Ramadan 2022
Suparto Wijoyo: Dari Gunung Cahaya Menuju Lailatul Qodar
Allah SWT tidak membiarkan Ramadan tanpa ornamen yang mengesankan dalam menarik hati hamba-hambanya yang beriman
Oleh: Suparto Wijoyo
Wakil Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga dan Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan SDA MUI Jatim
SURYA.co.id - Perubahan besar sedang dipersiapkan dan peradaban mulia dipancangkan dari sebuah pegunungan.
Terdapat tanda-tanda sepermulaan bahwa gunung sejatinya bukan sekadar gumpalan tanah melainkan kristalisasi nilai yang memadatkan materi untuk menjadi paku bumi.
Berbagai referensi dapat dirujuk dan berlembar ayat boleh disimak bahwa gunung-gunung itu memanglah peneguh bumi.
Gunung itu peredam guncangan sekaligus pembuncah kesuburan, karenanya dari erupsinya, bumi memanen larva bagi kehayatan tetumbuhannya.
Dengannya itulah sumber pangan tersedia dan seluruh umat manusia maupun flora-fauna dengan segala jenis primata mampu menjalankan peran kehayatannya.
Ada ruang dialog sekaligus menantang daya pikir manusia dengan ungkapan telak: “adakah dalam ciptaan-Ku ini yang tidak seimbang”?
Bertadaruslah Alquran agar dapat memanen banyak hikmah, mengingat firman Tuhan itu manifestasi paling kasat mata ('positivisme') nan paling komprehensif atas ajaran-Nya.
Gunung itu menyimpan misteri sekaligus kekayaan inspiratif membangun sejarah.
Gunung merupakan makhluk yang pernah ditawari menjadi 'khalifah' untuk memakmurkan bumi bersama dengan hamba-hamba lain sebelum Allah SWT menciptakan manusia.
Semua menjawab penuh santun tentang 'ketidaksanggupannya' menjadi khalifah fil ard, pemimpin di dunia.
Namun rekam jejak historisnya, ternyata gunung diikutsertakan Tuhan dalam mendesain peradaban mulia (akhlakul karimah).
Dari Gunung Cahaya
Salah satu gunung yang darinyalah perubahan peradaban yang penuh keagungan itu dikonstruksi Tuhan.
Itulah Jabal Nur, Gunung Cahaya, gunung yang berjarak sekitar 2 mil saja dari Makkah.
Gunung ini tampak seperlemparan pandang terlihat sederhana, tetapi sangat memukau bagi yang jeli menelisik dengan mata sukmanya.