Kapal Selam Nanggala Hilang

Biodata Kolonel Iwa Kartiwa Mantan Komandan KRI Nanggala 402, Nangis Tahu Anak Didiknya Tenggelam

Kolonel Iwa Kartiwa mantan komandan KRI Nanggala 402 nangis saat tahu para anak didiknya tenggelam. Berikut profil dan biodatanya

Dok. Pelopor Passus Kapal Selam Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa
Kolonel Iwa Kartiwa Mantan Komandan KRI Nanggala 402. Profil dan biodatanya ada di artikel ini 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.co.id - Simak profil dan biodata Kolonel Iwa Kartiwa mantan komandan KRI Nanggala 402.

Kolonel Iwa langsung menangis haru saat tahu para anak didiknya tenggelam bersama kapal selam yang dulu pernah dipimpinnya.

Sosok Kolonel Iwa Kartiwa mungkin saat ini memang jarang terlihat, sudah puluhan tahun ia terbaring lemas dan tak bisa bicara.

Kolonel Iwa merupakan lulusan Akademi Militer Angkatan Laut Tahun 1991 dan sepanjang karirnya menjadi orang terpilih di pasukan khusus kapal selam Indonesia.

Baca juga: Suasana Haru Hujan Tangis dan Pingsan Warnai Tabur Bunga KRI Nanggala 402, KSAL Yudo Margono Larut

Baca juga: Keluarga Kru KRI Nanggala 402 Tabur Bunga di Perairan Bali, Tak Kuasa Tahan Tangis

Mantan Komandan Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmada II sekaligus Mantan Komandan KRI Nanggala 402 itu kini tinggal di Jalan Paseh, Kota Tasikmalaya.

Berikut rangkuman fakta selengkapnya tentang Kolonel Iwa Kartiwa dilansir dari Kompas.com (grup SURYA.co.id).

1. Kondisi kesehatan tak membaik

Iwa selama ini dikenal sebagai perwira Angkatan Laut di kampung halamannya Tasikmalaya.

Iwa merupakan adik kandung kelima dari mantan Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal (Irjen) Purnawirawan Anton Charliyan.

Kondisi kesehatannya sampai sekarang tak membaik dan hanya bisa berbaring dengan kondisi tak berdaya dengan diurus oleh istri dan anak-anaknya.

"Iya, Iwa itu adik kandung saya dan dia juga sebagai salahsatu petugas pelopor kapal selam di Indonesia.

Iwa sekarang terbaring sakit dan saat mendengar insiden KRI Nanggala, kami langsung nangis.

Namun, mereka sudah tahu risiko pasukan khusus kapal selam itu gadaikan hidupnya dengan maut," jelas Anton kepada Kompas.com saat dihubungi via telepon whatsapp, Jumat (30/4/2021).

Halaman
1234
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved