Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

UPDATE KASUS SUBANG, Terungkap Sosok yang Minta Wahyu Memantau TKP, Berikut Pengakuan Terbaru Danu!

Setelah jadi teka-teki, peranan Wahyu dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat akhirnya terungkap.

Editor: Musahadah
youtube
Wahyu, aaksi kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang memantau TKP atas izin Yoris. Berikut pengakuan Danu! 

SURYA.CO.ID - Setelah jadi teka-teki, peranan Wahyu setelah kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat akhirnya terungkap.

Mantan kepala sekolah di Yayasan Bina Prestasi Nasional ini sempat berada di sekitar tempat kejadian perkara (TKP), sehari setelah pembunuhan yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.

Saat itu Wahyu bersama tiga saksi lain yakni Muhammad Ramdanu, Kosasih dan Opik tengah memantau kondisi TKP dari depan SMA 1 Jalancagak. 

Siapakah yang memerintahkan mereka? 

Di channel youtube Freddy Sudaryanto Sport, Danu membeber kronologi kejadian itu. 

Baca juga: UPDATE KASUS SUBANG: Jawaban Terbaru Polisi Soal Danu Bersihkan TKP, Pemeriksaan Semakin Mendalam

Dijelaskan, sehari setelah pembunuhan itu terjadi atau tanggal 19 Agustus 2021 pagi dia berada di pos ronda. 

Setelah itu dia turun ke rumah bibinya, Wak Lilis. 

Di rumah Lilis itu lah dia bertemu Yoris Raja Amanullah, anak korban Tuti Suhartini

Saat itu Yoris memerintahkan Danu menjaga TKP atau rumah sang ibu.  

Mendapat tugas itu, Danu langsung meminta ada yang menemaninya. 

"Setelah kang Yoris katakan seperti itu. (Saya bilang) A; boleh gak sama pak wahyu. Ya sok ae nu," ujar Danu menirukan ucapan Yoris yang membolehkan dia mengajak Wahyu untuk ikut menjaga TKP. 

Saat Danu menuju ke TKP, dia melihat Wahyu menuju ke rumah Lilis yang saat itu masih ada Yoris. 

Tiba di TKP, Danu awalnya mau memarkir motornya di depan rumah Tuti, namun karena kondisinya miring akhirnya dia parkir di SMA Jalancagak. 

Setelah memarkir motor di SMA Jalancagak, Danu langsung menuju ke warung serabi di dekat TKP untuk sarapan. 

Selesai sarapan dia menuju ke depan SMA lagi untuk memantau dituasi hingga pukul 12.00 WIB.

Setelah itu datanglah oknum banpol yang meminta dia untuk masuk ke TKP guna membersihkan bak mandi. 

Disinggung keberadaan Kosasih dan Opik yang juga berada di depan SMA Jalancagak, Danu mengaku tak tahu siapa yang menyuruhnya. 

Dia hanya mengakui jika cuma Wahyu yang diminta dia untuk menemani.   

Sebelumnya, Wahyu sempat dikabarkan menghilang. 

Bahkan tim kuasa hukum Yosef mencurigai Wahyu karena tiba-tiba mengundurkan diri sebagai kepala SMK Bina Prestasi Nasional.   

Wahyu juga sudah diminta keterangan polisi dalam kasus ini. 

Terakhir, Wahyu kembali diperiksa pada (30/11/2021) di Polres Subang bersama dengan dua saksi lainnya.

Wahyu saat itu diperiksa bersama Opik dan Kosasih.

Keberadaan Wahyu Diketahui

Wahyu, saksi kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang memantau TKP atas izin Yoris. Berikut pengakuan Danu!
Wahyu, saksi kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang memantau TKP atas izin Yoris. Berikut pengakuan Danu! (youtube)

Lama dikabarkan menghilang, keberadaan Wahyu akhir-akhir ini diungkap youtuber Fredy Sudaryanto Sport. 

Lewat kanal Youtube-nya, ia mengaku menemukan jejak Wahyu.

Fredy mengatakan dirinya memang tidak secara langsung bertatap muka, namun diketahui keberadaannya.

“Alhamdulillah saya bisa menemukan jejaknya (Wahyu), walaupun saya tidak bertemu secara tatap muka,”

“Karena yang bersangkutan tidak mau memperlihatkan mukanya ke hadapan saya, tapi yang bersangkutan ada,” ujar Fredy, dikutip Tribunjabar.id, Kamis (3/3/2022).

Lanjut, Fredy mengatakan dirinya tak bisa menyebutkan detail keberadaan saksi kasus Subang tersebut.

Namun ia mengaku dirinya tidak sempat mengobrol banyak karena situasi yang tidak memungkinkan.

Ia pun mengaku memahami situasi yang terjadi, terlebih sosok Wahyu sebagai saksi kasus Subang.

Paling tidak, ia mengatakan rasa penasaran terhadap keberadaan saksi kasus Subang tersebut terjawab.

Terkait isu Wahyu menghilang karena sembunyi atau disembunyikan, Fredy pun mengungkapkan dirinya tak tahu menahu.

Namun, ia menilai isu saksi kasus Subang yang hilang tersebut hanya asumsi publik.

>>>Berikut video selengkapnya

Danu Sengaja Diframing?

Saksi Muhammad Ramdanu alias Danu dan dua oknum banpol berada di TKP kasus Subang.
Saksi Muhammad Ramdanu alias Danu dan dua oknum banpol berada di TKP kasus Subang. (Kolase TribunJabar)

Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat masih menjadi misteri. 

Dugaan saksi Muhammad Ramdanu alias Danu sengaja diframing dalam kasus tewasnya Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu semakin menguat. 

Dugaan ini muncul setelah kesaksian dua oknum petugas bantuan polisi (banpol) Polsek Jalancagak dibocorkan youtuber Anjas di Thailand.

Youtuber Anjas ini membeber hasil wawancara kepala Desa Jalancagak Indra Zainal Alim kepada dua oknum banpol terkait peristiwa tanggal 18 Agustus 2022 malam dan tanggal 19 Agustus 2022.

Saat itu oknum banpol ini meminta Danu masuk ke mobil Alphard yang sebelumnya dipakai untuk meletakkan jenazah Tuti dan Amel serta meminta membersihkan bak mandi di tempat kejadian perkata. 

Sayangnya, hasil wawancara itu tidak diunggah Indra Zainal di channel youtube-nya, padahal sudah dibuat sejak akhir Oktober 2021.

Anjas pun akhirnya membeber kesaksian oknum banpol berinisial  D alias C yang meminta Danu masuk ke mobil Alphard yang menjadi salah satu TKP.

Peristiwa itu terjadi pada malam hari setelah proses identifikasi TKP selesai atau tanggal 18 Agustus 2021.

“Malam hari setelah selesai identifikasi memang benar Danu itu saya ajak masuk ke mobil Alphard hitam tersebut,” ujar oknum banpol berinisial D.

Anjas menceritakan klarifikasi oknum banpol D yang berinisatif membawa mobil Alphard ke Polsek Jalan Cagak.

Hal itu lantaran tak ada rekannya yang mau membawa mobil itu.

Lalu, kata Anjas, banpol itu  mengaku meminta bantuan Danu karena tidak ada temannya di TKP.

Rupanya tak hanya Danu, di sana juga ada pria bernama Heri.

Danu duduk di kursi belakang di sebelah kiri dan pria bernama Heri duduk di sampingnya.

Kesaksian banpol ini hanya untuk memastikan bahwa yang menyuruh Danu bukanlah polisi, tetapi banpol. 

Kenapa saat itu yang disuruh Danu dan apakah itu bagian dari skenario untuk mem-framing Danu dengan meninggalkan jejaknya di TKP? 

Menurut Anjas, kemungkinan itu bisa saja terjadi selain memang karena alasan saat itu kondisi sedang libur, masih PPKM dan tidak banyak petugas yang siap siaga. 

Sementara terkait kesaksian banpol U yang meminta Danu menguras bak mandi TKP disebut karena perintah polisi.

Dalam keterangannya, banpol U mengatakan dirinya ditugaskan Jatrantras menguras bak di TKP.

Saat tiba di TKP, banpol U mengaku melihat pria bernama Danu dan meminta bantuannya menguras bak tersebut.

Ia mengaku saat meminta bantuan tersebut tak ada unsur pemaksaan atau pun hal-hal aneh lainnya.

Saat ditanya tujuan, kata Anjas, banpol U itu mengatakan diminta mengecek jika ada sesuatu yang tertinggal.

Hal ini juga memunculkan dugaan Danu sengaja diframing di kasus ini karena seharusnya pekerjaan menguras bak mandi itu sudah selesai ketika olah TKP. 

Lalu, kenapa kesaksian banpol ini tidak diunggah Indra Zainal di channel youtube-nya meski sudah dibuat akhir Oktober 2022? 

Hingga berita diunggah, belum ada klarifikasi Indra Zainal mengenai hal ini. 

Namun, dilihat dari wawancara Indra Zainal yang tayang di channel youtube Freddy Sudaryanto Sport pafa 13 November 2022 tampak kades Jalancagak ini sudah yakin mengenai sosok banpol tersebut. 

Indra mengakui sosok banpol memang ada.

Namun, dia sepakat dengan pernyataan polisi yang menyebut tidak ada keterlibatan banpol untuk menghilangkan barang bukti. 

"Posisinya memang ada,"katanya. 

Dia meminta keberadaan banpol ini untuk jangan terlalu dipermasalahkan lagi karena akan membuat kasusnya melebar kemana-mana. 

Diungkapkan Indra, dia mengetahui soal banpol itu karena posisinya selalu mendampingi penyidik dalam rangka penyelidikan. 

Bahkan dia ikut serta membantu penyidik untuk mengungkap barang bukti misalnya mencari keberadaan motor NMax biru yang diduga milik pelaku. 

Indra juga mengklarifikasi sebenarnya oknum banpol ini hanya mengajak Danu atau meminta bantuan Danu, bukan menyuruhnya. 

"Kalau menyuruh itu tolong dong.

Tapi ini kebetulan pada waktu itu Danu ada di seputaran TKP," ungkapnya. 

Terkait, pernyaaan Danu yang mengaku dipaksa masuk mobil Alphard juga diklarifikasi Indra. 

"Sebenarnya bukan dipaksa itu. Artinya mobil alphard sudah beres diidentifikasi. Sudah tidak ada lagi (pemeriksaan). Polisi tidak akan memindahkan BB ketika identifikais belum beres. Saya tidak mau fokus kemana-mana," tandas Indra. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved