (UI).
Pria yang hobi mendaki gunung ini memiliki kisah hidup yang cukup unik.
Dikutip dari timesindonesia.co.id, Stanislaus Riyanta besar dari keluarga Katolik, bapaknya adalah guru di sekolah swasta milik Yayasan Kanisius, sedangkan ibunya mengurus rumah tangga.
Pendidikan SD-SMP ia tempuh di sekolah Katolik milik Yayasan Kanisius, sedangkan SMA ia tempuh di SMA Negeri 1 Sukorejo Kendal.
Setamat SMA ia sempat berhenti satu tahun, kemudian melanjutkan kuliah di Yogyakarta, tepatnya di Fakultas Matematika dan IPA (MIPA) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pilihan Fakultas MIPA diakuinya bukan karena ia mampu dan cakap dalam bidang Matematika dan IPA, tetapi karena pertimbangan ekonomis yakni lebih murah dibanding fakultas lain.
Ia mengaku sangat terkesan ketika menempuh studi di Universitas Sanata Dharma, karena tidak hanya belajar ilmu pengetahuan tetapi juga belajar nilai-nilai lain terutama humanisme.
Setelah meraih gelar Sarjana Sains, ia kemudian bekerja di Kalimantan selama beberapa tahun.
Pada tahun 2014 ia mendapat kesempatan untuk menempuh studi di Universitas Indonesia jurusan S2 Kajian Stratejik Intelijen.
Studi tersebut berhasil ia selesaikan pada tahun 2016 dengan predikat cumlaude.
Tanpa membuang waktu lagi pada 2017 ia kembali melanjutkan studinya di Universitas Indonesia pada program studi S3 Ilmu Administrasi, konsentrasi pada Kebijakan Publik, dengan tema disertasi 'Pencegahan Terorisme'.
Sampai saat ini, Stanislaus Riyanta masih tetap tekun menjadi analis intelijen dan terorisme.