Gempa di Jawa Timur

Kadelan Sedih, Dapur yang Dibangun dari Uang Merantau ke Brunei Ambruk Dilanda Gempa di Tulungagung

Debu beterbangan saat tembok sisi timur dapur rumah Kadelan (53), warga Dusun/Desa Jabon, Kecamatan Kalidawir, ambruk imbas gempa di Tulungagung.

Penulis: David Yohanes | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id/DAVID YOHANES
Warga Desa Jabon, Kecamatan Kalidawir gotong royong menyingkirkan puing rumah Kadelan yang ambruk dilanda gempa di Tulungagung, Sabtu (10/4/2021). 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG -  Debu beterbangan saat tembok sisi timur dapur rumah Kadelan (53), warga Dusun/Desa Jabon, Kecamatan Kalidawir, ambruk imbas gempa di Tulungagung.

Diding itu satu-satu sisi yang tersisa, sementara dinding lain sudah lebih dulu ambruk karena goncangan gempa Sabtu (10/4/2021) pukul 14.00 WIB.

Warga sekitar bergotong royong membantu Kadelan menyingkirkan puing-puing.

Sementara Kadelan memandang getir, karena dapur rumahnya baru dibangun tujuh tahun lalu.

Uangnya didapat dari pekerja sebagai buruh migran di Brunei Darussalam.

Baca juga: Efek Gempa Bumi di Malang hingga Surabaya, Ratusan Pengunjung Royal Plaza Berhamburan Keluar

Baca juga: Akibat Gempa di Kota Blitar, Rumah Warga, Kamar Rumah Sakit, Ruang Sekolah hingga Perkantoran Rusak

“Kerja di Brunei hanya uangnya untuk membangun dapur. Sekarang ambruk kena gempa,” ucap Kadelan.

Kadelan berkisah, saat kejadian dirinya sedang bekerja memanen padi di sawah orang.

Sementara di rumah hanya ada istrinya, Kasih (49) dan ayahnya yang sakit dan tidak bisa berjalan.

Saat gempa hebat mengguncang, pikirannya langsung tertuju ke istri dan ayahnya.

“Waktu gempa, air di sawah itu seperti dilemparkan dengan kuat, kena muka saya.

Baca juga: Patung Gorila Raksasa dari Beton di Jatim Park 2 Rontok Digoncang Gempa Bumi 6,7 SR di Malang

Baca juga: Puluhan Polisi Malang Menyelamatkan Diri Berhamburan Keluar Kantor Saat Gempa Bumi Goncang Malang

Saya bilang sama lima teman saya, ayo pulang periksa rumahnya sendiri-sendiri,” tutur Kadelan.

Bergegas Kadelan memacu sepeda motornya pulang.

Di sepanjang jalan ia melihat warga jongkok di jalan, karena takut terjatuh saat gempa.

Di tengah perjalanan, ayah tiga anak ini bertemu dengan istrinya yang bermaksud menyusul.

“Begitu ketemu istri di tengah jalan mau menyusul, saya sudah tahu ada sesuatu terjadi di rumah,” sambung Kadelan.

Baca juga: Digoyang Gempa di Malang, Atap Ruang Cempaka RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Ambrol

Baca juga: 2 Menit Digoncang Gempa Bumi. Rumah Warga di Tulungagung Retak-retak dan Atap Ambrol

Benar saja, saat tiba di rumah, dapur sudah ambruk menyisakan tembok sisi timur.

Tembok itu kemudian diambrukkan sekalian, karena dianggap membahayakan.

Namun Kadelan mengucap syukur, istri dan ayahnya selamat.

“Untung rumah utama tidak ikut ambruk. Padahal usianya jauh lebih tua,” katanya.

Kadelan pun mengambil barang-barang yang masih bisa dipakai dari dalam dapur.

Ternyata semua barang berharga, seperti lemari es, penanak nasi elektrik dan sepeda di dalamnya masih utuh.

“Itu yang aneh, semua barang yang masih punyai nilai ternyata tidak kena puing-puing. Semua masih bisa dipakai,” ujarnya.

Gempa hebat dirasakan di Kabupaten Tulungagung selama dua menit, mulai pukul 14.00 WIB.

Hingga kini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungagung masih mendata kerusakan yang ditimbulkan.

Sejauh ini sudah ada belasan rumah yang rusak ringan hingga kategori berat.

Mulai dari genteng rontok, tembok retak, tembok ambruk, tembok jebol, pondasi rusak hingga ambruk.

Satu warga Dusun Banjaran, Desa Domasan, Kecamatan juga menjalani perawatan di RSUD dr Iskak Tulungagung karena tertimpa reruntuhan.

Korban harus menjalani CT Scan untuk memastikan kondisi lukanya.

BPBD Tulungagung

Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung mulai menerima laporan dampak gempa bumi Sabtu (10/4/2021) sekitar pukul 14.00 WIB.

Sejumlah rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan, akibat goncangan gempa yang sangat kuat.

Kabid Kedaruratan dan Logistik, BPBD Tulungagung, Nadlori Alwi, laporan yang masuk sementara dari Desa Balesono, Kecamatan Ngunut.

Ada pula dari Desa Gempolan, Kecamatan Pakel.

Rata-rata yang dilaporkan rumah warga yang mengalami retak dinding maupun atap runtuh.

“Sekarang tim masih memantau di lapangan untuk inventarisasi kerusakan,” terang Alwi.

Lanjut Alwi, kerusakan dimungkinkan akan terus bertambah karena pendataan masih berlangsung.

Terbaru yang dilaporkan dari Desa Wates, Kecamatan Sumbergempol.

BPBD akan melaporkan segala kerusakan ke bupati lebih dulu, untuk diambil kebijakan lebih lanjut.

“Kita tunggu saja petunjuknya Pak Bupati, nanti kan dilaporkan ke sana. Total wilayah terdampak juga belum ada,”ujar Alwi.

Sementara Beny, warga Desa Gempolan, Kecamatan Pakel membenarkan adanya kerusakan rumah warga.

Sepengetahuannya ada satu rumah warga yang mengalami retak dinding, hingga ambrol di bagian atas.

Selain itu ada pula tembok pagar rumah warga yang ambruk, tak kuat diguncang gempa.

“Yang sudah kelihatan dua ini, saya belum keliling,” ucapnya.

Baca berita lainnya terkait gempa di Jawa Timur

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved