Wawancara Eksklusif
Kisah Unik dan Mengharukan Anna Mu'awanah Bupati Bojonegoro Selama Tangani Covid-19
Berikut ini kisah unik dan mengharukan Anna Mu'awanah Bupati Bojonegoro selama Tangani pandemi Covid-19.
Penulis: M. Sudarsono | Editor: Tri Mulyono
SURYA.CO.ID, BOJONEGORO - Berbagai daerah telah mengalami pandemi Covid-19. Hal ini tentu akan mengubah pola hidup semua orang, baik di lingkungan masyarakat maupun pemerintahan.
Seperti dirasakan Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah. Selaku bupati perempuan pertama di kabupaten berjuluk kota minyak dan gas (migas) itu, tentu banyak sekali pengalaman yang dirasakan saat memimpin suatu wilayah di masa pandemi.
Baik dari segi aktivitas sehari-hari dengan keluarga, maupun saat turun ke lapangan menyapa warga.
Hal yang diinginkan tentu agar wilayah yang dipimpinnya bisa lekas terbebas dari pandemi dan kembali normal seperti sediakala.
Berbagai upaya juga terus dilakukan. Hingga kini Bojonegoro berstatus zona kuning Covid-19. Sebelumnya pernah zona merah.
Bagaimana cerita selengkapnya, simak wawancara eksklusif Pemimpin Redaksi Harian Surya Febby Mahendra Putra, sekaligus News Director Tribun Network dengan Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah di rumah dinas bupati, Rabu (10/3/2021).
Kebetulan kita mengalami musibah pandemi Covid-19 sejak maret 2020 sampai sekarang, apa yang bisa ibu ceritakan?
Secara umum ini wabah, menjadi pandemi secara internasional. Saya tidak berpikir akan masuk cepat di Bojonegoro.
Begitu masuk, pada15 maret 2020 kita bersama forkopimda membuat langkah-langkah seperti membentuk tim gugus tugas.
Bojonegoro pertama kali yang membuat tim gugus tugas pencegahan, mulai dari kabupaten, kecamatan hingga tingkat desa, kami juga libatkan sampai ke basis RT.
Evaluasi intens terhadap perkembangan covid terus dilakukan. Sejauh ini Bojonegoro belum pernah menjadi zona hitam. Zona merah pada Januari lalu, kemudian oranye dan kini kuning.
Bisa dijelaskan pemicu zona merah di Bojonegoro?
Masyarakat tidak patuh protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19. Misal ini, saat hari kecepit nasional istilahnya harpitnas, masyarakat berbondong-bondong liburan.
Setelah itu dua minggu datanya naik. Di situ kita patuh pada intruksi pemerintah pusat, pemprov, Kapolri, Kapolda, dan sebagainya.
Kita rapat evaluasi dan kordinasi setiap minggu, hingga akhirnya sekarang Bojonegoro sudah zona kuning.