Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
TERBARU KASUS SUBANG, Nasib Yoris yang Tiba-tiba Sakit hingga Danu Diduga Kuat Sengaja Di-framing
Update terbaru kasus Subang kali ini membahas tentang nasib sejumlah saksi kunci, yakni Yoris dan Danu.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id, SUBANG - Update terbaru kasus Subang kali ini membahas tentang nasib sejumlah saksi kunci, yakni Yoris dan Danu.
Yoris Raja Amanullah alias Yoris tiba-tiba mengabarkan kondisinya sedang sakit.
Padahal, Yoris harus memenuhi panggilan penyidik Polda Jabar untuk pemeriksaan lanjutan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang tersebut.
Sementara itu, dugaan saksi Muhammad Ramdanu alias Danu sengaja diframing dalam kasus tewasnya Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu semakin menguat.
Dugaan ini muncul setelah kesaksian dua oknum petugas bantuan polisi (banpol) Polsek Jalancagak dibocorkan youtuber Anjas di Thailand.
Berikut ulasan selengkapnya.
1. Yoris tiba-tiba sakit
Yoris Raja Amanullah tiba-tiba mengabarkan kondisinya sedang sakit, padahal hari ini dipanggil polisi kembali untuk diperiksa kasus Subang.
Senin (7/34/2022), penyidik Polda Jabar kembali memanggil Yoris dan ayahnya, Yosef Hidayah untuk pemeriksaan lanjutan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang tersebut.
Namun, hanya Yosef yang menghadiri panggilan penyidik tersebut, sedangkan Yoris mengaku sedang sakit hingga pemeriksaan harus dijadwalkan ulang.
Hal itu diungkapkan oleh anggota Tim Kuasa Hukumnya, Fajar Sidik saat dihubungi reproter TribunJabar (grup SURYA.co.id).
Seperti diketahui, kasus Subang yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu ini sudah terjadi hampir 7 bulan.
Namun, jajaran Polda Jabar belum mengungkap pelaku dan motifnya. Akhir tahun 2021 lalu, Polda Jabar juga telah menyebarkan sektsa terduga pembunuhnya.
Dalam rilis itu, Kapolda Jabar Irjen Suntana juga berjanji akan mengungkap kasus itu awal tahun 2022. Namun, hingga bulan ketiga ini, belum ada pengungkapan.
Semantara, pemanggilan terhadap Yosef dan Yoris merupakan panggilan pertama sejak beberapa bulan ini.
"Sebetulnya bukan Pak Yosef saja yang dipanggil, tapi klien kami lainnya Yoris sebenernya dipanggil juga," ujar Fajar saat dihubungi melalui sambungan seluler, Senin.
Seperti dilansir dari Tribun Jabar dalam artikel 'TERUNGKAP Kondisi Yoris Saat Ini, Ketahuan Ketika Saksi Kunci Kasus Subang Itu Dipanggil Polda Jabar'.
"Yoris sakit, jadi hari ini cuman Pak Yosef saja. Cuman kami masih belum mengetahui, ya, agendanya apa tunggu aja nanti," katanya.
"Yoris diundur jadinya, kalo Pak Yosef pasti jadi hari ini," Fajar menambahkan.
2. Danu Diduga Kuat Sengaja Di-framing
Dugaan saksi Muhammad Ramdanu alias Danu sengaja diframing dalam kasus tewasnya Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu semakin menguat.
Dugaan ini muncul setelah kesaksian dua oknum petugas bantuan polisi (banpol) Polsek Jalancagak dibocorkan youtuber Anjas di Thailand.
Youtuber Anjas ini membeber hasil wawancara kepala Desa Jalancagak Indra Zainal Alim kepada dua oknum banpol terkait peristiwa tanggal 18 Agustus 2022 malam dan tanggal 19 Agustus 2022.
Saat itu oknum banpol ini meminta Danu masuk ke mobil Alphard yang sebelumnya dipakai untuk meletakkan jenazah Tuti dan Amel serta meminta membersihkan bak mandi di tempat kejadian perkata.
Sayangnya, hasil wawancara itu tidak diunggah Indra Zainal di channel youtube-nya, padahal sudah dibuat sejak akhir Oktober 2021.
Anjas pun akhirnya membeber kesaksian oknum banpol berinisial D alias C yang meminta Danu masuk ke mobil Alphard yang menjadi salah satu TKP.
Peristiwa itu terjadi pada malam hari setelah proses identifikasi TKP selesai atau tanggal 18 Agustus 2021.
“Malam hari setelah selesai identifikasi memang benar Danu itu saya ajak masuk ke mobil Alphard hitam tersebut,” ujar oknum banpol berinisial D.
Anjas menceritakan klarifikasi oknum banpol D yang berinisatif membawa mobil Alphard ke Polsek Jalan Cagak.
Hal itu lantaran tak ada rekannya yang mau membawa mobil itu.
Lalu, kata Anjas, banpol itu mengaku meminta bantuan Danu karena tidak ada temannya di TKP.
Rupanya tak hanya Danu, di sana juga ada pria bernama Heri.
Danu duduk di kursi belakang di sebelah kiri dan pria bernama Heri duduk di sampingnya.
Kesaksian banpol ini hanya untuk memastikan bahwa yang menyuruh Danu bukanlah polisi, tetapi banpol.
Kenapa saat itu yang disuruh Danu dan apakah itu bagian dari skenario untuk mem-framing Danu dengan meninggalkan jejaknya di TKP?
Menurut Anjas, kemungkinan itu bisa saja terjadi selain memang karena alasan saat itu kondisi sedang libur, masih PPKM dan tidak banyak petugas yang siap siaga.
Sementara terkait kesaksian banpol U yang meminta Danu menguras bak mandi TKP disebut karena perintah polisi.
Dalam keterangannya, banpol U mengatakan dirinya ditugaskan Jatrantras menguras bak di TKP.
Saat tiba di TKP, banpol U mengaku melihat pria bernama Danu dan meminta bantuannya menguras bak tersebut.
Ia mengaku saat meminta bantuan tersebut tak ada unsur pemaksaan atau pun hal-hal aneh lainnya.
Saat ditanya tujuan, kata Anjas, banpol U itu mengatakan diminta mengecek jika ada sesuatu yang tertinggal.
Hal ini juga memunculkan dugaan Danu sengaja diframing di kasus ini karena seharusnya pekerjaan menguras bak mandi itu sudah selesai ketika olah TKP.

Lalu, kenapa kesaksian banpol ini tidak diunggah Indra Zainal di channel youtube-nya meski sudah dibuat akhir Oktober 2022?
Hingga berita diunggah, belum ada klarifikasi Indra Zainal mengenai hal ini.
Namun, dilihat dari wawancara Indra Zainal yang tayang di channel youtube Freddy Sudaryanto Sport pafa 13 November 2022 tampak kades Jalancagak ini sudah yakin mengenai sosok banpol tersebut.
Indra mengakui sosok banpol memang ada.
Namun, dia sepakat dengan pernyataan polisi yang menyebut tidak ada keterlibatan banpol untuk menghilangkan barang bukti.
"Posisinya memang ada,"katanya.
Dia meminta keberadaan banpol ini untuk jangan terlalu dipermasalahkan lagi karena akan membuat kasusnya melebar kemana-mana.
Diungkapkan Indra, dia mengetahui soal banpol itu karena posisinya selalu mendampingi penyidik dalam rangka penyelidikan.
Bahkan dia ikut serta membantu penyidik untuk mengungkap barang bukti misalnya mencari keberadaan motor NMax biru yang diduga milik pelaku.
Indra juga mengklarifikasi sebenarnya oknum banpol ini hanya mengajak Danu atau meminta bantuan Danu, bukan menyuruhnya.
"Kalau menyuruh itu tolong dong.
Tapi ini kebetulan pada waktu itu Danu ada di seputaran TKP," ungkapnya.
Terkait, pernyaaan Danu yang mengaku dipaksa masuk mobil Alphard juga diklarifikasi Indra.
"Sebenarnya bukan dipaksa itu. Artinya mobil alphard sudah beres diidentifikasi. Sudah tidak ada lagi (pemeriksaan). Polisi tidak akan memindahkan BB ketika identifikais belum beres. Saya tidak mau fokus kemana-mana," tandas Indra.(*)