Pemprov Jatim
Gubernur Khofifah Prediksi Pemudik Jatim di Lebaran Tahun 2022 Tembus 16,8 Juta Orang
Gubernur Khofifah memprediksi, bahwa jumlah pemudik di Jawa Timur dalam rangka Hari Raya Idul Fitri Tahun 2022 akan mencapai 16,8 juta orang.
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memprediksi, bahwa jumlah pemudik di Jawa Timur dalam rangka Hari Raya Idul Fitri Tahun 2022 akan mencapai hingga 16,8 juta orang.
Estimasi ini naik, dibandingkan perkiraan rata-rata jumlah pemudik di Jatim yang biasanya berkisar di angka 14,6 juta orang.
Hal tersebut tak lepas dari kondisi mudik tahun ini, yang merupakan kali pertama sejak dua tahun belakangan terjadi pandemi covid-19 yang menyebabkan adanya larangan mudik dari pemerintah.
Untuk itu, antisipasi arus mudik tahun ini harus benar-benar disiapkan dan dipastikan pengawalannya agar masyarakat dapat mudik dengan sehat, aman, dan selamat.
"Masyarakat tentunya sangat antusias untuk mudik tahun ini sebagai kesempatan luar biasa untuk pulang kampung. Tugas kita adalah memaksimalkan kesiapsiagaan sedetail mungkin," ujar Gubernur Khofifah, Rabu (20/4/2022).
Ia menerangkan, ada beberapa poin yang harus diperhatikan. Salah satu yang paling penting adalah vaksinasi yang juga merupakan syarat dari Presiden RI Joko Widodo untuk diperbolehkannya mudik lebaran.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jatim beserta Forkopimda telah menyiapkan titik vaksinasi di beberapa tempat yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Selain itu, para tenaga kesehatan juga telah dipersiapkan dalam menghadapi mudik lebaran.
"Seperti arahan dari Pak Presiden, yang boleh mudik adalah mereka yang sudah 2 kali vaksin dan 1 kali booster. Memang dalam 10 hari menjelang lebaran ini, mungkin tidak cukup untuk mencapai angka 60 persen vaksinasi booster tetapi harus dimaksimalkan," kata Khofifah.
"Tapi kami sudah menyiapkan titik-titik lokasi vaksinasi yang dapat digunakan. Para nakes juga sudah ada dan siap. Ini tentu bisa memudahkan dan melindungi masyarakat yang biasanya tujuan pulangnya adalah sowan ke sesepuh dan anggota keluarga senior," lanjutnya.
Beberapa titik yang dimaksud di antaranya di Masjid Nasional Al Akbar, di kantor Pemerintah Provinsi Jatim di Jalan Pahlawan, dan juga masyarakat bisa mendatangi fasyankes terdekat untuk mendapatkan suntikan vaksin booster.
Lebih jauh, reaktivasi PPKM Mikro dan penentuan kalender lebaran menurut Khofifah juga harus diperhatikan. Sebab, Khofifah menerangkan, bisa jadi akan ada perbedaan tanggal Hari Raya Idul Fitri yang harus diantisipasi. Sehingga menghitung H-7 dan H+7 disesuaikan.
"PPKM Mikro di tingkat desa dan kelurahan harus kembali direaktivasi. Lebih bagus lagi jika ada pos-pos di desa yang pernah berdiri, kembali dilakukan reaktivasi," tuturnya.
"Selain itu, penentuan kalender lebaran juga penting disesuaikan. Karena bisa jadi H-7 dan H+7 ada perbedaan mengingat awal puasanya berbeda, sehingga diperlukan pengamanan yang dapat melindungi semua masyarakat baik yang akan mudik maupun saat ke tempat wisata," jelasnya.
Tak hanya itu, Khofifah mengatakan, bahwa mitigasi bencana juga harus diprioritaskan. Mengingat, kondisi cuaca yang sering tak stabil. Update kondisi cuaca ke BMKG harus dilakukan.
"Cuaca sering tidak stabil, diikuti angin kencang, makanya beberapa hari belakangan masih ada tanah longsor dan hujan lebat di beberapa wilayah. Semua ini harus dilakukan mitigasi dan antisipasi dengan seksama," jelasnya.
Maka dari itu, ia juga mengingatkan pihak-pihak yang terkait pengelolaan jalan dan jembatan untuk melakukan tes kelayakan guna mengurangi potensi yang tidak diinginkan.
"Kita juga bisa melakukan tes urine terutama untuk pengemudi bus jarak jauh. Agar masyarakat merasa aman, merasa tenang dan tidak khawatir," ungkapnya.