Wawancara Eksklusif
Terobosan Owner Melodia Production di Tengah Pandemi: Perluas Jangkauan Penonton lewat Konser Daring
Melodia Musik berdiri 1980 di Ngagel Jaya 12-14 Surabaya, berawal toko musik retail dan kebetulan dealer Yamaha untuk organ dan alat musik lainnya.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Parmin
Untuk dukanya biasanya masalah teknis karena barang elektronik. Dan masalah lain yang penting diantisipasi sejak awal adalah permintaan mereka apa, kami bisa apa dan gantinya apa (kalau tidak ada).
Kami tahu Melodia ingin jadi partner musisi Tanah Air, apa saja support Melodia untuk perkembangan musik di Tanah Air?
Biasanya kami menggelar workshop dengan mengundang musisi yang bekerja sama dengan kami.
Melodia juga ikut serta dalam kegiatan sekolah, apa rencana Melodia ke depan untuk meningkatkan kerjasama dengan pihak sekolah?
Kami ada rencana ke depan untuk tukar knowledge. Kemudian kami memberikan kesempatan pada siswa yang ingin berkarier atau sekadar magang di Melodia.
Perkembangan musik di Jawa Timur saat ini bagaimana?
Kebanyakan musisi nasional asalnya dari Surabaya, namun memang karena kondisi, saat ini cukup terhambat. Padahal potensi musisi di Jawa Timur cukup besar.
Bisa diceritakan perjalanan karir Pak Rudi hingga bisa mengembangkan Melodia sampai sekarang?
Saya menyelesaikan SMA lalu berangkat kuliah diploma di Singapura dan mengambil sekolah audio. Kemudian balik ke Indonesia tahun 1997 dan mulai membangkitkan divisi rental sound Melodia.
Perjalanannya sangat fenomenal, dari rental kecil, alat seadanya hingga berkembang dengan alat standar internasional. Hal ini menjadi pembeda Melodia dengan yang lain, karena merek yang kami pakai biasanya di orang lain nggak ada.
Merek-merek itu sebenarnya bagus, kemudian kami orbitkan di Indonesia. Jadi divisi rental kami sudah menjadi showroom juga.
Saat ini Melodia Production ada di Surabaya dan Jakarta dengan partner di banyak daerah di Indonesia.
Event apa yang menjadi momen istimewa hingga Melodia bisa berkembang seperti saat ini?
Konser di GWK, Bali tahun 1999 atau 2000 itu menjadi pengalaman kami untuk berkembang mengikuti tren dan permintaan pasar.
Di Jakarta kami juga sempat menghandle live TV dan berkembang hingga saat ini.