Mendaki Gunung Argopuro, Rindu Trek Terpanjang Menuju Dua Puncak
Gunung Argopuro berada di antara dua gunung populer, Gunung Semeru dan Gunung Raung ini memiliki trek pendakian terpanjang di Pulau Jawa.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Cak Sur
Di mata air satu terdapat bangunan dan lahan kosong yang dapat digunakan untuk rehat atau shalat. Seusai rehat di pos 1, perjalanan dilanjutkan menuju mata air dua dengan medan yang semakin ekstrem.
Proses perjalanan akan melalui alun-alun kecil maupun besar berupa hamparan padang rumput yang luas. Jika musim hujan, rumput akan sangat terlihat hijau. Perjalanan juga melalui hutan cemara Gunung Ling-Ling dan mata air dua.
Setelah melewati spot-spot tersebut, perjalanan mendekati Cikasur akan ditemukan Sungai Qolbu. Sungai yang berisikan air segar dan rimbunnya selada air.
“Ini sumber air para pendaki yang bermalam di Cikasur. Berasal dari mata air langsung dan menjadi sumber bagi masyarakat yang bermukim di bawah Argopuro,” kata Gatut Panggah Prasetyo, guide virtual tour.
Meski melalui trek panjang, keindahan Gunung Argopuro menjadi favorit para pendaki. Gunung ini menyimpan kekayaan flora dan fauna, bentangan alam yang indah dan masih asri. Tak ketinggalan pula dengan cerita mistisnya.
Sesampainya di Cikasur, terlihat pemandangan eksotis, burung Merak yang bertengger di pepohonan dan sisa bangunan kolonial Belanda. Mengingat dahulunya sempat menjadi tempat latihan perang Jepang, dilengkapi dengan landasan pesawat dan bunker.
“Bukti sejarah bahwa kawasan konservasi ini sudah dikelola sejak Kolonial Belanda. Ini ada bangunan yang dulunya juga digunakan untuk tempat wisata lokal. Selain konservasi tapi juga cerita jaman kolonial Belanda hingga kerajaan jaman Majapahit yang dikenal Puncak Rengganis dan Argopuro,” kata Gatut.
Hari ketiga perjalanan bisa dilanjutkan ke Sabana Lonceng, camp terdekat dari semua puncak di Gunung Argopuro. Estimasi pendakian sekitar 8-10 jam dari Cikasur dengan medan yang semakin menanjak menuju puncak.
Pendaki juga masih bisa mengisi air si Rawa Embik. Sesampainya di Sabana Lonceng diimbau untuk lekas membuka tenda karena suhu sangat dingin. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke puncak. Pendaki bisa memilih salah satu dari Puncak Argopuro atau Puncak Rengganis. Tak sedikit pula pendaki yang mengunjungi dua puncak sekaligus.
Dalam proses pendakian setelah puncak, kalian bisa beristirahat sejenak di Danau Taman Hidup. Danau dengan keindahan yang mempesona, favorit para pendaki.
“Perjalanannya cukup menguras tenaga, tapi Gunung Argopuro punya daya tarik sendiri. Sudah sampai di Danau Taman Hidup lelahnya perjalanan terbayar, gak mau pulang dan jadi lupa kalau buat sampai ke Danau Taman Hidup itu susah,” ujar pendaki Silvi Rahmadanti (22).
Mahasiswi Universitas Brawijaya ini menambahkan, tanpa ada pendakian lain dari rombongannya membuat suasana Danau Taman Hidup semakin tenang.
“Berangkat tiga orang dari Malang, memang tertarik untuk ke Argopuro setelah dengar cerita dari teman-teman yang pernah mendaki ke sana,” katanya.
Danau Taman Hidup menyimpan keindahan dan sarat mistis. Danau di tengah hutan lebat ini dikenal sebagai tempat bermainnya putri dari selir Prabu Brawijaya pada masa Kerajaan Majapahit, Dewi Rengganis.
Pendaki harus berhati-hati dalam bertingkah laku, tidak boleh berkata kasar dan berteriak. Terlepas dari sisi mistisnya, setiap pendaki memang tidak boleh sembarang saat pendakian. Tujuannya untuk tetap fokus menikmati alam dan aman selama pendakian.