TIPS SEHAT MASA PANDEMI
TIPS SEHAT: Awa Konsumsi Vitamin D Berlebih, Teryata Buruk untuk COVID-19, Ini Kadar yang Benar
Asupan vitamin D memang dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Tapi tahukah anda konsumsi vitamin D yang berlebih ternyata justru berbahaya
SURYA.co.id I Vitamin D banyak diburu di masa pandemi Covid-19. Sebab asupan vitamin D memang dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Tapi tahukah anda konsumsi vitamin D yang berlebih ternyata justru berbahaya, seperti dilansir laman Halosehat dalam artikel berjudul: Vitamin D untuk COVID-19, Apa Risiko Bahayanya?
Baca juga: TIPS SEHAT: Jangan Diremehkan, Ini 5 Manfaat Minum Air Putih di Pagi Hari
Mengutip dari Science Daily, Vadim Backman selaku pemimpin sebuah penelitian mengatakan bahwa pada negara Inggris Raya, Spanyol dan Italia tingkat kematian Covid-19 sangat tinggi di mana hal ini berkaitan dengan kekurangan vitamin D.
Manfaat dan bahaya
Penderita Covid-19 membutuhkan asupan vitamin D sebagai peningkat daya tahan tubuh sehingga mampu melawan infeksi virus penyebab Covid-19.
Namun, asupan vitamin D yang semula bermanfaat dapat menjadi berbahaya bila berlebihan.
Vitamin D untuk pasien Covid-19 dengan masalah ginjal, berpotensi memberikan dampak yang jauh lebih buruk.
Beberapa masalah kesehatan yang perlu diwaspadai bila asupan vitamin D terlalu banyak antara lain adalah:
1. Kelebihan Kalsium
Melansir dari Fox News, Dr. John Whyte mengatakan bahwa kelebihan vitamin D berdampak pada kelebihan kalsium.
Jika tubuh mengalami kelebihan kalsium, maka risiko batu ginjal pun menjadi lebih tinggi. Selain terbentuknya batu ginjal, kelebihan kalsium mampu menimbulkan sejumlah gejala seperti rasa haus berlebihan, perut tidak nyaman, dan perut mual.
2. Badai Sitokin
Hasil analisa data dari penelitian di rumah sakit serta klinik di seluruh Amerika Serikat, Swiss, Korea Selatan, Italia, Prancis, Tiongkok, Inggris, Spanyol, Iran dan Jerman menunjukkan bahwa badai sitokin memiliki kaitan erat dengan kadar vitamin D dalam tubuh.
Korelasi yang dimaksud adalah kondisi yang disebut dengan hiperinflamasi, di mana hal ini terjadi karena tingkat aktivitas imun tubuh yang terlalu tinggi.
Disampaikan oleh Ali Daneshkhah dari McCormick School of Engineering Northwestern, bila badai sitokin ini terjadi maka pasien dapat mengalami gangguan pernafasan akut, kerusakan paru-paru, hingga kematian.