Biodata Herman Lantang Sahabat Soe Hoek Gie yang Meninggal: Pendiri Mapala UI, Anggap Politik Kotor

Inilah profil dan biodata Herman Lantang, sahabat Soe Hoek Gie yang meninggal dunia, Senin (22/3/2021). 

Editor: Musahadah
Instagram
Herman Lantang, sahabat Soe Hoek Gie yang meninggal dunia, Senin (22/3/2021). Berikut profil dan biodatanya. 

SURYA.CO.ID - Inilah profil dan biodata Herman Lantang, sahabat Soe Hoek Gie yang meninggal dunia, Senin (22/3/2021). 

Sosok Herman Lantang pasti tak asing di kalangan mahasiswa pecinta alam. 

Selain menjadi sahabat Soe Hoek Gie, pemilik nama asli Herman Onesimus Lantang adalah pendiri Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI). 

Karena itu kabar meninggalnya Herman Lantang langsung menjadi viral di media sosial. 

Biodata Mukhtar Pakpahan, Tokoh Buruh yang Meninggal Dunia, Profesor yang Kerap Ditahan Orde Baru

Baca juga: Biodata Desra Percaya yang Bantu Kepulangan Marcus Gideon dkk dari Inggris Lebih Awal, Alumnus Unair

Berikut kabar duka yang dikutip dari akun Instagram @hermanlantangcamp pada Senin (22/3/2021), dituliskan:

Telah dimuliakan Bapa di Sorga, Papa, Opa, Buyut, Om, Bung kami yang terkasih:

Herman Onesimus Lantang

Pada hari Senin, 22 Maret 2021

Pukul 03.00 WIB

Di RSUD Tangerang Selatan

Kiranya seluruh keluarga dan kerabat yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan, Tuhan Yesus memberkati:. 

Meninggalnya Herman Lantang juga diketahui sutradara film Gie, Riri Riza

Riri Riza mengenal baik Herman Lantang ketika membuat film Gie.

Film Gie ditayangkan di bioskop Indonesia medio 2005.

Di Festival Film Indonesia 2005, film Gie mendapatkan tiga Piala Citra.

"Bersyukur pernah mengenal sosok luar biasa ini," tulis Riri Riza di akun media sosial Instagram, Senin (22/3/2021).

"Berisitirahatlah dalam damai Bang Herman. Rest in Peace Herman O Lantang (1940-2021)," tulis Riri Riza.

Tidak hanya Riri Riza, aktor Lukman Sardi juga berduka saat mendengar kabar kematian Herman Lantang, Senin pagi.

Herman Lantang dikenal sebagai sahabat Soe Hoek Gie.

Herman Lantang pernah menjadi inspirator gerakan demo long march mahasiswa Universitas Indonesia untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno setelah G 30 S.

"Pagi ini dapat kabar duka. Bang Herman Lantang telah berpulang," tulis Lukman Sardi di akun Instagramnya, Senin pagi.

Sejarah hidup Lukman Sardi tidak bisa dilepaskan dari sosok Herman Lantang.

Saat kembali ke dunia film, Lukman Sardi langsung dipercaya memerankan Herman Lantang di film Gie.

"Dari situ gue jadi sangat mengenal Bang Herman, sosok yang kecintaannya kepada alam dan Bumi Indonesia yang luar biasa," tulis Lukman Sardi.

Herman Lantang disebut Lukman Sardi sebagai sosok yang selalu bersemangat di situasi apapun.

Lukman Sardi menyebutkan, Herman Lantang juga dikenal sebagai ayah dan suami yang mengasihi keluarganya dan sosok yang punya komitmen dan dedikasi tinggi.

"Terima kasih Bang Herman yang sudah mengijinkan aku memerankan Bang Herman," tulis Lukman Sardi.

"Bukan hanya sekedar mengizinkan, tapi juga membawa aku jadi salah satu bagian dari hidup bang Herman. Rest In Love Bang Herman Lantang," tulis Lukman Sardi.

Sebelum film biografi Gie muncul di layar bioskop Indonesia dan dibintangi Nicholas Saputra, tidak banyak orang yang tahu Herman Lantang.

Herman Lantang hanya dikenal di komunitas pencinta alam, yang sangat mengagungkan sikapnya yang tetap rendah hati.

Siapa sebenarnya Herman Lantang

1. Anak Kolong

Herman lahir di sudut kota kecil Tomohon, sebuah kota administrasi di provinsi Sulawesi Utara, 67 tahun silam.

Dalam buku baptisnya ia diberi nama: Herman Onesimus Lantang.

Kegemarannya terhadap alam pun mulai timbul ketika ayahnya yang saat itu berprofesi sebagai tentara sering mengajaknya keluar-masuk hutan di kawasan Tomohon untuk berburu.

Dari situ, lambat laut, kecintaannya terhadap hutan yang sarat aroma sarasah dan petualangan timbul.

Lalu, setelah tamat dari Europrrshe Lagere School SR GMIM4 (setaraf SD ), Herman kecil melanjutkan ke SMPK Tomohon.

Herman mulai hijrah ke ibukota bersama orangtuanya yang saat itu di pindahtugaskan ke daerah baru. Kemudian di Jakarta inilah ia melanjutkan kembali pendidikan formalnya, ketika di terima di SMA 1 (Budi Utomo) pada tahun 1957.

Tak puas sampai disitu, Herman mulai melirik perguruan tinggi yang menurutnya akan memberikan sistem pendidikan terbaik.

Saat itu, di tahun 1960, melalui segudang test yang cukup rumit, ia pun berhasil di terima di Fak. Sastra Universitas Indonesia, Jurusan Anthropologi yang banyak berkutat dengan kebudayaan dan perilaku manusia sejak mulanya.

Melalui jurusan ini pula ia sempat melakukan penelitian mendalam terhadap perilaku suku terasing Dhani di Papua pada tahun 1972, yang mengantarkannya mencapai gelar sarjana penuh.

2. Anggap politik kotor

Selama menjadi mahasiswa, pribadi yang tangguh dengan idiologi sosialisnya mulai terbentuk.

Herman adalah antan ketua senat Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 60 an.

Herman Lantang juga salah satu pendiri Mapala UI dan pernah menjabat sebagai ketuanya pada tahun 1972 - 1974.

Herman Lantang adalah sahabat dari Soe Hoek Gie yang pernah menjadi inspirator gerakan demo long march mahasiswa UI untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno pasca G30 S dan semasaTritura.

Sampai sebelum film biografi "GIE" muncul di layar perak, tak banyak orang yang menggubris kehadiran tokoh yang satu ini, kecuali, lagi-lagi, komunitas pencinta alam, yang sangat mengagungkan sikapnya yang tetap rendah hati.

Melihat banyak rekan-rekan seangkatannya yang lebih memilih jalur politik praktis untuk mencapai kemapanan.

Ia dan rekan lainnya malah memilih alam sebagai media pengembangan diri.

Menurutnya, hanya di alam kita bisa mengenal karakter masing-masing yang sebenarnya.

Tak ada yang tersembunyi. Di alam pula bisa memupuk rasa solidaritas dan kecintaan terhadap ciptaan Tuhan yang bisa dinikmati.

"Politik tai kucing", Begitu tutur Herman Lantang, sahabat Soe Hok Gie ketika senat mahasiswa tidak menjadi sesuatu seperti harapan Soe serta kawan-kawannya yang lebih memilih menikmati film dan naik gunung bukan serta-merta mengidentifikasi dirinya dalam organisasi mahasiswa tertentu di dalam kampus.

Dalam jurnal harian Soe yang kemudian dibukukan dan dicetak oleh LP3ES "Catatan Seorang Demonstran", Gie juga menulis bahwa politik itu kotor.

3. Kerja di Perusahaan Minyak

Kemudian, ketika tak lagi berkegiatan di dalam kampus, jiwa petualangan pula yang membuat Herman bisa di terima di beberapa perusahaan pengeboran minyak ternama, seperti: Oil Field all part of Indonesia, East Malaysia Egypt dan Australia East Texas USA.

Di perusahaan tersebut ia lebih terkenal sebagai Mud Doctor, yang menangani masalah lumpur-lumpur dalam pengeboran minyak bumi.

Sebuah pekerjaan yang memang sangat jauh dari disiplin ilmu yang dulunya hanya Fakultas Sastra.

Namun untuk profesi barunya itu, ia tidak main-main.

Herman bahkan sempat mengecam pendidikan singkat di Houston Texas pada tahun 1974 mengambil studi tentang "Mud School".

4. Pengusaha Kue

Kini, Herman O Lantang, sahabat tokoh pergerakan mahasiswa 1960-an Soe Hoek Gie, sudah pensiun bekerja dari perusahaan minyak.

Pria uzur yang ternyata sangat suka wisata kuliner ini memendam bakat dalam memasak. Sehingga jangan heran, ketika berkegiatan di alam bebas, hasil masakan bang Herman, pasti langsung habis dilahap.

Kecintaannya terhadap dunia boga ini pula yang membuatnya banting stir menjadi pengusaha toko kue sejak dua tahun silam.

Dengan modal ala kadarnya, rumahnya di bilangan Jagakarsa, Jakarta Selatan pun disulap menjadi toko kue "Kelapa Tiga Taart Tempo Doeloe", yang menjual aneka panganan kue-kue klasik yang menurutnya agak susah ditemukan di Jakarta.

Si pemilik nomor anggota Mapala UI (Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia) M 016 UI, yang juga mantan ketua Mapala UI (1972-1974), ini lebih banyak berkutat dengan ide-ide pembuatan kue istimewa, selain menjadi pembicara di seminar-seminar yang berhubungan dengan kegiatan alam bebas.

Didampingi oleh satu dari tiga anaknya, ia memasak sendiri kue-kue itu. Herman mengaku memiliki banyak buku resep kue klasik Belanda, sebut saja oentbijkoek dan klappertaart.

Selain itu, ia juga punya tante yang jago masak kue Belanda.

Biasanya di suatu kesempatan sang tante akan menularkan kemampuannya memasak kepada keluarga yang lain.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Herman Lantang, Pendiri Mapala UI dan Sahabat Soe Hok Gie Meninggal Dunia, Ini Profilnya

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved