Ramadan 2021
Sore Nanti, Lembaga Falakiyah PWNU Lakukan Pemantauan Hilal di 22 Titik di Wilayah Jawa Timur
Lembaga Falakiyah PWNU akan menggelar pemantauan anak bulan atau hilal di 22 titik di wilayah Jawa Timur
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Lembaga Falakiyah PWNU akan menggelar pemantauan anak bulan atau hilal di 22 titik di wilayah Jawa Timur, Senin (12/4/2021) sore.
Hilal ini guna menentukan awal Ramadan 2021. Diprediksi, hilal berpotensi besar akan terlihat tim yang memantau di sepanjang kawasan Pantai Utara dan Madura.
Ketua Lembaga Falakiyah NU Jatim Shofiyullah mengatakan, saat dipantau Senin (12/4/2021), hilal berada di sisi utara titik barat dengan posisi ketinggian hilal tujuh derajat diatas ufuk.
"Karena itu hilal berpotensi besar terlihat di Pantura. Dalam arti daerah-daerah utara. Kenapa? Karena posisi hilal berada di utara titik barat," terangnya, Senin, (12/4/2021).
Namun demikian, lanjut Gus Shofi, sapaan akrabnya, tidak menutup kemungkinan tim yang memantau di kawasan Pantai Selatan juga berhasil melihat hilal.
Alasannya, posisi ketinggian hilal tujuh derajat diatas ufuk.
Itu di atas kesepakatan organisasi Islam dunia yang menyepakati bahwa tinggi hilal di kawasan Asia minimal dua derajat di atas ufuk.
Baca juga: Polres Lamongan Gelar Operasi Keselamatan Semeru 2021, Ini Prioritasnya
Baca juga: Jihandak Brimob Polda Jatim Ledakan Tas Hitam Mencurigakan di Halaman DPRD Kota Kediri
Baca juga: DPRD Kota Blitar Gelar Rapat Paripurna Pengucapan Sumpah Pergantian Wakil Ketua
Berdasarkan data diperoleh dari Lembaga Falakiyah NU Jatim, titik pemantauan hilal di kawasan utara Jatim, di antaranya, di Balai Rukyat NU Condrodipo Kabupaten Gresik, bukit Wonocolo-Kedewan Bojonegoro, Pantai Taneros Ambunten, Sumenep, Madura, Bukit Gumuk Klasik Indah di Kabupaten Banyuwangi, dan lainnya.
Jika satu di antara 22 titik pantauan di Jatim berhasil melihat hilal pada hari ini, Senin, (12/4/2021) maka bisa dipastikan awal Ramadan 2021 atau 1442 Hijriah jatuh pada Selasa (13/4/2021).
Namun apabila tidak satu pun tim rukyat di 22 titik melihat hilal, maka yang harus dilakukan adalah menunggu hasil pantauan hilal di kawasan barat Indonesia.
Jika semua pantauan hilal secara nasional tidak berhasil melihat hilal, maka bulan Sya'ban disempurnakan menjadi 30 hari dan awal Ramadlan jatuh pada Rabu (14/4/2021).
"Semoga hari ini hilal terlihat, agar puasanya bersama-sama, karena Muhammadiyah sudah menentukan (awal puasa) Selasa," ujar Gus Shofi.
Tim pemantau hilal NU Jatim, lanjut dia, berkolaborasi dan di bawah koordinasi Lembaga Falakiyah Pengurus Besar NU.
"Nanti ketika titik 22 (di Jatim) itu sudah habis, andaikan tidak ada yang melihat (hilal), kita bisa menunggu daerah-daerah di barat yang belum terbenam mataharinya. Karena melihat hilal itu akan lebih bagus dan memang dipersyaratkan harus setelah terbenamnya matahari," tandasnya.
Gus Shofi menuturkan, kegiatan rukyatul hilal di Jatim kali ini dipastikan lebih lancar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.