KKB Papua
NASIB 2 Anggota KKB Papua yang Ditangkap Setelah Meneror Distrik Ilaga, Polri Beri Perlakuan Baik
Berikut update terbaru nasib dua anggota KKB Papua yang ditangkap setelah meneror Distrik Ilaga. Polri beri perlakukan baik.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Berikut update terbaru nasib dua anggota KKB Papua yang ditangkap setelah meneror Distrik Ilaga.
Meski telah melakukan aksi teror, mereka tetap mendapat perlakuan baik dari Polri.
Melansir dari tribratanews.papua.polri.go.id, upaya Polri untuk tetap peduli kepada masyarakat merupakan salah satu tugas penting untuk menumbuhkan rasa kepercayaan masyarakat.
Tepat di Polres Puncak, 2 Anggota KKB Papua yakni Irinus Talenggen dan Nias Waker yang sebelumnya membuat onar di Kota Ilaga, langsung di periksa Tim Kesehatan Polri dengan mengukur tensi darah dan kesehatan tubuh 2 orang tersebut.
Ipda Dr. Muhammas Abdul Rochman selaku Tim Medis di Wilayah Puncak Ilaga mengatakan bahwa pemeriksaan ini adalah pemeriksaan secara rutin yang akan dilakukan.
“Kesehatan adalah hal terpenting, Jadi selain untuk anggota Polres yang ada.
Pemeriksaan juga dilakukan kepada Masyarakat serta Tahanan pun akan tetap di perhatikan,” ujarnya.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz Kombes Pol. Drs. Ahmad Musthofa Kamal, S.H menerangkan, Tim Medis yang ditempatkan di 5 wilayah Operasi merupakan bantuan untuk melayani kesehatan anggota dan masyarakat.
“Dan karena itu kehadiran Tim Medis merupakan hal yang sangat penting untuk mengetahui langsung kesehatan anggota dalam menjalankan tugas di wilayah dan juga kepada masyarakat,” pungkas Kasatgas Humas.
KKB Papua yang Menyerah Dapat Kesempatan Emas
Sementara itu, para anggota KKB Papua yang menyerah dan berjanji kembali ke NKRI akan mendapat kesempatan emas.
Yakni bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo ( Jokowi).
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Kepolisian Daerah atau Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri baru-baru ini.
"Memang benar Presiden beberapa waktu lalu menyatakan bersedia menemui mantan KKB Papua yang sudah sadar dan ingin bersama saudaranya membangun daerah,” ucap Kapolda Papua dikutip dari ANTARA, Selasa (28/12/2021).
Namun, menurut Mathius, syaratnya adalah para mantan anggota KKB Papua itu harus benar-benar insaf dan tak lagi menebar aksi teror.
“Namun, mereka atau mantan KKB Papua itu harus benar-benar tidak lagi menebar aksi teror bersenjata di Papua.”
Mathius mengaku telah meminta tokoh agama turut mengambil peran dalam memberikan pemahaman kepada KKB Papua.
Hal itu perlu dilakukan agar mereka tidak lagi mengganggu warga dan aparat keamanan, tetapi turut serta secara aktif membangun daerahnya Papua.
"Peran tokoh agama sangat penting karena kelompok yang belum sepaham dengan kita bila terus didekati, saya yakin suatu saat mereka akan sadar,” ujar Mathius.
“Apalagi Polda Papua membuat terobosan dengan merekrut 2.000 bintara melalui Program Bintara Noken yang dibiayai melalui dana otonomi khusus.”
Saat ini, dari 2.000 calon bintara itu, sebanyak 1.998 orang telah dilantik. Mereka nantinya akan ditugaskan di daerah asal mereka atau polres di mana mereka mendaftar.
Adapun dua siswa bintara polisi yang tidak dilantik itu, salah seorang di antaranya meninggal akibat kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Jambi.
Kehadiran bintara noken, kata Mathius, diharapkan menjadi jembatan yang akan membuat keluarga mereka yang selama ini masih berseberangan mau kembali ke pangkuan NKRI.
“Termasuk bersedia meletakkan senjatanya, sehingga masyarakat bisa menikmati hasil pembangunan,” kata Irjen Pol Mathius.
Sebelumnya, anggota KKB Papua menyerah bertambah lagi, kini giliran anggota separatis di wilayah Yapen.
Anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Kampung Ambaidiru, Distrik Kosiwo menyerahkan diri ke Polres Yapen yang disaksikan Asisten II Bupati Kepulauan Yapen, Edy Mudumi, serta para kepala kampung setempat.
Mereka mengakui bahwa mereka telah salah jalan dan ingin kembali ke NKRI.
Melansir dari ANTARA, Kepala Satgas Humas Ops Nemangkawi, Komisaris Besar Polisi Ahmad M Kamal, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan, penyerahan diri kepada petugas negara anggota KKB Papua di Distrik Kosiwo itu agar dapat menular kepada yang lain.

Sehingga situasi kamtibmas di Kabupaten Yapen lebih kondusif.
"Kondisi kondusif, sehingga kita bisa konsentrasi membangun daerah dengan meningkatkan SDM maupun sarana-prasarana untuk mendukung kehidupan masyarakat untuk menciptakan kemakmuran," kata dia.
Prosesi penyerahan diri kelompok bersenjata yang juga sering disebut KKB itu terjadi di lapangan Markas Polres Yapen, Sabtu (18/12), dan juga disaksikan Kepala Kesbangpol Kabupaten Yapen, Sony Woria.
Salah satu anggota KKB Papua Ambaidiru yang menyerahkan diri mengatakan mereka telah salah memilih jalan, sehingga memutuskan kembali ke NKRI mewujudkan persatuan Republik Indonesia.
"Bapak kepala Polres sudah sampaikan kita tidak perlu lagi merdeka, kami semua sudah sepakat untuk mengantarkan diri ke sini dan mengaku kesalahan-kesalahan kami.
Oleh karena itu sekarang kami mau kembali dan bersatu bersama-sama dalam memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.
Adapun Kepala Polres Yapen, AKBP Ferdyan I Fahmi, mengatakan, aparat keamanan di Kepulauan Yapen mempunyai mempunyai komitmen tinggi untuk menjaga wilayah.
"Masyarakat Yapen telah kami anggap sebagai bagian dari keluarga. Kami TNI-Polri, termasuk juga pemerintah daerah tidak tinggal diam," kata dia.
Menurut dia, setelah petugas melakukan penegakan hukum di Kepulauan Yapen, TNI dan polisi berupaya melakukan itu secara persuasif dan humanis untuk memberikan pemahaman serta meyakinkan masyarakat Yapen bahwa alat negara di di Kepulauan Yapen bagian keluarga, bukan musuh.
"Kami hadir di sini membantu pemerintah daerah untuk membangun Kepulauan Yapen dan membantu percepatan kesejahteraan untuk bisa dirasakan seluruh masyarakat, dari sisi pendidikan dan dari sisi kesehatan," kata dia.
TNI dan polisi saat ini juga fokus melindungi masyarakat serta menjaga masyarakat dalam menyongsong perayaan Natal kali ini.
"Kami harus pastikan bahwa perayaan Natal berjalan secara damai, aman, penuh suka cita dan hikmat sehingga saudara kita semua yang merayakan Natal dapat melaksanakan ibadah secara tenang," ujarnya.
Ia menyambut baik upaya nyata dari kelompok bersenjata Kampung Ambaidiru menyerahkan diri dan menyatakan setia kepada Indonesia.
"Papua dari dulu adalah Indonesia, Indonesia adalah Papua jadi sudah tidak ada lagi perjuangan-perjuangan yang di luar, tidak ada lagi yang namanya perjuangan mengatasnamakan Papua Merdeka atau West Papua, Papua Barat," kata dia.(*)