Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

UPDATE PEMBUNUHAN SUBANG, Pesan Ayah Danu Bikin Sang Anak Nangis Sesenggukan Sampai Bersimpuh

Muhammad Ramdanu alias Danu dibuat menangis sesenggukan saat bersimpuh dan mendapat pesan dari ayah serta ibunya.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Adrianus Adhi
Youtube
Muhammad Ramdanu saat bersimpuh di kaki kedua orang tuanya sambil menangis 

SURYA.CO.ID - Muhammad Ramdanu alias Danu dibuat menangis sesenggukan saat bersimpuh dan mendapat pesan dari ayah serta ibunya.

Perlakuan Danu kepada orang tuanya, cukup membuat beberapa pihak terkejut.

Terlebih, Danu kerap menjadi sorotan di tengah kasus pembunuhan Subang yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.

Baca juga: KASUS SUBANG TERBARU Danu Ubah Gaya Rambut dan Tak Lagi Mirip Sosok di Sketsa Pembunuhan

Hal itu seperti yang diunggah dalam tayangan Youtube Herry Susanto, Sabtu (22/1/2022).

Kepada kedua orang tuanya, Danu bersimpuh meminta maaf atas segala kesalahannya sembari menangis sesenggukan.

Sebelum itu, Danu bahkan sempat mencuci kaki kedua orang tuanya tersebut dan menciumnya.

Entah apa yang dirasakan Danu di hari itu sehingga membuatnya tak kuasa membendung tangisannya.

“Mah, hampura nya mah,” ucap Danu meminta maaf sembari bersimpuh.

Kemudian ibu Danu pun memegangi kepala Danu sembari mendoakannya.

“Cing sabar nya, cing jadi anak soleh, nurut, ulah ngalawan wae,” ucap ibu Danu sembari menangis.

Setelah selesai meminta maaf kepada sang ibu, Danu juga meminta maaf kepada sang ayah.

Tangis Danu pun kembali pecah, saat sang ayah memberikan pesan dan doa untuknya.

“Yah, hampura mun boga salah (Ayah, minta maaf jika saya punya kesalahan),” ucap Danu.

Kemudian ayah Danu langsung memberikan pesan agar putra satu-satunya itu kuat menghadapi cobaan.

“Kamu harus tabah menghadapi cobaan ini ya, Danu harus kuat.”

“Apa pun yang orang lain katakan, serahkan diri kepada Allah SWT.”

“Apa pun itu masalahnya kembalikan kepada Allah,” ujar ayah Danu.

Sontak perkataan sang ayah itu membuat Danu menangis sesenggukan.

Selain kepada kedua orang tuanya, Danu juga meminta maaf kepada uwaknya.

Lantas uwaknya itu juga mendoakan agar Danu ikhlas dan tetap rendah hati.

Usut punya usut, Danu melakukan permintaan maaf tersebut sebagai tanda jasa.

Danu meminta maaf kepada kedua orang tuanya dan orang terdekatnya karena ia sedang berulang tahun.

Diketahui, saksi kasus Subang itu baru menginjak usia ke-22.

Danu Curhat Soal Kesehariannya Usai Jadi Saksi dalam Kasus Pembunuhan

Lima bulan dibayang-bayangi sorotan tersebut, kini Danu blak-blakan curhat perasaannya menjadi saksi dalam kasus Subang.

Hal ini diungkapkan Danu dalam podcast di kanal Youtube Monogram Production.

Dalam podcast tersebut, awalnya Danu menceritaka kegiatan sehari-harinya.

Ia menceritakan kegiatan sehari-hari untuk mengisi waktu luang yang dilakukan bermain gim.

Selain itu, baru-baru ini menjadi youtuber pemula, Danu mengaku kini kegiatannya juga membuat konten.

Danu juga bersyukur dalam waktu tak lama, konten YouTube-nya itu sudah mendapat gaji (monetisasi).

Menurutnya keberuntungan tersebut juga karena berkat pendukungnya selama ini.

Bicara pendukung, lalu Danu pun disinggung bagaimana perasaannya kini mendapat sorotan dan punya penggemar.

Pemuda 21 tahun menjawab sejauh ini dukungan dari masyarakat itu tak mengganggunya.

Ia mengaku justru dirinya cuek disebut punya banyak penggemar tersebut.

Namun, Danu juga sekaligus bersyukur karena ada sejumlah orang yang peduli kepadanya.

“Jujur, alhamdulillah, tapi cuek sih Danu mah,” ujar Danu.

Danu juga disinggung perasaan dan kondisinya apakah pusing terus dikait-kaitkan dalam kasus Subang.

Menanggapi hal tersebut, Danu curhat perasaannya, mengaku dirinya pun pusing, tertekan hingga trauma.

Namun, Danu mengaku bersyukur karena berkat orang yang mendukungnya ia bisa mengatasi hal tersebut.

“Kalau pusing ya mungkin keinget-inget lagi lah gitu,” ungkap Danu.

Saat disinggung pengalamannya bulak-balik ke kantor polisi, Danu pun curhatan menjadi saksi kasus Subang tersebut.

Selama proses pemeriksaan ia mengaku awalnya tidak merasa tegang.

Namun, setelah masuk ke ruangan pemeriksaan ia mulai merasakan tegang.

“Asalnya itu biasa aja, tapi kalau udah masuk itu, subhanallah gitu, tegang pasti,” ungkap Danu.

Danu membeberkan rata-rata ia menjalani pemeriksaan menghabiskan waktu 6 sampai 9 jam.

Meski mengaku merasa gugup hingga tegang, baginya pengalaman menjadi saksi dan memberikan keterangan adalah sesuatu yang baru.

Oleh karena itu, Danu tak menampik dirinya pun pernah merasa syok hingga trauma.

“Jadi apa ya, mungkin baru, namanya juga baru, pasti syok dan trauma itu campur aduk,” kata dia.

Danu menceritakan sebelum tragedi kasus Subang, kesehariannya ia habiskan bekerja di yayasan dan warnet.

Ia juga mengaku kerap membantu kedua korban saat bekerja di yayasan.

Terakhir, Danu mengungkapkan harapannya agar kasus Subang segera diungkap polisi.

Tudingan Pada Danu Terpatahkan

Pernyataan Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo bahwa polisi masih mengejar buronan atau DPO (daftar pencarian orang) kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, disambut gembira kubu Muhammad Ramdanu alias Danu

Dengan status pelaku yang masuk DPO, kuasa hukum Danu, Achmad Taufan Soedirjo memastikan bahwa kecurigaan terhadap kliennya sudah terpatahkan. 

"Kami bersyukur bahwa klien kami yang akhir-akhir ini disudutkan dan dicurigai oleh pihak-pihak tertentu, akhirnya terpatahkan," kata Taufan seperti dikutip dari channel youtube Heri Susanto. 

Dengan status DPO itu mengindikasikan bahwa pelaku pembunuhan ini dari luar atau bukan termasuk daftar saksi yang selama ini diperiksa polisi. 

Hal ini, menurut Taufan adalah progres yang baik untuk mengusut tuntas kasus ini. 

Dari analisisnya, jika pelaku pembunuhan dari luar, biasanya tidak punya tendensi, dendam atau ikatan asmara. Dan, biasanya mereka adalah kelompok profesional yang memiliki keahlian melakukan eksekusi pembunuhan. 

Hal ini dimungkinkan karena sudah lima bulan kasus ini terjadi, polisi juga belum bisa mengungkapnya.

"Kesulitan ini lah yang mengindikasikan mereka profesional. Mengerti SOP-SOP penyidik. Ditambah minimnya bukti pendukung, CCTV buram.
Jejak atau sidik jari juga sulit ditemukan karena pelaku merapikan perbuatannya dengan baik. Kalau orang awam sulit," katanya. 

Taufan berharap DPO ini bisa segera ditangkap sehingga bisa diketahui siapa-siapa saja di belakangnya. 

"Kalau pelaku dari luar, pelaku tidak ada tendensi apapun. Dia hanya menjalankan tugas.
Siapa yang memberi tugas, siapa yang membayar, siapa yang berkepentingan di sini," katanya. 

Taufan juga mencermati kondisi TKP saat kejadian, dimana kondisi rumah tidak ada yang rusak serta tidak ada satu pun barang yang hilang kecuali tiga ponsel Amalia.

Dia menduga, ada pihak yang memudahkan pelaku melakukan aksinya tersebut.  

"Pembunuhan dilakukan jam 11-12 (malam) dan yang dahulu adalah ibu tuti. Ini sudah hilang asumsi tentang asmara.
Ini pasti ada motif lain yang harus ditelusuri polisi. Kalau motif ketemu, akan relatif mudah," katanya. 

Taufan menduga ada kepentingan besar di balik pembunuhan ini karena mengorbankan seseorang sebagai pelakunya. 

"Bukan hanya sakit hati semata. Tapi ini dendam atau kepentingan besar yang sifatnya global. Saya yakin posisi Danu, jauh dari motif-motif itu," katanya. 

Menurut Taufan, pembunuhan ini sudah direncanakan beberapa bulan sebelumnya. Sudah dipelajari dan sudah diarahkan. 

Namun, dia yakin pembunuhan ini akan segera terungkap karena tidak ada kejahatan yang sempurna.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved