Regional
Mau Dikemanakan Jasad Ibu dan Anak yang Dibunuh dan Ditumpuk di Bagasi Mobil Alphard?
Kuat dugaan, jasad ibu dan anak ini sengaja dihilangkan oleh pelaku. Namun kemana pelaku akan menghilangkan jejaknya?
Penulis: Anas Miftakhudin | Editor: Anas Miftakhudin
Korban pembunuhan adalah Jefri Wijaya (39) alias Asiong.
Korban ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan tanpa identitas di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Kabupaten Karo, Jumat (18/9/2020) lalu.
Asiong adalah warga Jalan Amal, Kecamatan Medan Sunggal, Sumatera Utara.
Setelah temuan mayat tanpa identitas tersebut, polisi melakukan penyelidikan dan pengembangan.
Akhirnya terkuak bahwa Jefri Wijaya merupakan korban pembunuhan berencana.
Polisi berhasil mengungkap motif dari kasus yang sebelumnya menjadi misteri.
Dilansir dari Tribunmedan, kasus ini dilatarbelakangi soal utang judi game online yang berujung kematian.
Pria yang sehari-hari berbisnis jual beli mobil ini, kemudian diculik dan dianiaya hingga meninggal dunia.
Jasadnya dibuang ke jurang di kawasan hutan Jalan Medan-Berastagi Km 54-55 Desa Ndaulu, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Tanah Karo.
Dalam kasus pembunuhan tersebut, polisi mengamankan sejumlah pelaku.
Ada warga sipil dan ada pula keterlibatan oknum aparat yang bertugas di Denpom I/5 Medan.
Kronologi Pembunuhan
Kasubdit Jahtanras Polda Sumut Kompol Taryono, menjelaskan kronologinya.
Ia memaparkan identitas para pelaku yakni, Edi Swanto Sukandi alias Ko Ahwat Tango, Handi alias Ahan, Muhammad Dandi Syahputra, Selamat Nurdin Syahputra alias Tutak, Bagus Aryanto alias Bagus dan Arif.
Tersangka pertama bernama Edy Siswanto.
Edi adalah yang memberi perintah kepada tersangka Handi untuk melakukan penagihan utang.
Saat itu, Handi, sebagai penerima order terlibat dari mulai perencanaan, penganiayaan, pembuangan jenazah, hingga tahap konsolidasi.
Pelaku lainnya yakni, Muhammad Dandi Syahputra, lalu Selamet Nurdin alias Tutak, Aryanto, ikut berperan dalam menculik korban.
"Sementara peran Arif sendiri yakni dalam proses meninggalnya korban di tempat kejadian perkara (TKP) II di Marelan. Selain penculikan, korban dibawa ke gubuk di Marelan. Lalu dianiaya, belum sampai meninggal. Dari titik ini korban dipindahkan ke TKP kedua yang letaknya sekitar 2-3 km di Marelan,” ujarnya.
Lanjut Kasubdit Jatanras ini, kasus ini berawal adanya permasalahan utang seseorang bernama Dani kepada Edi.
Korban Asiong menjadi penjamin atas utang tersebut.
Setelah ditunggu-tunggu, ternyata tidak ada pembayaran utang dari Asiong.
Tersangka Edy ini lantas memerintahkan Handi untuk mencari Asiong.
Handi bersama rekan-rekannya mengatur strategi untuk menculik korban.
"Dari situ kemudian Handi dengan beberapa tersangka mencari cara untuk membuat keluar Jefri. Karena tidak tahu bagaimana membuat keluar Jefri, sehingga dipancing dengan transaksi penjualan mobil. Kebetulan Jefri pernah atau ada memposting tentang penjualan mobil,” ungkapnya.
Trik Handi, yang dilakukan melalui tersangka lain, berhasil sehingga Jefri keluar membawa mobil untuk melakukan transaksi.
"Transaksi pertama gagal karena lokasi ramai dan tidak memungkinkan. Pada hari berikutnya mereka melakukan perencanaan, pada Senin (14/9/2020). Di mana Jefri menghubungi salah satu tersangka untuk lokasi penjualan mobil dan disepakati di tempat yang ditentukan untuk transaksi,” bebernya.
Dalam pertemuan kedua yang bermotif penjualan mobil tersebut, sambung Taryono, korban pun diculik.
Namun, tidak dijelaskan lokasi para pelaku ini menculik korban.
Sebelum dieksekusi, Asiong dikabarkan sempat dibawa keliling oleh para tersangka.
"Para pelaku ini sempat berganti mobil dan lokasi eksekusi. Itu tanggal 17 September, hari Kamis. Di salah satu tempat di wilayah Marelan. Ada 2 TKP di Marelan. Kemudian dinyatakan oleh salah satu dari mereka korban meninggal dunia,” ucapnya.
Setelah korban meninggal dunia, para pelaku mulai panik.
Masih dikatakan Taryono, para pelaku ini kemudian melaporkan ke Edi.
"Dari situ, disepakati bahwa ada tiga lokasi pembuangan hingga akhirnya diambil alternatif terdekat di Kabupaten Karo.
Selesai eksekusi, mereka kembali konsolidasi untuk menghancurkan alat komunikasi supaya tak terdeteksi. Ada delapan HP yang dibuang ke sungai,” jelasnya.
Eksekusi dilakukan pada Kamis sore hingga malam.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut, Kombes Pol Irwan Anwar, turut menjelaskan bahwa eksekusi dilakukan pada Kamis sore hingga malam.
"Jadi prosesnya itu hari Kamis (17/9/2020) sore hari, korban diculik lalu dibawa ke TKP pertama di Marelan lanjut dibawa ke TKP kedua dan disiksa. Sekitar pukul 23.45 WIB, korban meninggal dunia," bebernya.
"Korban meninggal pada Jumat (18/9/2020) pukul 00.15 WIB di TKP kedua. Korban sempat dibawa ke Kafe Nusantara di Amplas, namun tetap di dalam mobil. Di tempat tersebut para tersangka bertemu dengan Edi. Sementara jasad korban dibuang di Karo sekitar pukul 04.00 WIB," ujarnya.
Jasad Asiong kemudian ditemukan oleh warga.
Melihat mayat dalam kondisi mengenaskan, warga melaporkan ke pihak kepolisian setempat, dalam hal ini Polsekta Brastagi.
"Dan hari Minggu subuh, sebagian para pelaku berhasil ditangkap penyidik Direskrimum Polda Sumut,” ungkapnya.
Kerabat Jokowi Dibunuh Lalu Dibakar di dalam Mobil
Peristiwa tragis pernah menggegerkan Sukoharjo.
Eko pelaku utama pembantaian kerabat Presiden Joko Widodo (Jokowi), Yulia (YL) kemudian jenazahnya dibakar di mobil Xenia bernomor polisi AD 1526 EA.
Tersangka Eko ditangkap petugas di rumahnya, pada Rabu pukul 03.00 WIB. Dari rumah tersangka, petugas menyita ponsel, lnggis dan lakban.
Lakban yang ditemukan petugas saat dipakai mengikat tangan korban ke belakang sama persis.
"Barang bukti yang disita dari korban di antaranya handphone, linggis, dan selotip sudah kami amankan," terangnya.
Tersangka yang diinterogasi mengakui jika telah menghabisi korban dengan cara sadis. Dari keterangan tersangka, polisi lalu mengembangkan lokasi tempat kejadian perkara.
"Pertama terkait dengan lokasi pembakaran, yang kedua TKP di wilayah (kecamatan) yang sama yakni di kandang ayam," ucapnya.
Tim gabungan yang datang ke kandang ayam, menemukan ceceran darah yang sudah mengering. dan alat yang digunakan pelaku yaitu linggis dan lakban.
"Korban dibunuh lalu dilakban. Setelah itu ditaruh di kandang ayam," jelas kapolda.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng, Kombes Pol Wihastono, dari bukti yang ada, polisi langsung bergerak.
"Kalau menggunakan cara konvensional susah. Kami mencari kesuaian dan titik temu antara barang bukti di lapangan," jelasnya, Jumat (23/10/2020).
Pelaku yang ditangkap baru satu orang.
Satu orang lagi yang diamankan menurut keterangan tersangka hanya dipanggil untuk menjemput.
"Mobil yang dibakar merupakan mobil korban," ujarnya.
Dari tangan tersangka, penyidik juga menemukan barang bukti baru berupa uang sebesar Rp 140 juta. Saat itu korban menagih utang ke tersangka.
"Kemarin Rp 130 Juta tapi ternyata bertambah menjadi Rp 140 juta," jelasnya.
Kombes Pol Wihastono, menjelaskan tersangka saat ditagih utang, kepala korban langsung dipukul menggunakan linggis. Pemukulan yang dilakukan tersangka lebih dari sekali.
Luka yang diderita wanita berusia 42 tahun ini di bagian kepala dan rahang.
Pemukulan pertama yang dilakukan tersangka, korban masih hidup. Tersangka Eko lantas memaksa minta nomor PIN ATM.
Begitu, PIN ATM benar dan berhasil membobol rekening korban senilai Rp 140 juta tersangka diduga dipukul lagi hingga menemui ajal.
"Uang di ATM milik korban diambil oleh pelaku," paparnya.
Ia mengatakan , kandang ayam itu merupakan objek bisnis antara korban dan pelaku.
Saat itu korban diajak pelaku untuk melihat ternak ayam itu akan dilakukan pengobatan.
"Kandang ayam berada di rumah tersangka. Bisnisnya itu ayam ras dan ayam super.
Untuk bisnisnya berjalan berapa lama masih belum kami dalami," pungkasnya.
Istri Eko Terkejut
Istri tersangka Eko saat melihat rombongan polisi datang di rumahnya, cukup kaget.
Hal itu disampaikan mertua tersangka, Kamino (63). Anak menantunya, Eko dibawa polisi pada Kamis (22/10/2020) pukul 02.30 WIB.
"Sebelum subuh. Yang di rumah tidak tahu apa-apa," tutur Kamino.
Kamino mengungkapkan, anak menantunya itu punya bisnis ternak ayam dengan korban.
"Ternak ayam. Sehari-hari juga kerja pasang internet," jelasnya.
Kamino membenarkan, tersangka sebelumnya memang sudah kenal dengan korban.
"Ada kerja sama. Ya itu ternak ayam," jelasnya.
Eko merupakan warga asli kampung tempat dia tinggal tepatnya di Dusun Ngesong RT/RW: 01/02 Desa Puhgogor, Bendosari, Sukoharjo.
Di rumah, Eko tinggal bersama mertua, istri, dan dua orang anak.
"Tinggal di sini. Diambil polisi juga di sini," terangnya.
Dia menuturkan, Eko tidak pernah cerita soal bisnis.
"Setahu saya, Bu Yulia (korban) pernah ke sini sekali," ungkapnya.
Kepala dan Rahang Dikepruk Linggis
Cara menghabisi YL kerabat Presiden Joko Widodo sangat keji. Wanita 42 tahun itu rahangnya dipukul menggunakan linggis lalu dibakar di mobilnya.
Peristiwa tragis tersebut berlangsung di Dukuh Cendono Baru RT 004/ 007, Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Dua pembunuh berdarah dingin itu berhasil ditangkap tim gabungan Polda Jateng dan Polres Sukoharjo.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng, Kombes Wihastono, menjelaskan pelaku pembunuhan yang tergangkap dua orang.
Satu di antaranya yang diringkus, perannya membantu pelaku utama.
"Pelaku berinisial E atau Eko," kata Kombes Wihastoni saat dihubungi Kamis (22/10/2020).
Dalam peristiwa ini pelaku dengan korban merupakan rekan bisnis. Pelaku menghabisi korban karena tidak mau membayar.
"Korban dibunuh di kandang ayam.
Dipukul pakai linggis lalu dibakar," ujarnya.
Pelaku sengaja membakar mobil milik korban karena ingin menghilangkan jejak. Begitu mobil ludes terbakar, jenazah korban dengan posisi tangan terikat ke belakang duduk di kursi belakang ikut hangus.
Namun warga setempat yang mengetahui kejadian tersebur langsung memadamkan api.
"Belum sempat menghilangkan jejak, api sudah dipadamkan warga," terangnya.
Kombes Wihastono, menerangkan pelaku ditangkap sekitar pukul 03.00 dini hari. Kedua pelaku kini diamankan di Polres Sukoharjo.
"Tim Labfor dan Inafis masih berada di TKP untuk menguak asal muasal api," tukasnya.
Darj hasil olah TKP yang dilakukan, api pertama kali muncul dan membakar mobil Daihatsu Xenia AD 1526 EA dari arah belakang.
Kapolres Sukoharjo, AKBP Bambang Yugo Pamungkas, menjelaskan api muncul pertama kali dari bagian belakang mobil.
"Api muncul dari bagian belakang," katanya kepada TribunSolo.com (grup Surya.co.id), Kamis (22/10/2020).
"Sengaja dibakar melalui bagian tersebut," tegasnya.
Hal tersebut seolah menguatkan, jika kerabat Presiden Joko Widodo itu dibakar dalam mobilnya di Dukuh Cendono Baru RT 004/ 007, Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo Selasa 20 Oktober malam.
Hasil autopsi yang dikantongi polisi, pihaknya menemukan bekas luka selain memar di bagian pelipis kiri korban. Itu diakibatkan benturan benda tumpul yang cukup kuat.
"Ada luka di rahang kiri," ujarnya.
"Pukulan benda tajam dan benda tumpul," terangnya.(dirangkum dari berbagai sumber)