Ledakan Mercon di Tulungagung
Cerita Korban Selamat Ledakan Mercon di Tulungagung : Telinga Saya Masih Berdenging
Persiapan pembuatan mercon ini sudah dilakukan sejak awal puasa. Saat itu kertas-kertas mulai dikumpulkan dan mulai digulung
Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
Caranya kertas di bagian lubang masuk mesiu, dipukul dengan obeng agar melesak ke dalam dan menjepit sumbu.
Namun Andik memukul terlalu keras sehingga obeng itu menusuk badan mercon hingga menembus bagian mesiu.
"Obengnya menembus bagian mesiu, langsung meledak. Semua mercon yang sudah diisi mesiu ikut meledak," tutur Shofian.
Besarnya ledakan membuat lantai rumah berlubang.
Shofian dan Gilang selamat karena duduk terpisah dan terhalang tubuh korban lain.
Namun saat lantai rumah meledak dan berhamburan, serpihannya melukai kaki Shofian.
"Telinga saya juga masih berdenging. Kalau yang kanan ditutup, tidak bisa mendengar sama sekali," katanya.
Sementara Gilang mengaku yang kebagian membeli bubuk mesiu.
Bahan peledak itu sudah diantarkan penjual dari Blitar, tapi belum dibayar.
Ada lima kilogram bubuk mesiu yang dibeli seharga Rp 210.000 per kilogram.
"Jadi belum sempat patungan, belum dibayar. Masih ada sekitar empat kilogram yang belum terpakai," ungkap Gilang.
Hasil olah TKP lanjutan, polisi menemukan sebuah ponsel, obeng, palu, sumbu mercon, sandal selongsong kertas yang belum diisi bubuk mesiu dan bambu untuk menggulung kertas.
Sebelumnya ada 4 kilogram sisa bubuk mesiu dan tiga mercon yang tidak ikut meledak.
Polisi masih melacak penjual bubuk mesiu.
"Menurut penjelasan korban, mereka membeli di daerah Blitar, di utara Sungai Brantas. Masih kami kembangkan," ujar Kapolsek Rejotangan, AKP Hery Poerwanto.