Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
Danu Diperiksa 2 Hari Beruntun, BIN Dilibatkan dan Polisi Hati-hati Tetapkan Tersangka Kasus Subang
Saksi pembunuhan ibu dan anak di Subang, Muhammad Ramdanu alias Danu kembali diperiksa dua hari beruntun, yakni pada Kamis dan Jumat (28-29/10/2021)
"Untuk kasus Subang itu memang jelas kasus pembunuhan. Autopsi pertama sudah bagus, sudah baik."
"Saya hanya melengkapi saja dan memastikan juga, kalau dari hasil autopsi pertama itu bisa membuktikan waktu kematian, cara kematian, mekanisme kematian, dan sebab kematian," papar dr Hastry.
Hasil autopsi ulang jasad Tuti dan Amalia, kata dr Hastry, lantas dicocokkan dengan beberapa bukti pemeriksaan lain secara menyeluruh.
"Pengambilan tubuh jenazah itu kita periksa lagi ke ahli DNA forensik. Kalau memang butuh pemeriksaan sidik jari ke ahli fingerprint forensik. Kalau dia diracun kita ke toksikologi forensik," ujar dr Hastry.
Setelah memeriksa sidik jari, dr Hastry mencurigai adanya bukti jejak pelaku pada kuku korban Amalia.
Bukti pada kuku Amalia ini menunjukkan dugaan kalau korban sempat melakukan perlawanan kepada pelaku pembunuhan sebelum dihabisi.
"Sambil memeriksa sidik jari, kita lihat juga tanda-tanda di tubuhnya.
Kalau ada perlawan, misalnya mencakar, memukul atau mencubit pelaku itu terlihat dari epitel yang tertinggal di kuku korban," ucap dr Hastry.
"Jari-jarinya sekalian diambil untuk diperiksa DNA-nya. Itu kita periksa lengkap," tambahnya.
Selain itu, dr Hastry pun mencocokkan pemeriksaan primer dan sekunder terkait jasad Amalia dan Tuti.
Untuk pemeriksaan sekunder, keluarga korban turut dicecar polisi untuk memastikan data pada tubuh Tuti dan Amalia.
"Karena identifikasi itu ada 2, primer dan sekunder. Primer itu dari gigi, sidik jari dan DNA.
Kalau sekunder itu dari data medis yang saya periksa semuanya. Ada tanda tato kah, bekas operasi, tanda lahir. Itu kita cocokkan dari keterangan keluarganya," kata dr Hastry.
Kontroversi Danu
Muhammad Ramdanu tampil berbeda saat diperiksa polisi terkait kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang. (kolase channel youtube heri susanto/tribun jabar)
Sebelumnya, Danu kerap melontarkan kesaksian yang menjadi sorotan.
Berikut kesaksian Danu terkait kasus ini:
1. Lihat 2 sosok pria dan wanita di malam pembunuhan
Danu mengaku melihat sosok pria dan wanita di dekat rumah Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu saat malam pembunuhan ibu dan anak, (18/8/2021).
Keberadaan sosok ini diketahui saat Danu ke luar rumah mau beli nasi goreng sekitar pukul 03.00 WIB.
Tukang nasi goreng yang buka 24 jam itu terletak tak jauh dari rumah Tuti.
"Menurut kesaksian Danu, disaksikan Pak Kades dan tim, jam 3 kurang 5, dia keluar rumah," ucap Ki Anom dikutip dari channel youtube KI Anom Al Aziz.
"Dia keluar rumah dengan niatan ingin membeli nasi goreng karena lapar," tambah Ki Anom mengutip pengakuan Danu.
Ternyata tukang nasi gorengnya sudah tutup sehingga Danu pun kembali pulang ke rumah.
Namun di perjalanan pulang, Danu melihat sesuatu mencurigakan terjadi di dekat rumah Tuti dan Amalia.
Danu mengaku melihat ada wanita dan laki-laki mencurigakan di dekat rumah Tuti dan Amalia, pada malam pembunuhan.
Bahkan, Danu mengaku mengenal jelas siapa sosok kedua orang tersebut.
"Danu kemudian memutarbalikkan motor hampir 20-25 meter ke arah TKP. Dan di situ Danu mengutakan, kalau dia melihat sosok wanita dan laki-laki dan jelas melihat siapa orang tersebut," ujar Danu yang dikutip ulang Ki Anom.
"Itu pas malam kejadian, pas tanggal 18," tambah Ki Anom.
Disebutkan Danu kepada Ki Anom dan Kades Jalan Cagak, kedua orang itu berumur sekira 25 tahun.
"Dia melihat sosok perempuan dan laki-laki umur 25 tahunan," ucap Ki Anom mengutip pengakuan Danu.
Ketika memberikan pengakuan ini, Danu sampai rela bersumpah di depan Ki Anom dan Kades Jalan Cagak.
"Danu bersumpah kepada kami, demi Allah, kalau dia melihatnya. Tidak ada tekanan sama sekali dari kami dan Pak Kades," ucap Ki Anom.
Setelah itu, Danu pun kembali pulang ke rumah, mencoba untuk tak memikirkan kejadian tersebut.
"Danu kemudian pulang ke rumah, dengan tidak memikirkan itu siapa dan tujuannya apa. Karena mungkin saking polosnya," ucap Ki Anom menjelaskan pengakuan Danu.
Setiba pulang ke rumah, Danu pun main game online sampai pukul 06.00 pagi.
Kemudian, sekira pukul 07.00 pagi, Yosef berteriak memanggil nama Danu dan menyebut kalau Tuti dan Amalia diculik.
"Ada yang teriak-teriak, yang menurut keterangan Danu itu Pak Yosef. Danu sepintas mendengar suara itu, tapi dicuekin," ungkap Ki Anom, kembali mengutip kesaksian Danu.
2. Disuruh bersih-bersih TKP
Ramdanu alias Danu dan rumah TKP pembunuhan ibu dan anak di Subang. Terungkap, sosok yang memerintahkan Danu membersihkan kamar mandi di TKP bukan Yosef. (Kolase Kompas/tangkapan layar)
Sebelumnya dalam tayangan channel youtube Misteri Mbak Suci, Danu menyebut jika dia disuruh polisi membantu membersihkan kamar mandi yang sebelumnya dipakai pelaku untuk memandikan jasad Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Danu juga mengaku disuruh masuk ke mobil Alphard, tempat jasad Tuti dan Amel ditemukan.
Pengakuan Danu ini pun membuat heboh hingga dia harus diperiksa di Polsek Jalancagak, Kabupaten Subang pada Senin (18/10/2021).
Danu diperiksa sekitar pukul 22.00 WIB hingga menjelang dini hari dengan didampingi kuasa hukumnya.
Dari pemeriksaan itu terungkap jika tidak ada polisi yang menyuruh Danu melakukan itu.
Kuasa hukum Danu, Achmad Taufan Soedirjo mengungkapkan kondisi Danu tidak bisa membedakan sosok polisi sebenarnya dengan orang yang berdandan laiknya polisi.
Karena itu, ketika orang yang dianggapnya polisi itu memintanya masuk ke mobil Alphard setelah jasad Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu ditemukan, dia manut saja.
"Danu melihat dan meyakini itu polisi.
Orang itu kan kemampuan berpikirnya beda-beda.
Kalau saya sekolah sampai S2. saya tahumana polisi mana tidak.
Kalau ini, lihat celana bentuk polisi, peralatan polisi, model kayak polisi, sering nongkrong ke kantor polis, wajar dia sebut itu polisi.
Ini akan kita luruskan,"katanya.
Lalu, siapa sebenarnya yang menyuruh Danu?
Kepala Desa Jalancagak, Indra Zainal Alim memastikan tidak ada oknum anggota polisi yang menyuruh danu naik ke mobil Alphard atau meminta dia bersih-bersih di TKP.
Terkait siapa yang menyuruh Danu, Indra Zainal Alim tidak bisa menyebut sosoknya sebelum pihak kepolisian Polda Jabar menemukannya dan mengungkapkan hasil penyelidikannya.
"Saya tahu, dan tidak ada anggota polisi yang menyuruh danu.
Saya tidak bisa menyebutkan, karena ihak kepolisian dalam tahap kepolisian," kata Indra dikutip dari channel youtube pribadinya.
Indra Zainal berjanji akan menjelaskan semuanya setelah polisi mengumumkan hasil penyelidikannya.
"Nanti setelah pihak kepolisian mengumumkan hasil penyelidikannya, baru saya akan mengupload apa yang saya tahu," janjinya.
Untuk itu, Indra meminta kepada siapapun untuk tidak mengira-mengira masalah ini.
"Tidak ada yang menyuruh danu oknum anggota polisi yang menyuruh danu naik ke mobil alphard dan tidak ada danu disuruh membersihkan di tkp oleh oknum anggota polisi," tegasnya. (Tribun Jabar)