Wawancara Eksklusif

Wagub Emil Dardak Optimistis Ekonomi Jatim Tumbuh Positif: Jangan Sumbu Pendek dan Termakan Hoax

Menurut Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto kesabaran adalah salah satu kunci keberhasilan dan kesuksesan dalam menghadapi pandemi Covid-19. 

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Parmin
surya.co.id/habibur rohman
Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak foto bersama manajemen dan jajaran redaksi Surya-Tribun Jatim Network saat berkunjung di Kantor Harian Surya Jl Rungkut Industri III nomor 68 & 70 Surabaya, Rabu (9/6/2021). 

Artinya terlalu ngoyo mikirin masa depan, sampai akhirnya terlalu mikirin itu, bisa jadi berisiko. Kadang saya bilang, kita selalu nata, nanti berikutnya gimana caranya. Kita lupa umur saja besok belum tentu masih hidup. Mending kita maksimalkan amanah yang kita punya hari ini.

Kalau ada skala 1-10, enaknya jadi wagub apa, di tengah tantangannya yang luar biasa ini.

Tergantung perspektif. Saya gak ngerasa hebat-hebat amat, bahwa mungkin alhamdulillah dalam keadaan yang selamat itu karena kebutuhan juga gak tinggi. Ya happy-happy aja kok. Jadi, kalau ngomong enak gak enaknya sih ya kita tentu masih ngerasa baiklah, kita syukuri bahwa apa yang dianugerahkan oleh Allah Swt sudah memberikan sesuatu yang baik.

Banyak yang menyebut Mas Emil sosok sempurna. Muda, pinter, ganteng, pintar nyanyi dan punya istri cantik dan artis. Kira-kira apa yang kurang di hidup Mas Emil, sehingga butuh terus diperjuangkan?

Percaya, setiap orang pasti ngerasa kurang. Ada misalnya, orang sudah hebat tapi belum merasa dia number one. Jadi, di dunia ini akan selalu ada yang kurang. Jadi, di situlah triknya. Termasuk saya selalu mengatakan, Mas Emil masih muda.

Tapi itu bahaya jika saya terus menanamkan di diri saya terus muda. Karena saya akan semakin tua. Kalau kelebihannya karena muda, itu gak jadi sebuah (kelebihan). Usia tidak lagi jadi faktor, dan saya lebih setuju memang usia tidak menjadi faktor. Tua pun kalau masih progresif tentu oke. Gak ada kata terlalu muda, tapi gak ada juga terlalu tua.

Siapapun yang masih punya relevansi terhadap perkembangan zaman, dia boleh dapat kesempatan.

Di banyak survei, Anda levelnya dianggap sudah waktunya ke Jakarta artinya ke level nasional. Kalau ada pertanyaan, di 2024, Anda diminta ikut kontestasi jawaban Anda bagaimana?

Jalan menuju ke sana ke kontestasi nasional itu sangat terjal. Memang gak ada yang salah bahwa ada preseden, pernah ada Wakil Gubernur maju di kontestasi nasional di Pemilu 2019. Tapi jalannya sangat terjal.

Artinya, terlalu merancang itu, apalagi sampai fokus, adalah sesuatu yang mengalihkan kita dari apa yang seharusnya menjadi tugas utama kita hari ini.

Banyak orang-orang hebat di negeri ini, hari ini, yang mungkin juga pantas berada di sana. Jadi, menurut saya berpikir ke situ adalah sesuatu yang sangat sulit bagi saya. Susah dirancang, bagi sebagian orang mungkin bisa dirancang tapi bagi saya itu sesuatu yang tidak jadi prioritas. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved