Polemik Ivermectin
Efek Samping Ivermectin, Obat Cacing yang Diyakini Lawan Covid-19, Bahaya Besar Bagi Penderita Liver
Beberapa pekan ini, publik diramaikan dengan Ivermectin yang diyakini bisa digunakan untuk terapi penyembuhan Covid-19. Ini efek samping Ivermectin.
Obat ini diberikan dalam dosis tunggal, biasanya satu tahun sekali, untuk membunuh cacing dan larvanya di rongga perut.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, berkata bahwa ketika digunakan dengan indikasi tersebut, Ivermectin dapat menimbulkan efek samping langsung berupa diare, ngantuk, mual dan muntah.
Pada pasien dengan gangguan liver, Ivermectin bahkan bisa menyebabkan perburukan fungsi hati.
"Sejatinya obat ini kerjanya lokal untuk membunuh larva atau cacing di usus, sehingga kalau ini (Ivermectin) akan ada di dalam darah untuk membunuh virus tentu akan membutuhkan dosis yang lebih besar lagi," ujar Ari.
Dia melanjutkan, ini yang jadi pertanyaan, berapa dosis yang harus diberikan (dan) perlu berapa lama?
Ini yang perlu studi-studi lebih lanjut.
Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt, juga sependapat.
Dia berkata bahwa efek samping Ivermectin yang terdaftar dalam database WHO memang terkesan ringan, yakni diare, gatal dan sakit kepala.
Namun, itu hanya untuk dosis Ivermectin sebagai obat anti parasit dengan mekanisme kerja lokal, serta hanya digunakan setahun sekali atau enam bulan sekali.
"Itu saja sudah ada beberapa catatan terkait dengan laporan efek samping, apalagi jika dipakai untuk Covid-19 dengan dosis yang tentu saja akan berbeda dengan yang dipakai untuk anti parasit," kata Zullies.
Dosis yang lebih besar atau masa pakai yang lebih lama tentu berimplikasi pada efek sampingnya yang lebih besar juga.
"Belum tentu juga kadar obat dalam darahnya bisa tercapai untuk menimbulkan efek sebagai antiviral, tetapi mungkin justru efek sampingnya yang bisa muncul," ujarnya. (Kompas.com)