Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
UPDATE PEMBUNUHAN SUBANG, Pesan Ayah Danu Bikin Sang Anak Nangis Sesenggukan Sampai Bersimpuh
Muhammad Ramdanu alias Danu dibuat menangis sesenggukan saat bersimpuh dan mendapat pesan dari ayah serta ibunya.
Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Adrianus Adhi
Meski mengaku merasa gugup hingga tegang, baginya pengalaman menjadi saksi dan memberikan keterangan adalah sesuatu yang baru.
Oleh karena itu, Danu tak menampik dirinya pun pernah merasa syok hingga trauma.
“Jadi apa ya, mungkin baru, namanya juga baru, pasti syok dan trauma itu campur aduk,” kata dia.
Danu menceritakan sebelum tragedi kasus Subang, kesehariannya ia habiskan bekerja di yayasan dan warnet.
Ia juga mengaku kerap membantu kedua korban saat bekerja di yayasan.
Terakhir, Danu mengungkapkan harapannya agar kasus Subang segera diungkap polisi.
Tudingan Pada Danu Terpatahkan
Pernyataan Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo bahwa polisi masih mengejar buronan atau DPO (daftar pencarian orang) kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, disambut gembira kubu Muhammad Ramdanu alias Danu.
Dengan status pelaku yang masuk DPO, kuasa hukum Danu, Achmad Taufan Soedirjo memastikan bahwa kecurigaan terhadap kliennya sudah terpatahkan.
"Kami bersyukur bahwa klien kami yang akhir-akhir ini disudutkan dan dicurigai oleh pihak-pihak tertentu, akhirnya terpatahkan," kata Taufan seperti dikutip dari channel youtube Heri Susanto.
Dengan status DPO itu mengindikasikan bahwa pelaku pembunuhan ini dari luar atau bukan termasuk daftar saksi yang selama ini diperiksa polisi.
Hal ini, menurut Taufan adalah progres yang baik untuk mengusut tuntas kasus ini.
Dari analisisnya, jika pelaku pembunuhan dari luar, biasanya tidak punya tendensi, dendam atau ikatan asmara. Dan, biasanya mereka adalah kelompok profesional yang memiliki keahlian melakukan eksekusi pembunuhan.
Hal ini dimungkinkan karena sudah lima bulan kasus ini terjadi, polisi juga belum bisa mengungkapnya.
"Kesulitan ini lah yang mengindikasikan mereka profesional. Mengerti SOP-SOP penyidik. Ditambah minimnya bukti pendukung, CCTV buram.
Jejak atau sidik jari juga sulit ditemukan karena pelaku merapikan perbuatannya dengan baik. Kalau orang awam sulit," katanya.
Taufan berharap DPO ini bisa segera ditangkap sehingga bisa diketahui siapa-siapa saja di belakangnya.
"Kalau pelaku dari luar, pelaku tidak ada tendensi apapun. Dia hanya menjalankan tugas.
Siapa yang memberi tugas, siapa yang membayar, siapa yang berkepentingan di sini," katanya.
Taufan juga mencermati kondisi TKP saat kejadian, dimana kondisi rumah tidak ada yang rusak serta tidak ada satu pun barang yang hilang kecuali tiga ponsel Amalia.
Dia menduga, ada pihak yang memudahkan pelaku melakukan aksinya tersebut.
"Pembunuhan dilakukan jam 11-12 (malam) dan yang dahulu adalah ibu tuti. Ini sudah hilang asumsi tentang asmara.
Ini pasti ada motif lain yang harus ditelusuri polisi. Kalau motif ketemu, akan relatif mudah," katanya.
Taufan menduga ada kepentingan besar di balik pembunuhan ini karena mengorbankan seseorang sebagai pelakunya.
"Bukan hanya sakit hati semata. Tapi ini dendam atau kepentingan besar yang sifatnya global. Saya yakin posisi Danu, jauh dari motif-motif itu," katanya.
Menurut Taufan, pembunuhan ini sudah direncanakan beberapa bulan sebelumnya. Sudah dipelajari dan sudah diarahkan.
Namun, dia yakin pembunuhan ini akan segera terungkap karena tidak ada kejahatan yang sempurna.