Kondisi Terkini Suramadu: 83 Pengendara Reaktif Covid-19, Penyekatan dan Swab Test Digelar Tiap Hari
Sebanyak 83 pengendara roda dua dan empat yang berasal dari Madura reaktif Covid-19 saat dilakukan swab test di pintu keluar akses jembatan Suramadu.
Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: Musahadah
“Kelihatannya kita harus berani (bersikap) tegas. Kemarin sempat dibuat guyonan bahwa di Madura tidak ada Covid-19. Ini harus kita hapus, ini dalam kondisi SOS (darurat). Pola 5 M harus diperketat karena ini benar-benar mengkhawatirkan kita,” tegas Herlina dalam paparannya.
Rakor mendadak tersebut tidak lepas dari lonjakan signifikan pasien positif terkonfirmasi di Bangkalan, khususnya di Kecamatan Arosbaya yang menjadi agenda utama pembahasan dalam pertemuan tersebut.
Herlina menegaskan, testing masif adalah salah satu jawabannya dan dimulai dari Kecamatan Arosbaya. Warga yang diketahui positif sebagai sumber penularan, akan secepatnya dipisah dengan warga yang negatif.
Dengan begitu, Satgas Penanganan Covid-19 Jatim akan bisa memutus rantai penularannya agar penularan tidak menyebar ke daerah lain.
Hadir pula dalam rakor tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Bangkalan, Ir Taufan ZS, Kadinkes Kabupaten Bangkalan, Sudyo, Dirut RSUD Syamrabu Bangkalan, dr Nunuk Kristiani, sejumlah kepada OPD di lingkungan Pemkab Bangkalan, dan seluruh camat se Kabupaten Bangkalan.
Herlina menjelaskan, testing secara masif juga dilakukan di pintu masuk Jembatan Suramadu sisi Surabaya. Semua penumpang kendaraan dari arah Bangkalan akan dilakukan pemeriksaan rapid test antigen.
“Ini dilakukan sebagai upaya menekan penyebaran. Teman-teman harus menyiapkan mental kalau mau ke Surabaya. Kalau sudah positif tidak akan pulang karena langsung dilakukan isolasi sambil dipastikan dengan pemeriksaan swab PCR,” jelasnya.
Ia menambahkan, pihaknya telah menyiapkan enam rumah sakit penyangga yang telah disepakati secara dadakan. Seperti Rumah Sakit (RS) Unair, RS Soetomo, RS Haji, RS Undaan, PHC, dan RS Al Irsyad.
“Kasusnya tidak sama dengan kasus sebelumya, tidak diawali dengan keluhan panas dan sesak. Kami mengkhawatirkan ini varian baru,” pungkasnya.
Sedangkan Bupati Bangkalan, R Abdul Latif Amin Imron selaku Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Bangkalan sejauh ini telah menutup sementara Ruang IGD RSUD Syamrabu dan Puskesmas Arosbaya.
Bahkan pelaksanaan percobaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di semua jenjang pendidikan di Bangkalan selama dua minggu ke depan, terpaksa dihentikan untuk sementara.
Sementara dari penelusuran SURYA, penutupan atau lockdown di IGD RSUD Syamrabu Bangkalan, awalnya melalui surat permohonan dari Dirut RSUD itu, dr H Nunuk Kristianti Sp Rad per Sabtu (5/6/2021) lalu.
Dalam surat bernomor 445/3340/433.102.1/2021 tertanggal 5 Juni 2021 yang ditandatangani Dirut RSUD Syamrabu Bangkalan, disebutkan perkembangan kasus penyebaran penularan Covid-19 di Bangkalan. Khususnya di UOBK (Unit Organisasi Bersifat Khusus) dalam beberapa hari mengalami peningkatan kasus signifikan.
Tetapi tidak diketahui, kemudian lockdown Ruang IGD RSUD Syamrabu kepada Bupati Bangkalan, malah sudah ramai dijadikan status WhatsApp (WA) masyarakat, Sabtu (5/6/2021) sore.
Apalagi dalam surat itu disebutkan ada tenaga kesehatan (nakes) di UOBK RSUD Syamrabu Bangkalan yang terkonfirmasi dan meninggal dunia. Surat itu pun meminta izin Bupati Bangkalan agar dilakukan penutupan sementara pelayanan di IGD terhitung Sabtu (5/6/2021) sampai 8 Juni 2021 (situasional).