Berita Lumajang
HET Dicabut, Harga Minyak Goreng di Kabupaten Lumajang Tembus Rp 25.000/Liter
Rata-rata harga seliter minyak goreng di toko-toko retail dan pasar di Kabupaten Lumajang tembus Rp 25 ribu/liter.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Harga minyak goreng kembali naik pasca pemerintah menghapus harga eceran tertinggi (HET).
Rata-rata harga seliter minyak goreng di toko-toko retail dan pasar di Kabupaten Lumajang tembus Rp 25 ribu/liter.
Selain itu, keberadaannya juga sulit dicari.
Imbasnya, banyak masyarakat kelimpungan mendapatkan minyak goreng.
Misalnya, Riani warga Tompokersan ini sejak pagi keliling mencari minyak goreng.
Di minimarket rata-rata stok minyak goreng kosong.
Demi untuk keperluan dapur, Riani pun mencari minyak goreng di Pasar Baru Lumajang.
Yang bikin sesak seliter harganya tembus Rp 25 ribu.
Baca juga: HUT ke-48 PPNI, Gelar Vaksinasi Booster Covid-19 Serentak di 12 Titik Kota Blitar
Padahal sebelum-sebelumnya harga minyak goreng paling mahal Rp 18-20 ribu/liternya.
"Tadi saya lihat di lainnya di toko-toko gak di pasar aja. Seliter rata-rata Rp 24-25 ribu," keluh Riani.
Sementara itu, Nur Gofar salah seorang pedagang minyak goreng di Pasar Baru Lumajang menyebut, meski harga minyak goreng kembali selangit rupanya tidak serta merta membuat dirinya meraup untung banyak.
Sebab harga minyak goreng dari distributor juga sudah tinggi.
Mentok per liternya dia cuma bisa ambil laba Rp 1.000 rupiah saja.
Baca juga: Gelar STEAM Expo 2022, Sampoerna Academy Surabaya Cetak Innovator Sejak Usia Dini
"Harga kulak sudah Rp 24 ribu. Aku sempet komplain ke salesnya gak bisa jual kalau harganya terlalu tinggi. Katanya malah gak masalah kalau gak jadi kulak," ujarnya.
Konsumen serta pedagang saat ini berharap Pemerintah harus segera ambil sikap.
Terutama mengintervensi harga minyak, termasuk sejumlah kebutuhan sembako lain.
Sebab dua minggu menjelang Ramadhan terpantau semua harga-harga sembako mulai merangkak naik.