Berita Surabaya

Stabilkan Harga, Pemkot Surabaya Gelar Operasi Pasar Selama Ramadan di Balai-balai RW

Pemkot Surabaya menggelar operasi pasar selama bulan suci Ramadan. Hal ini dilakukan untuk terus menjaga stabilitas harga di pasaran.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Bobby Constantine Koloway
Pemerintah Kota Surabaya menggelar operasi pasar selama bulan suci Ramadan. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar operasi pasar selama bulan suci Ramadan. Hal ini dilakukan untuk terus menjaga stabilitas harga di pasaran.

"Kami terus berusaha untuk menstabilkan harga, jangan sampai harganya naik atau bahkan stoknya habis. Jadi, semua jajaran di Pemkot Surabaya bersinergi,” kata Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, Rabu (14/4/2021).

Pemkot menyiapkan sejumlah program untuk menstabilkan harga, salah satunya operasi pasar yang sudah dimulai sejak Senin lalu.

"Operasi pasar ini bukan berjualan barang di pasar, tapi di RT/RW yang sudah ditunjuk oleh kecamatan. Sehingga, kebutuhan mereka didekatkan dan mereka tidak perlu jauh-jauh membeli kebutuhannya,” ujarnya.

Selain operasi pasar, Pemkot Surabaya juga melakukan sidak pasar.

"Hal ini penting dilakukan untuk mengecek langsung ke lapangan tentang harga dan ketersediaan stok barang, sehingga kalau memang stoknya sudah mulai menipis bisa dicarikan solusi bersama-sama,” tegasnya.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya, Wiwiek Widayati menambahkan, selama Ramadan, pihaknya akan menggelar operasi pasar di 31 kecamatan di Kota Surabaya. Operasi pasar di 31 kecamatan dan juga ada sidak pasar diharapkan bisa terus menstabilkan harga.

Setiap kecamatan, biasanya ada dua titik. Namun, apabila ada permintaan tambahan dari pihak kecamatan, ia menambah titiknya.

“Jadi, apabila ada kecamatan yang meminta untuk menggelar operasi pasar di beberapa titik, kita penuhi. Sampai saat ini sudah ada sekitar 5 kecamatan yang meminta tambahan titik operasi pasar itu, yaitu Kecamatan Tandes, Sukolilo, Wonocolo, Karang Pilang dan Rungkut,” ungkap Wiwiek.

Menurut Wiwiek, komoditi yang biasa dijual berbeda-beda setiap titik, disesuaikan dengan data Disdag tentang kebutuhan warga di lokasi operasi pasar.

Namun, biasanya yang dijual pada saat operasi pasar itu adalah beras, minyak, gula, telur, bawang putih, bawang merah, ayam, cabai rawit dan sayuran.

“Harganya sama atau bahkan lebih murah dari pasaran. Kami menjual gula Rp 11.800 dan beras setiap kilogramnya hanya Rp 9.200, komoditi yang lain juga di bawah harga pasar,” ujarnya.

Wiwiek juga memastikan, bahwa hingga saat ini harga sembako di Kota Surabaya masih stabil semuanya.

“Kalau ada yang mengatakan bahwa harga daging naik, itu sebenarnya tidak demikian," katanya.

"Jadi kalau masuk pasar lalu ketemu dengan harga daging Rp 110 ribu, itu berarti daging yang yang sudah bagus, lemak-lemaknya sudah dihilangkan dan itu tidak ada kenaikan selama seminggu atau sebulanan ini,” tegasnya.

Operasi pasar yang dilakukan ini sifatnya mendekatkan kebutuhan warga. Sehingga warga tidak perlu ke pasar atau ke toko modern untuk membeli sembako-sembako ini.

“Jadi, antusiasme warga pasti sangat tinggi, bahkan kira-kira mencapai 80 persen. Sebab, kami dekatkan dengan warga, sehingga mereka tidak perlu membeli jauh-jauh kebutuhannya,” pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved