Berita Gresik

Keceriaan Anak-Anak Jalanan Gresik Ikuti Permainan Tradisional, Belajar Pentingnya Kebersamaan

Pendidikan penting seperti kebersamaan, kekompakan, setia kawan dan sportifitas dari permainan tradisional pun ikut terkikis

Penulis: Sugiyono | Editor: Deddy Humana
surya/mochamad sugiyono
Permainan tradisonal yang melibatkan anak jalanan di terminal angkutan umum Jalan Gubernur Suryo, Minggu (13/6/2021). Permainan tersebut mengajarkan anak-anak untuk menjaga kebersamaan, 

SURYA.CO.ID, GRESIK - Selama lebih dari satu dekade terakhir, permainan tradisional yang kerap dilakukan bersama-sama oleh anak-anak sudah jarang ditemui akibat tergantikan gadget alias gawai.

Pendidikan penting seperti kebersamaan, kekompakan, setia kawan dan sportifitas dari permainan tradisional pun ikut terkikis karena sudah tidak dimainkan lagi.

Karena pentingnya menanamkan terus filosofi itu pada anak-anak, beberapa relawan pendamping anak jalan di Gresik, Iin Budiarti tetap melakukan cara yang sama. Yaitu sesekali mengajak anak-anak jalan di Terminal Gubernur Suryo Gresik, terlibat permainan zaman dulu itu.

Iin Budiarti mengatakan, permainan tradisional yang sudah berakar di tanah air saat kurang dikenal anak-anak sekarang, bahkan terasa asing sebab anak-anak memilih game di gadget.

"Padahal permainan tradisional anak-anak yang sudah ada sejak zaman nenek moyang itu penuh filosofi, baik pendidikan moral, pendidikan kebersamaan, setia kawan dan sportifitas. Kita sering ajak anak-anak ikut permainan tradisional ini supaya tidak punah," kata Iin, Minggu (13/6/2021).

Beberapa permainan yang dikenalkan kepada anak jalanan di Terminal Gubernur Suryo Gresik yaitu sepur - sepuran, gobak sodor dan engkle.

Gobak sodor adalah permainan dua tim yang secara bergantian masuk daerah lawan, sementara tim lawan menghalangi dengan menyentuh badan lawan. "Begitulah gambaran sederhana permainan tradisonal yang melibatkan banyak teman, harus kompak dan penuh semangat," imbuhnya.

Salah satu orangtua anak jalanan, Suliwa (60) mengatakan, senang bisa melihat anak cucunya bermain dengan ceria. Sebab selama ini mereka jarang bermain bersama-sama. Bahkan sebelum wabah Covid-19, sudah jarang anak-anak bersama memainkan permainan tradisional akibat waktunya tersita untuk memainkan gadget.

"Saya sudah cukup lama tidak melihat anak anak bermain gobak sodor, engkle, dakon, sepur sepuran, dan aneka permainan tradisional lainnya. Padahal permainan tradisional mengajarkan kebersamaan, meski tidak satu tim, namun tetap berteman," kata Suliwa.

Karena itu ia berharap agar pelestarian permainan tradisional bisa dilakukan, baik oleh masyarakat maupun dengan campur tangan pemda. "Jangan sampai permainan ini hilang dimakan zaman. Harus ada perhatian dari pemerintah," ujar Suliwa. ****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved