Ramadan 2022
Suparto Wijoyo: Dari Gunung Cahaya Menuju Lailatul Qodar
Allah SWT tidak membiarkan Ramadan tanpa ornamen yang mengesankan dalam menarik hati hamba-hambanya yang beriman
Menjemput Lailatul Qodar
Pewahyuan Alquran itu pada bulan Ramadan merupakan 'dekrit teologis' yang merombak secara 'radikal' status manusia bergelar Al-Amin yang semula dikenal sebagai Muhammad bin Abdullah semata, berubah menjadi Baginda Muhammad Rasulullah SAW.
Ini adalah peristiwa besar yang berasal dari ungkapan suci yang kini tertera dalam Alquran, Surat Al-alaq, ayat 1-5 tersebut.
Peristiwa kenabian dan kerasulan Muhammad SAW merupakan 'proklamasi peradaban' yang spektakuler.
Konstruksi sosial dan kenegaraan terombak secara total dari kejahiliaan, niradab, menuju era peradaban mulia.
Pengaruhnya sangat luas, sehingga Rasulullah SAW menurut para ahli yang berkelas internasional, adalah sosok agung yang paling berpengaruh dalam sejarah.
Tidak ada manusia, nabi dan rasul yang tingkat pengaruhnya melebihi Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Ajaran Islam pun telah Allah SWT sempurnakan melalui utusan-utusan-Nya selama itu, dengan puncak supremasi utusan di tangan Muhammad SAW.
Pada spektrum itu, Islam menjadi agama paripurna sebagaimana dapat dibaca dalam Alquran.
Kesempurnaan ajaran Islam dapat dirunut dari mengatur aspek yang sangat sederhana selaksa urusan cuci tangan dan mulut sampai pada yang amat kompleks mengenai tatanan bernegara.
Islam hadir dengan ajaran Rabb Yang Maha Sempurna, termasuk memberikan sesi 'jeda' untuk berintrospeksi melalui mekanisme puasa Ramadan.
Puasa yang sudah diwajibkan kepada kaum-kaum terdahulu, umat-umat para utusan-Nya sebelum Nabi Muhammad SAW dengan capaian akhir berupa 'derajat takwa yang suprematif'.
Inilah tingkat ketaatan kepada seluruh regulasi Tuhan dalam segala segi kehidupan, karena tidak ada ruas kehidupan yang tidak mendapatkan sentuhan norma dari Allah SWT.
Hidup manusia tidak imun dari intervensi Tuhan dan ramadan memberikan lembar 'sajadah' untuk meningkatkan derajat insani.
Pada lingkup itulah Allah SWT tidak membiarkan Ramadan tanpa ornamen yang mengesankan dalam menarik hati hamba-hambanya yang beriman.
Puasa sendiri adalah periodesasi spesial yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang beriman dan atas itulah Tuhan menyediakan bonus yang supermewah berupa malam lailatul qodar.