Berita Surabaya
Kepala Dindik Jatim : Daya Tampung PPDB SMA/SMK Negeri 2022 Jalur Zonasi Tak Bertambah
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA dan SMK Negeri di jawa Timur tahun 2022 mulai dilaksanakan Mei 2022.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
Dua di antaranya bisa memilih di dalam zona, dan 1 berada diluar zona.
"Untuk ketentuan domisili siswa yang berada di daerah berdampingan dengan provinsi, sepanjang sekolah yang berbatssan di provinsi kekurangan murid bisa mendaftar," jelasnya.
Berbeda dengan SMA, pada PPDB jenjang SMK jalur prestasi alokasikan sebanyak 70 persen, yang meliputi 65 persen akademik dan 5 persen prestasi lomba.
Sementara untuk kuota jalur zonasi SMK, Dindik hanya memberikan kuota sebanyak 10 persen.
"Besarnya kuota jalur prestasi karena tidak lain SMK ini membutuhkan kompetensi dan skill. Siapapun bisa memilih jurusan di SMK sesuai dengan kemampuan kompetensinya melalui jalur prestasi," terangnya.
Meski begitu, Wahid menyebut tidak semua lembaga mengikuti proses PPDB yang digelar Dindik Jatim.
Hal ini karena, pertama ada beberapa sekolah yang sifatnya khusus, seperti SMAN Olahraga dan SMKN 12 Surabaya yang khusus seni dan budaya.
Kedua, sekolah yang berbasis boarding school. Untuk SMA negeri, ada 5 sekolah Taruna yang dimiliki Dindik Jatim, yakni SMA Taruna Nala Malang, SMAN Angkasa Madiun, SMAN Brawijaya Kediri, SMAN Bhayangkara Banyuwangi dan SMAN Madani, Bangil, Pasuruan.
Selanjutnya sekolah yang berada di kepulauan, pegunungan, dan pedalaman seperti SMAN 1 Masalembu.
Serta sekolah di daerah yang jumlah siswanya tidak dapat memenuhi ketentuan jumlah peserta didik dalam satu rombel.
Sosialisasi Petunjuk Teknis
Saat ini tahapan PPDB masih dalam sosialisasi juknis.
Pada tahapan ini, Wahid mengimbau agar para guru SMP swasta berkenan mengimput nilai siswa, untuk mempermudah siswa yang mendaftar di SMA negeri.
"Hal ini berdasarkan evaluasi PPDB tahun lalu banyak siswa yang tidak melakukan entry nilai untuk pendaftaran PPDB karena sekolah tidak memfasilitasi," katanya.
Namun, jika hal itu terjadi, Wahid menekankan siswa bisa menginput nilai secara mandiri.