Pantas Panglima Jenderal Andika Perkasa Begitu Terpukul, Terungkap Kronologi Serda Putra Dihabisi
Pantas Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa begitu terpukul atas gugurnya Serda Putra Rahaldi di tangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Tri Mulyono
"Apapun alasan dan tujuannya, di Indonesia ini harus mengedepankan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan," tegas Jenderal Andika.
Yang bikin nyesek, peristiwa penyerangan itu terjadi justru saat dua anak buahnya itu sedang tidak bersenjata.
"Melainkan, beraktivitas normal. Melakukan aktivitas yang dilakukan oleh semua orang-orang, mengambil air," katanya.
Baginya, itu melecehkan nilai kemanusiaan.
TNI akan teguh dalam menegakkan nilai-nilai kemanusiaan di Indonesia, khususnya di Papua.
"Itu yang kami sesalkan. Tindakan yang melecehkan nilai-nilai kemanusiaan itu tidak boleh ada dan tidak boleh terjadi di Indonesia," katanya.
"Kami sebagai aparat keamanan akan berusaha keras untuk menggunakan sistem hukum nasional dalam menghadapi segala tindakan," tegasnya.
"Sebab, negara kita memang negara hukum. Sehingga, kita harus menjunjung tinggi mekanisme hukum dalam penyelesaian apapun dengan semaksimal mungkin," katanya.
Pemakaman
Prajurit TNI yang gugur akibat ditembak oleh anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua, Serda Putra Rahaldi rencananya dimakamkan di Taman Bahagia, Sinabang, ibu kota Kabupaten Simeulue.
Kodim 0115/Simeulue dan jajaran hingga kini masih menunggu informasi lanjutan terkait pemulangan jenazah prajurit asal kabupaten itu.
Seperti dikutip dari Antara, Dandim 0115/Simeulue, Letkol Inf Yogi Bahtiar, Sabtu (4/12/2021), mengatakan, pihaknya dan jajaran sudah menyiapkan penerimaan pemulangan jenazah Serda Putra Rahaldi di rumah orang tuanya kawasan Desa Suka Maju, Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue.
Redi Anwar, abang almarhum Serda Putra Rahaldi, mengatakan, adiknya tersebut merupakan anak keempat dari lima bersaudara.
Ayah mereka bernama Darlimsyah yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan.
"Sedangkan ibu kami bernama Warni, hanya seorang ibu rumah tangga. Adik saya tersebut belum menikah. Kami dari keluarga nelayan," jelas Redi Anwar.