Perang Rusia vs Ukraina
RUSIA Hargai Tentaranya yang Tewas Rp 650 Juta Per Jiwa dan Prajurit Terluka Terima Rp 390 Juta
Sekitar 500 tentara Rusia tewas dan 1.500 terluka dalam invasi yang dilakukan Presiden Vladimir Putin ke Ukraina sejak Kamis (24/2/2022).
"Pesawat Kiamat" dapat beroperasi sebagai pusat komando dan kendali udara yang dapat digunakan untuk mengevakuasi pejabat tinggi dalam keadaan darurat.
Pesawat tersebut dilengkapi dengan teknologi untuk mengarahkan angkatan bersenjata jika terjadi bencana seperti perang nuklir.
Satu-satunya negara yang telah merancang dan memproduksi pesawat semacam itu adalah Amerika Serikat dan Rusia.
Menurut Angkatan Udara, pesawat kiamat dilindungi oleh gelombang elektromagnetik, terlindung dari efek nuklir dan termal.
Teknologi satelit yang digunakan di dalam pesawat juga menawarkan kemampuan komunikasi di seluruh dunia.
33 Korban Tewas di Ukraina
Setidaknya 33 orang tewas ketika pasukan Rusia menyerang daerah pemukiman, termasuk sekolah dan gedung apartemen bertingkat tinggi, di kota Chernihiv, Ukraina utara, Kamis (3/3/2022).
Layanan darurat Ukraina juga mengatakan 18 orang terluka dalam serangan itu.
Diketahui Kota Chernihiv terletak 120 kilometer (75 mil) timur laut Kyiv.
Wakil Wali Kota Chernihiv Regina Gusak mengatakan bahwa kota itu dilanda "serangan bom" Rusia, dikutip Tribunnews dari NDTV.
Layanan darurat Ukraina merilis gambar yang menunjukkan gumpalan asap keluar dari apartemen yang rusak berat, dengan puing-puing berserakan di halaman dan penyelamat membawa mayat dengan tandu.
“Pesawat Rusia juga menyerang dua sekolah di daerah Staraya Podusivka (di Chernihiv) dan rumah-rumah pribadi. Tim penyelamat sedang bekerja di daerah itu,” kata Gubernur wilayah Chernihiv, Vyacheslav Chaus.
Sejak menginvasi Ukraina seminggu yang lalu, Rusia mengatakan bahwa mereka tidak menargetkan wilayah sipil, meskipun ada bukti yang menyatakan sebaliknya.
Ukraina mengatakan sedikitnya 350 warga sipil telah tewas sejak Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan serangannya.
Serangan itu terjadi saat pejabat Ukraina dan Rusia berkumpul untuk membicarakan gencatan senjata di perbatasan Belarusia-Polandia, Kamis.