Berita Lumajang
Jembatan Piket Nol Masih Dibangun, Jalur Selatan Lumajang-Malang Baru Bisa Diakses Sebulan Lagi
Sejumlah alat berat dikerahkan petugas untuk membangun jembatan darurat di kawasan perbukitan Piket Nol Lumajang.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: irwan sy
Berita Lumajang
SURYA.co.id | LUMAJANG - Pasca Jembatan Gladak Perak putus akibat diterjang lahar Semeru, bus-bus jurusan Dampit-Lumajang atau kendaraan roda empat tampaknya harus lebih sabar menunggu akses jalur selatan terbuka.
Pasalnya meskipun saat ini pemerintah tengah membangun jembatan gantung di sana, namun desainnya tidak bisa dilintasi kendaraan-kendaraan besar.
Jembatan gantung nantinya maksimal hanya bisa dilalui motor roda tiga.
Pantauan di lokasi, pembangunan proyek jembatan gantung ini setidaknya melibatkan ratusan pekerja.
Crane-crane penyangga sudah dipasang di 4 titik.
Ada dua dari sisi Lumajang, sedangkan lainnya dari arah Malang.
Namun, kabarnya jembatan gantung tersebut tidak bisa dilalui kendaraan besar seperti truk, bus atau mobil.
Sebab jembatan gantung yang dirancang akan memiliki panjang sekitar 120 meter, hanya memiliki lebar 1,8 meter.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.5 BBPJN Jawa Timur-Bali Rizal Sanaba mengatakan, proyek jembatan gantung ini memang dibangun sebagai langkah penanganan darurat.
Paling tidak fungsinya diharapkan bisa mirip-mirip Jembatan Gladak Perak.
Warga maupun pengendara roda dua bisa mengakses jalur selatan Lumajang tanpa harus memutar arah yang jaraknya cukup jauh.
"Maksimal ambulans kecil itu boleh melintas," kata Rizal.
Meskipun hanya darurat, namun sejatinya keberadaan keberadaan jembatan gantung sudah dinanti-nanti masyarakat.
Terputusnya Jembatan Gladak Perak putus, membuat warga Tempursari dan Pronojiwo harus mengakses jalur ekstrem di Curah Kobokan jika ingin berpergian ke arah Lumajang.