Inspirasi Usaha
Omzet Meningkat, Perajin Sangkar Burung di Gresik Bantu Berdayakan para Korban PHK
Shodiq (48) perajin sangkar burung di Gresik mampu memberdayakan sejumlah tetangganya yang menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Penulis: Willy Abraham | Editor: irwan sy
"Saya menjaga kualitas kayu, ini dari limbah kayu jati pabrik," ucapnya, Minggu (4/7/2021).
Pesanan sangkar burung tidak hanya berasal dari Gresik maupun luar daerah.
Rata-rata pemesan, bagi mereka yang hobi memelihara burung serta menghiasi rumah.
Sangkar burung dinggap, menjadi hiasan menarik jika diletakan di teras rumah.
"Kebanyakan adalah pecinta burung berasal dari Madura, Semarang, Jakarta, Medan dan Makasar," kaya dia.
Omzet penjualan seorang perajin rata-rata mencapai 40 unit per bulan.
Dengan harga jual kisaran Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu per unit.
Tergantung tingkat kerumitan dan kesulitan.
Jika sebelum pandemi, permintaan hanya sekitar 10 sampai 20 saja.
"Permintaan meningkat, memang dari segi kualitas saya ambil limbah dari pabrik kayu. Batang jeruji kayu apus saya ambil dari Lumajang. Kemudian limbah kayu jati," tuturnya.
Dengan diberinama merk Shodiq, sangkar burung buatannya laris di pasaran.
Dia juga menjual secara online melalui media sosial facebook.
Yahya Darmawan, pembeli sangkar burung asal Balongpanggang mengaku ada perbedaan kualitas dari sangkar burung lainnya.
Menurut pria 25 tahun ini, perbedaan terletak pada kualitas kayu yang digunakan.
"Kualitas beda dari yang lain, tidak ada sambungan," terangnya.