Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
TERBARU KASUS SUBANG, Giliran Kades Jalancagak Curigai Danu, Tahu Mayat di Alphard Sebelum Inafis?
Polda Jabar belum juga merilis pelaku dan dalang kasus yang menewaskan warga Jalancagak, Subang, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
SURYA.CO.ID, SUBANG - Hari ini, Selasa (18/1/2022), genap lima bulan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat terjadi.
Polda Jabar belum juga merilis pelaku dan dalang kasus yang menewaskan warga Jalancagak, Subang, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Justru, kini makin ramai aksi saling tuding menuding di antara para saksi.
Terbaru, Kepala Desa Jalancagak Indra Zainal Alim, membuat video yang seolah memojokkan saksi Muhammad Ramdanu alias Danu.
Indra Zainal Alim melalui akun youtube Indra Zainal Chanel kembali mengulik pengakuan Danu tentang kejadian pembunuhan itu, lalu menuliskan asumsinya dalam video tersebut.
Baca juga: DANU Tak Rela Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Ditutup Polisi, 5 Bulan Telanjur Jadi Tertuduh
Di antaranya terkait pengakuan Danu ketika pagi-pagi Yosef datang ke rumahnya untuk mengabarkan bahwa Tuti dan Amel diculik.
Saat itu, Danu segera bangun dari tidurnya dan langsung menuju ke TKP.
Di rumah TKP Danu melihat sudah ada Yosef Hidayah dan warga.
Danu juga mengaku sempat masuk ke dalam rumah untuk melihat area kamar hingga pintu belakang.
Dia juga sempat melihat rumah acak-acakan dan darah di TKP.
Setelah itu dia ke luar diikuti Yosef.
Selesai menceritakan hal itu, Danu lalu mengaku mendengar perkataan warga bahwa jenazah ada di bagasi.
Hal ini lah yang disoroti Indra Zainal.
"Keterangan yang lain hanya kaki, tapi keterangan Danu jenazah," tulis Indra di videonya.
Setelah itu Danu lalu melihat Yosef melongok ke mobil dan Danu meyakini kalau Yosef melihat Amel dan Tuti di dalam mobil.
Ini lagi-lagi menjadi catatan Indra.
"Dari cepatnya danu datang, masuk keluar TKP sudahkah tim Inafis datang?"
Sampai Danu meyakini jenazah Amel dan bu Tuti di bagasi, sedangkan keterangan warga dan pak yosef hanya terlihat kaki," tulis Indra lagi.
Keterangan lain Danu yang membuat Indra curiga adalah saat Danu mengaku menangis di pinggir jalan dan menyampaikan sesuatu ke Wahyu, kepala sekolah di yayasan Yosef.
Saat itu, Danu mengatakan ke Wahyu kalau Amel dan Tuti sudah meninggal di bagasi.
"Danu tidak melihat tapi sudah tahu ibu Tut dan Amel di bagasi,"
"Sudah ada kah tim inafis sekitaran jam ini sampai danu sudah tau ada ibu dan amel di bagasi," tulis Indra lagi.
Memperkuat kecurigaannya tentang Danu, Indra lalu mengunggah kembali video pengakuannya di sebuah channel youtube.
Di video itu, Indra menyebutkan bahwa dia diberitahu ketua RT tentang kejadian itu pada pukul 07/30 WIB.
Saat itu, informasinya masih perampokan, bukan pembunuhan.
Lalu, jam 07.45 dia mendatangi TKP dan dia melihat sudah banyak orang, sudah ada kepolisian sektor Jalan Cagak.
Saat itu lah dia ditanya oleh polisi tentang kaki yang terlihat dari dalam mobil.
"Nah, kebetulan pada waktu itu, saya melihat dan masuk minta izin ke daerah TKP, saya datang. Saya didatangi oleh seorang anggota polisi dan bertanyab pak kades, hafal gak itu kaki siapa.
Pada waktu saya bilang, itu kaki wak tuti. Saya hafal betul," katanya.
Pengakuan Indra ini ingin memperkuat bahwa sebelum tim Inafis datang, tidak ada yang tahu kalau ada dua jenazah di dalam mobil Alphard.
Itu artinya, dia mencurigai keterangan Danu yang mengaku sudah tahu ada jenazah Tuti dan Amel di dalam mobil Alphard sebelum tim Inafis datang.
Unggahan Indra ini pun langsung mendapat banyak reakssi.
Ada yang mendukung langkah Kades ikut membantu mengungkap kasus ini, namun tidak sedikit yang justru membully karena keterpihakan Indra pada salah satu pihak di kasus ini.
Hingga berita diunggah, belum ada tanggapan dari kuasa hukum Danu terkait kecurigaan Indra tersebut.
Pengacara Danu mau lapor presiden
Sebelumnya, kuasa hukum Danu, Achmad Taufan Soerdirjo berancang-ancang melaporkan kronologis kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang versi mereka ke Presiden Jokowi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Jabar Irjen Suntana.
Seperti diketahui, pengacara Yoris dan Yosef, Rohman Hidayat terus berkoar-koar bahwa Danu terlibat dalam pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Rohman awalnya menyebut bahwa sosok di sketsa yang dirilis polisi mirip dengan saksi yang memberikan keterangan berubah-ubah.
Meski tak menyebut nama Danu, namun banyak yang menduga statemen Rohman itu ditujukan ke Danu.
Baca juga: Manuver Yoris di Kasus Subang, dari Musuhi Yosef Berbalik Curigai Danu, Ini Titik Balik Pemicunya
Apalagi setelah itu, Rohman menyebut bahwa Yoris berpindah kuasa hukum ke pihaknya karena curiga Danu terlibat dalam kasus ini.
Terkait hal ini, menurut Taufan, statamen-statemen Rohman ini justru menimbulkan kecurigaan balik.
"Statemen itu malah menunjukkan bahwa yang meyampaikan statemen atau yang cuap-cuap itu yang harus diperiksa sama polisi," kata Taufan dikutip dari channel youtube Heri Susanto, Senin (10/1/2022).
Terkait BAP yang berubah-ubah, menurut Taufan tidak hanya Danu yang melakukan itu.
"Kita juga pernah jadi kuasa hukum Yoris. Emangnya Yoris tidak berubah? ada yang berubah," kata Taufan.
Menurutnya, keterangan saksi yang berubah-ubah itu hal yang biasa, bahkan di kasus-kasus sebelumnya yang dia tangani sering terjadi itu.
Karena itu, dia justru tergelitik jika ada saksi yang memberikan keterangan berubah-ubah dicurigai sebagai pelaku.
Taufan justru curiga pihak Rohman yang seorang-olah faham benar terkait BAP karena harusnya itu bersifat rahasia.
"Malah saya curiga, ada apa ini antara penyidik dan pengacara Pak Yoris/Yosef, sepertinya kok tahu banget dalamnya BAP. BAP itu rahasia," katanya.
Rohman lalu memberikan pesan ke kubu Yosef agar tidak memberikan statemen yang menuduh atau memojokkan pihak lain.
"Masyarakat kita udah pinter.
Kita bukan kapastisa menuduh, kita urus klien kita masing-masing, Investiagasi, pastikan klien kita tidak bersalah.
Yang patut menduga-duga, mencurigai itu biarlah polisi.
Polisi sudah tingkat internasional," katanya.
Terkait statemen Rohman yang menyebut Yoris mendengar Danu menudih Yosef dan Mimin sebagai pelaku kasus ini, Taufan memastikan statemen itu tidak berdasar.
"Kami pada saat itu jadi kuasa hukum mereka. Gak pernah mereka diperiksa satu ruangan," katanya.
Agar masalah ini segera tuntas, Taufan berencana membuat sebuah kronologis lengkap versi mereka.
Kronologi ini nantinya akan dikirimkan ke Presiden Jokowi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Jabar Suntana.
"Kita sama-sama sampaikan kronmologis versi kita.
Nanti kita kirimkan ke Presiden Jokowi, Kapolri dan Kapolda.
Ini kronologis dan asumsi dugaan kami, untuk bisa menjadi tambahan petunjuk bagi kepolisian," katanya.
"Kita gak usah bercuap-cuap di media," katanya.
Danu Jadi Incaran

Rencana Taufan ini juga disampaikan saat wawancara dengan Tribunnews pada Jumat (31/1/2021).
Menurutnya, sejak awal kemunculan Danu ke publik, ia kerap dikaitkan dengan pembunuhan ibu dan anak di Subang lantaran ia nekat mausk ke TKP setelah kejadian.
Tak hanya itu, pengakuan Danu pada tim penyidik saat dimintai keterangan pun kerap berubah-ubah.
Menurut kuasa hukum danu, Achmad Taufan, hal itu yang membuat kliennya seakan menjadi incaran polisi dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Dalam wawancara dengan Tribunnews, Jumat (31/12/2021) lalu, Taufan menjelaskan pihaknya sudah punya kronologis lengkap tentang pembelaan danu.
“Keyakinan kami memang kami sudah punya satu kronologis lengkap tentang pembelaan Danu,” ujar kuasa hukum Danu, dikutip dalam artikel "Kasus Subang Pagi, Kuasa Hukum Sebut Danu Sejak Awal Sudah Diincar Polisi, Siapkan Bantahan".
Untuk lebih jelasnya, Taufan mengatakan untuk saat ini pihaknya belum bisa membeberkan untuk publik.
Ia mengklaim upaya dari kronologis pembelaan Danu tersebut akan menjadi senjata timnya.
“Ini memang menjadi senjata kita,” ujarnya.
Kendati begitu, Achmad Taufan menegaskan sampai saat ini pihaknya masih meyakini bahwa Danu bukan pelaku rajapati kasus Subang tersebut.
Kemudian Taufan membeberkan keyakinannya itu lantaran berdasarkan pengamatannya bahwa pelaku adalah seorang yang profesional.
Menurutnya pelaku merancang kejahatannya hingga berbagai pihak dari Mabes Polri dan lainnya terjun menangani kasus Subang tersebut.
Ia pun menilai sejatinya Mabes Polri terjun kasus perampasan nyawa biasanya cepat diungkap.
Namun demikian, ia mendapat kenyataan meski sudah dibantu Mabes Polri, kasus Subang belum kunjung diungkap. (tribun jabar)
Ikuti berita selengkapnya terkait pembunuhan ibu dan anak di Subang >>>