Pemkab Lumajang Mulai Garap Lahan Relokasi Hunian Baru Korban Gunung Semeru Meletus

SURYA.co.id | LUMAJANG - Proses relokasi rumah warga korban Gunung Semeru meletus akhirnya mulai berlangsung.

Sejumlah alat berat, selama dua hari terakhir ini mulai melakukan pemeretaan lahan kebun kopi dan cengkeh seluas 79,6 hektare, di Dusun Sidorejo, Desa Sumbermujur, Candipuro, Lumajang.

Lahan perkebunan itu milik Perhutani, akan tetapi sudah lama warga sekitar menggarap lahan tersebut. 

Selanjutnya, setelah lahan tersebut selesai diratakan, kemudian akan dibangun rumah sekitar 2.000-an.

Rencananya, satu orang akan mendapat rumah berukuran 10x10 meter persegi.

Bupati Lumajang, Thoriqul Haq mengatakan, lahan baru untuk pembangunan perkampungan baru tersebut, berada dalam zona aman dari ancaman bencana Gunung Semeru meletus.

Pemilihan kawasan itu sudah melalui penelitian Badan Geologi.

"Selain aman, kampung ini akan didesain menjadi smart village. Ada CCTV yang memberikan jaminan keamanan, lahan komersial akan kami buat kandang terpadu," ujar Bupati Lumajang, Thoriqul Haq.

Sementara itu, sebagaian besar petani yang biasa menggarap lahan tersebut dengan menanam kopi dan cengkeh, hanya bisa pasrah melihat alat berat bergerak meratakan tanah.

Salah satu warga yang akan pindah ke relokasi itu adalah Amri (33).

Pada lima tahun silam, dia membeli lahan kebun seluas 1 hektare sebesar Rp 15 juta.

Kini, ia harus rela tanahnya hilang karena pemerintah menggarap lahan tersebut untuk merelokasi hunian baru warga terdampak Gunung Semeru meletus.

"Ikhlas-ikhlas saja. Ini kan juga demi rasa kemanusiaan. Mereka semua yang jadi korban kan juga saudara kita," ujarnya.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun, setidaknya ada sekitar 247 petani yang harus kehilangan lahan pertanian setelah adanya pembangunan relokasi.

Rencananya, mereka akan mendapat ganti lahan pertanian baru di sekitaran area tersebut.