Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

TERBARU KASUS SUBANG, Pembunuh Tak Harus Orang Profesional, Kriminolog UI Uraikan Kelemahan Polisi

Meski polisi sudah merilis sketsa wajah terduga pelaku pembunuh Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu, namun hal itu tidak cukup disidangkan

Editor: Musahadah
kolase kompas tv/tribun jabar
Kriminolog UI Adrianus Meliala menyebut sketsa terduga pembunuhan ibu dan anak di Subang tak akan cukup membawa perkara ini ke persidangan. 

"Saya berpendapat bahwa sketsa wajah terduga pelaku yang dirilis Polda Jabar ada saksi yang cocok dari saksi yang diperiksa berlarut-larut serta yang memberikan keterangan yang berubah-ubah," ucap Rohman kepada TribunJabar.id belum lama ini.

Menurut Rohman, ia berpendapat terkait dengan sketsa wajah terduga pelaku yang masih berada dilingkaran 69 saksi ini sesuai dengan fakta-fakta yang sudah lalui sejauh ini dari kasus tersebut.

 "Jadi begini, saya berpendapat berdasarkan fakta-fakta yang ada kemudian saksi-saksi yang berada disekitar saya melihat identifikasi sketsa itu yang disampaikan oleh Polda saya meyakini itu sudah berhubungan dengan saksi-saksi," katanya.

Statemen Rohman ini langsung terarah ke Danu, mengingat selama ini Danu lah yang paling sering diperiksa dalam kasus ini. 

Terkait hal ini, Danu pun langsung bersumpah. 

"Itu seolah menyudutkan saya. Dewi Allah saya tidak melakukannya, demi Allah dan Rosulallah," katanya dalam pernyataan yang dirilis  di channel youtube Freddy Sudaryanto Sport, Senin (3/12/2021).

Terkait hal ini, Danu menyerahkan sepenuhnya kepada Allah.

"Saya serahkan saja kepada Allah, biar Allah yang menentukan.

Dia berharap tim kuasa hukum yang dikomando Achman Taufan Soedirjo bisa terus mengawalnya karena dia merasa ketakutan setelah disudutkan.

"Terima kasih mendampingi danu smapai sejauh ini. Terus kawal danu sampai selesai ya pak. Danu juga merasa ketakutan mengenai kasus ini. Tiada pertolongan selain pak Taufan," katanya. 

Achmad Taufan Soedirjo mengakui, Danu sempat down ketika Yoris mencabut kuasanya. 

"Malamnya telpons saya mencurahkan isi hatinya. Dia menangis tersedu-sedu sama saya," katanya. 

Menurut Taufan, kejadian Danu terpukul setelah Yoris mencabut kuasa bukan karena dia merasa kesepian, tapi dia merasa tidak enak kepada Taufan dan tim yang telah membantunya cuma-cuma.

"Ternyata Danu punya etika yang luar biasa.

Perasaan Danu pada saat kami kuasa hukum mearsa didzolimi, hati Danu tergerak.

Dia berkali-kali meminta maaf kepada saya.

Pada malam itu saya sampaikan ke Danu, ini kejadian biasa, tapi Allah yang mengatur," terang Taufan. 

Menurut Taufan, dengan keluarnya Yoris, dia justru semakin bisa lebih konsentrasi mengawal Danu sampai kasusnya selesai. 

"Bahkan kami akan emngawal Danu sampai menjadi sukses.

Saya kepengen Danu punya kemandirian dan punya kegiatan yang bisa membanggakan orangtua karena tekat hidup Danu luar biasa," ungkap Taufan. 

Terkait pernyataan Rohman yang menyudutkan Danu,  Taufan menyerukan untuk tidak membuat drama dalam kasus ini. 

"Kang Rohman seaka-akan menuduh klien saya.

Polda sudah menyampaikan tentang sketsa dan mempunyai ciri-ciri.

Kalau Danu dari awal disinyalir melakukan hal ini, sangat mudah polda untuk menetapkan Danu sebagai tersangka, sangat mudah polda untuks segera menangkap Danu," urai Taufan. 

Menurut Taufan, statemen Rohman itu bukan statemen seseorang yang memiliki kepribadian yang baik.

"Bukan steateamen seorang epngacara yang bisa menjaga situasi dan keprofesionalisme sebagai advokat. Karena status danu masih saksi," sindirnya.

Taufan pun mengingatkan kepada Yosef, Yoris dan tim kuasa hukumnya untuk bisa sama-sama kita menahan diri.

"Jangan sampai menyampaikan statenen yang emnuduh ke orang lain.

Saya tidak menudih pak yosef dan yoris. Kami hanya berpedoman keterangan dan bukti-bukti yang disampaikan ke kepolisian," tegasnya. 

>>>> Update berita terbaru pembunuhan ibu dan anak di Subang

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved