Berita Blitar
Temannya Pingsan di Ketinggian Pohon Randu 10 Meter, Warga Blitar Lakukan Aksi Heroik Ini
Bukan hanya orangtuanya yang panik namun juga warga desa setempat. Selain dianggap aneh, mereka juga memikirkan cara untuk menurunkan
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, BLITAR - Kejadian pingsannya Deni (20), warga Desa Minggirsari, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Sabtu (1/1/2022) lalu, sungguh tidak biasa. Karena pemuda tersebut pingsan di tempat berbahaya yang di atas dahan pohon randu setinggi 10 meter, saat sedang mencari daun-daunan untuk pakan ternaknya.
Pingsannya Deni itu tidak bukan kejadian aneh pertama, karena yang heroik adalah tindakan temannya, Qomari (30). Mengetahui Deni sudah lemas dan dalam bahaya, Qomar langsung bertindak cepat yaitu naik dengan bantuan tangga, lalu mengikat Deni dengan tali pada dua dahan di pohon tersebut.
Lantas Qomar turun dan dengan cepat memberitahu warga desanya mengenai kejadian yang menimpa Deni. Seketika, puluhan warga berdatangan dan kaget melihat Deni pingsan di atas pohon randu yang dipanjatnya.
Bukan hanya orangtuanya yang panik namun juga warga desa setempat. Selain dianggap kejadian aneh, mereka juga memikirkan cara untuk menurunkannya. Sebab dengan kondisi pingsan di atas pohon, tak mudah untuk menolongnya.
Makanya, warga langsung panik karena tak menemukan cara buat mengevakuasinya. Itu karena minimnya peralatan yang dimiliki warga. Karena itu warga melapor ke Polsek Kanigoro lalu dilanjutkan berkoordinasi dengan Damkar (Dinas Pemadam Kebakaran) Pemkab Blitar.
Sebab dua minggu lalu, tim Damkar juga berhasil menyelamatkan dua ekor sapi yang tercebur septic tank.
"Warga sudah sempat mencoba naik dengan menggunakan tangga bambu. Namun tak mampu menjangkau ke tubuhnya sehingga dibatalkan. Karena malah khawatir semuanya celaka, bukan hanya korban saja," ujar Tedi Prasojo, Kasi Damkar yang memimpin evakuasi korban yang pingsan di atas pohon itu.
Begitu tiba di lokasi, tim langsung menyiapkan peralatan, mulai tali dan tangga. Dengan menggunakan tangga hidrolis, petugas Damkar dengan mudah menjangkau tubuh korban, yang berada di atas ketinggian 10 meter dari bawah tanah itu.
Setelah memikirkan semua resiko terkecilnya, maka korban diturunkan bukan dengan cara digendong oleh petugas. Namun tubuhnya diikat dengan diturunkan pelan-pelan. Dan di bawah pohon disiapkan banyak orang untuk menyambut tubuh korban.
"Meski kondisinya pingsan namun selamat karena langsung dilarikan ke rumah sakit. Kemungkinan korban sempat dehidrasi," ungkapnya.
Bagaimana awalnya Deni sampai pingsan, Tedi menuturkan bahwa saat itu korban disuruh ibunya untuk membantu ayahnya mencari pakan kambing. Maka ia mencari daun randu dengan memanjat pohon yang ada di samping rumahnya.
Untungnya saat memanjat itu, ia ditemani Qomari tetangganya. Namun Qomari tidak ikut memanjat melainkan hanya menemani di bawah. "Temannya itu yang tahu semua kronologisnya karena ia menunggui di bawah pohon," paparnya.
Saat sudah mengumpulkan banyak ramban (pakan ternak dari dedaunan) korban berteriak dari atas. Intinya, ia bilang ke Qomari kalau ia sangat haus. Namun tak mungkin juga turun, karena sudah kelelahan.
Qomari lantas mengambilkan minuman sebotol air mineral yang diikatkan di ujung galah bambu. Lalu disodorkan ke atas agar diraih Deni. "Usai diminum oleh korban, botol itu dilemparkan saja," tambah Tedi.
Yang mengejutkan, setelah menenggak air hingga habis separo botol mineral berukuran 1 liter, korban berteriak dari atas. Ia berteriak kepada Qomari kalau tubuhnya mendadak lemas dan bersamaan itu mendadak berkeringat dingin cukup banyak.