Berita Sampang
Emil Dardak Ziarah ke Makam Pencetus Pembangunan Jembatan Suramadu di Sampang
Kegiatan ziarah ini dalam rangka memperingati hari jadi ke-76 Provinsi Jatim 2021 pada 12 Oktober 2021.
SURYA.CO.ID, SAMPANG - Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim), Emil Elistianto Dardak melakukan ziarah ke makam Raden Panji Mohammad Noer di Kabupaten Sampang, Madura, Senin (11/10/2021).
Raden Panji Mohammad Noer merupakan mantan Gubernur Jatim masa bakti 1967 - 1976.
Kegiatan ziarah ini dalam rangka memperingati hari jadi ke-76 Provinsi Jatim 2021 pada 12 Oktober 2021.
Turut hadir Bupati dan Wakil Bupati Sampang serta seluruh pimpinan atau yang mewakili dari tiga daerah lainnya di Madura.
Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim), Emil Elistianto Dardak mengatakan, kegiatan yang mewakili Pemprov Jatim kali ini untuk mengenang jasa para pemimpin terdahulu yang turut membangun Jawa Timur.
Menurutnya, Alm. Panji Mohammad Noer Raden merupakan Putra Madura sudah menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Timur, terutama Madura.
Baca juga: Di Tiga Lokasi Ini, ASN Pemkab Lamongan dan Pengunjung Wajib Gunakan Aplikasi PeduliLindungi
Mengingat beliau merupakan tokoh yang sangat berjasa mulai dari menjabat sebagai Bupati Bangkalan, Residen Madura (Pembantu Gubernur) di Pamekasan.
Kemudian, Gubernur Jatim, hingga sebagai Duta Besar Berkuasa Peneuh Republik Indonesia untuk Republik Perancis.
"Jadi saya berharap agar masyarakat Sampang bisa menjadikan beliau sebuah motivasi, dalam arti bukan dalam jabatannya melainkan semangat juangnya," ujarnya pasca berziarah.
Terlebih, Almarhum Panji Mohammad Noer Raden merupakan pencetus pembangunan Jembatan Suramadu.
"Insyallah dengan semangat beliau, hingga terbangunnya Suramadu dapat mensejahterakan masyarakat Jawa Timur, terutama Pulau Madura," ucap Emil Elistianto Dardak
Di sisi lain, pihaknya saat ini masih berupaya menyelesaikan langkah-langkah, menjadikan Almarhum Raden Panji Mohammad Noer sebagai tokoh pahlawan.
"Gubernur Jatim masih berproses dan beliau saya anggap sebagai pahlawan pembangunan di Jawa Timur," pungkasnya. (Hanggara Pratama)
