Berita Surabaya

Kota Madiun PPKM Level 4 dan 22 Daerah PPKM Level 3, 3T Kembali Diperkuat di Jatim

Masih dalam data yang sama, rerata tambahan Bed Occupancy Rate (BOR) di Jatim yakni 32,64 persen per minggu.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Titis Jati Permata
tribun jatim/sofyan arif candra
Pemkot Madiun saat membuka gerai Vaksinasi Covid-19 di Taman Sumber Wangi, Jalan Pahlawan, Kota Madiun. Kota Madiun kini kembali PPKM Level 4 

"Ajaklah keluarga di sekitar untuk melakukan percepatan vaksinasi. Utamanya yang belum sama sekali mendapatkan dosis vaksinnya. Jika memang sudah vaksin dosis 1 dan 2, ajaklah untuk segera melakukan vaksinasi dosis 3," pintanya.

Selain vaksin, perisai utama yang juga menjadi penghadang transmisi covid-19 adalah penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat.

"Jangan lupa menggunakan masker yang benar dan jaga jarak. 5 M harus diperketat pelaksanaannya. Ingat covid-19 masih bertransmisi," ujar Khofifah.

Kini meski masih terdapat penambahan kasus, lanjut Khofifah, keadaan Covid-19 di Jatim cukup terkendali.

Masih dalam data yang sama, rerata tambahan Bed Occupancy Rate (BOR) di Jatim yakni 32,64 persen per minggu.

Di mana BOR Isolasi di RS menunjukan angka 40 persen, untuk BOR ICU RS mencapai 34 persen, BOR Isolasi Terpusat (Isoter) mencapai 23 persen dan BOR RS Darurat Covid-19 mencapai 17 persen. Dimana standar WHO adalah dibawah 60 persen.

Baca juga: Satgas Pangan Antisipasi Penimbunan Minyak Goreng di Gudang Distributor Kabupaten Mojokerto

Meskipun demikian, Khofifah terus mengingatkan, dengan angka positivity rate yang masih cukup tinggi yakni 15,81 persen. Kasus masih dimungkinkan untuk naik kembali.

Tampak pada tanggal 22 Februari 2022 kasus harian Covid-19 mencapai 7.568 kasus setelah sempat turun pada tanggal 21 yakni 3.621 kasus.

Khofifah mengimbau 4 pilar yang ada di desa/ kelurahan, yakni Babinsa, Babinkamtibmas, Bidan Desa, dan Kepala Desa / lurah untuk melakukan proses tracing dan testing secara optimal.
Pasalnya, dalam data tercatat kapasitas testing masih terbatas.

"Saya mohon standar WHO yakni 1:15 untuk pelaksanaan tracing dan testing kontak erat harus dijadikan pedoman dan dilaksanakan berdasarkan standar," ucapnya.

BACA BERITA SURABAYA LAINNYA

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved