Berita Lamongan

VIRAL Video Pengantin Kebanjiran di Lamongan, Mempelai Perempuan Naik Perahu Menuju KUA Sejauh 4 Km

Video yang menampilkan adegan mempelai perempuan naik perahu menuju KUA jadi viral di jagat media sosial Lamongan.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Cak Sur
Istimewa/Tangkapan layar
Tangkapan layar video pengantin perempuan naik perahu sejauh 4 km menuju KUA untuk melangsungkan akad nikah, Sabtu (22/1/2022). 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Hari pernikahan adalah momen sakral bagi calon mempelai dan selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu.

Bahkan ketika bencana alam seperti banjir yang melanda wilayah kediaman sang pengantin, tetap tidak mungkin hari yang sudah ditetapkan jauh-jauh hari itu kemudian ditunda atau bahkan dibatalkan.

Ya seperti sebuah video yang menampilkan adegan mempelai perempuan naik perahu viral di jagat media sosial Lamongan.

Dalam video itu, pengantin perempuan dengan dandanannya yang terlihat cantik itu naik perahu bersama beberapa orang.

Diketahui, calon pengantin perempuan itu ternyata akan berangkat ke Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Turi, untuk melangsungkan akad nikah dengan pria idamannya.

Bahkan tidak hanya satu video, ada 2 video yang beredar di medsos. Yaitu saat-saat calon pengantin perempuan naik perahu dan ketika sang mempelai perempuan di atas perahu yang ada di Bengawan Jero.

Video berdurasi 25 detik dan 1 menit itu lokasinya ada di Desa Kepudibener, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan. Memang masuk wilayah Bengawan Jero yang jadi langganan banjir tiap musim penghujan seperti sekarang ini.

Salah seorang warga Desa Kepudibener, Thohari membenarkan bahwa video yang beredar itu terjadi di desanya.

"Benar mas, itu kejadian tadi pagi di desa saya, Desa Kepudibener," kata Thohari kepada SURYA.CO.ID, Sabtu (22/1/2022).

Pasangan calon pengantin itu, menurut Thohari, masih satu desa dengannya.

"Pengantinnya namanya Mas Alek dan Fitri," katanya.

Dalam video itu, Fitri nampak dibantu oleh seseorang untuk naik perahu. Perahu menjadi alat transportasi satu-satunya karena desa mereka dikepung banjir.

Semua jalan desa tertutup banjir, sehingga untuk mencapai KUA yang berjarak 4 km dari desanya hanya bisa ditempuh dengan naik perahu atau jalan kaki.

Baru beralih naik sepeda motor jika tiba di jalan poros kecamatan untuk menuju Kantor Urusan Agama (KUA).

Pasangan ini hanya menggelar akad nikah saja di kantor KUA Kecamatan Turi, dan belum sampai menggelar hajatan.

"Kalau acara hajatannya mungkin saat kemarau nanti," ungkap Thohari.

Banjir di desanya kali ini, lanjut Thohari, lebih tinggi dibanding dengan banjir sebelumnya. Banjir kali ini sampai membuat sebagian jalan kampung banyak yang tergenang.

Ada 41 desa di 5 kecamatan yang kebanjiran tersebar di Kecamatan Turi, Kalitengah, Deket, Glagah dan Karangbinangun.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved