Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Solusi Kriminolog untuk Kasus Pembunuhan di Subang, Sebut Ada Kelemahan di Digital Forensik

Kriminolog Unpad Yesmil Anwar, mengakui banyak kesulitan yang dihadapi pihak terkait dalam mengungkap pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Adrianus Adhi
Tribun Jabar/Dwiky MV
Solusi Kriminolog untuk Kasus Pembunuhan di Subang, Sebut Ada Kelemahan di Digital Forensik 

SURYA.CO.ID - Kriminolog Unpad Yesmil Anwar, mengakui banyak kesulitan yang dihadapi pihak terkait dalam mengungkap pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Bahkan, Yesmil Anwar mengatakan bahwa kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang tergolong dalam pembunuhan berencana rumit.

Hal itu lantaran, korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu tak dibunuh di lokasi mereka ditemukan.

Baca juga: Danu Dicecar Sosok Pemuda & Wanita Misterius di TKP Jam 3 Pagi Pas Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

"Ya, memang ini pembunuhan berencana, karena sudah jelas mayatnya tidak dibunuh di situ, TKP-nya bukan di sana, jadi pembunuhan berencana biasanya lebih sulit dalam proses penyelidikannya," ujar Yesmil, dikutip dari Tribun Wow dalam artikel "Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Sulit Terungkap, Kriminolog Beri Komentar dan Solusi Begini".

Menurut dia, diperlukan sarana dan prasarana yang menunjang untuk mengungkap kasus tersebut.

Satu di antaranya adalah digital forensik.

"Menurut saya, kita agak tertinggal dalam digital forensiknya. Polisi sulit untuk bergerak lebih banyak seperti mengumpulkan saksi, bukti dan sebagainya."

"Karena untuk penegakan hukum selain sudah ada peraturan perundang-undangannya, penegak hukumnya harus profesional dan harus ada fasilitas, sarana prasarana untuk itu," katanya.

Selain masalah digital forensik, Polisi juga kesulitan mengumpulkan keterangan saksi di sekitar lokasi kejadian.

Namun Yesmil menegaskan, Polisi tak perlu mengejar pengakuan saksi dalam kasus tersebut.

Sebab, pengakuan tidak akan membuahkan kebenaran materil.

Apalagi, kasus tersebut sudah berlarut-larut hingga dua bulan lebih belum juga terungkap.

"Saya pikir ini tantangan bagi pihak kepolisian, karena di awalnya sudah terlalu menekankan pada pengakuan orang yang disangka."

"Karena memang kalau kejahatannya itu pangkalnya tiga, kekuasaan, uang, dan hubungan sosial, mungkin dalam hal ini harus ditelusuri semuanya. Jadi kalau mau diulang lagi (penyelidikannya), tidak jadi masalah," ucapnya.

Saat ini, penyelidikan kasus tewasnya ibu dan anak di Jalancagak tersebut telah mendapat bantuan dari Polda Jawa Barat dan Bareskrim Mabes Polri.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved