Geliat UMKM di Bekas Dolly Surabaya

Wisma Barbara Dolly Kini Suplai Sandal 70 Hotel di Seluruh Indonesia

Belasan pekerja tampak fokus menuntaskan pesanan sandal hotel di Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mampu Jaya di Gang Dolly, Putat Jaya, Kecamatan Sawahan,

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Adrianus Adhi
SURYA/Nuraini Faiq
Tumpukan sandal hotel siap kirim usai dikerjakan di Wisma Barbara Dolly yang kini menjadi sentra UMKM alas kaki dan selimut hotel, Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mampu Jaya, Jumat (11/3/2022). 

SURYA.co.id, Surabaya - Belasan pekerja tampak fokus menuntaskan pesanan sandal hotel di Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mampu Jaya di Gang Dolly, Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya, Jumat (11/3).

Tampak ribuan pasang sandal hotel itu menumpuk di gedung lima lantai tersebut, yang dulu menjadi tempat prostitusi Wisma Barbara. Lokasi tepatnya di Jl Kupang Gunung Timur nomor 20-22.

Sebelum tempat prostitusi terbesar di Asia Tenggara itu ditutup sekitar 2014, Wisma Barbara paling ramai dan prestisius. Konon di kalangan PSK juga berebut bisa melayani di wisma ini karena pengunjungnya juga pilihan.

Tapi itu delapan tahun lalu. Kini wisma tersohor Dolly itu menjadi tempat pemberdayaan warga. Menjadi sentra UMKM alas kaki dan bed cover hotel, Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mampu Jaya. Sekelompok warga Dolly dengan usaha bareng bikin alas kaki.

Belasan ibu-ibu warga asli Dolly sekitar Wisma Barbara mendapat manfaat atas perubahan fungsi wisma itu. “Lumayan bisa untuk tambahan penghasilan suami,” ucap Indah, salah satu anggota KUB Mampu Jaya, Jumat (11/3).

Saban hari, mereka sibuk menyelesiakan pesanan pelanggan.  Rata-rata adalah produk sandal, sepatu, sandal kulit, hingga sandal hotel. Selain aneka selimut dan bed cover hotel. Namun diperlukan kerja keras, ulet, dan kompak bersama semua anggota KUB.

Begitu Wisma Barbara berhenti beroperasi pada 2014, warga Putat Jaya ikut merasakan dampaknya. Maklum mereka yang membuka usaha jual makanan, rokok, dan aneka kebutuhan lain juga ikut bergantung kepada ramainya wisma.

Sampai akhirnya pada Oktober 2015, Wisma Barbara resmi menjadi KUB Mampu Jaya. Adalah putri tokoh setempat Atik Trianingsih (anak Pak RW) yang dipercaya menjadi Ketua Koordinator KUB itu.

Penutupan lokalisasi Dolly harus ditebus mahal. Tidak saja Pemkot Surabaya harus membeli Wisma Barbara dengan nilai tinggi, tapi juga bertanggung jawab atas warga sekitar Dolly. Mereka semula menggantungkan pekerjaan dari keramaian Dolly.

“Warga mendapat pelatihan khusus bikin sandal selama tiga bulan. Pelatihan begitu intensif. Keseriusan kami sehingga kami bisa memproduksi alas kaki. Termasuk kini dominan sandal hotel,” kata Atik.

Saat ini, masih stabil ada 15 warga yang konsisten bekerja di KUB Mampu Jaya. Sebelumnya sempat mencapai sekitar 30 warga. Namun seiringnya waktu, seleksi alam, kini tinggal separo. Jumlah ini sudah luar biasa karena sempat berkurang.

Belasan warga asli Dolly itulah yang saat ini bisa diandalkan menyelesaikan order dan pesanan sandal hotel. KUB Mampu Jaya setiap bulan menyelesiakan belasan ribu sandal hotel. Saat ini sebanyak 70 hotel mempercayakan kebutuhan sandal mereka ke KUB Mampu Jaya.

“Nilai keuntungan sandal per pasang biji memang kecil. Harga per pasang Rp 1.700. Tapi karena Kontinyu dan dalam jumlah besar sehingga dapat dirasakan,” jelas Atik.

Selain memenuhi kebutuhan sandal hotel seluruh Indonesia, UMKM Dolly itu juga menjadi pelanggan tetap 15 hotel berbintang di Surabaya. Namun hingga saat ini, sandal hotel produk Dolly masih untuk pemenuhan hotel bintang tiga.

“Kami akan terus meningkatkan kualitas produk kami. Sedang kami jajaki dan penuhi standar sandal hotel bintang lima. Mudah-mudahan produk kami mendapat kepercayaan kembali,” tambah Atik

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved