UPDATE Situasi Intan Jaya Kini Kondusif, Teror KKB Papua Tak Surutkan Semangat Warga untuk Bangkit
Update atau kabar terbaru situasi Kabupaten Intan Jaya, Papua kini sudah kondusif. Warga tetap bangkit meski berkali-kali diteror KKB Papua.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Update atau kabar terbaru situasi Kabupaten Intan Jaya, Papua kini sudah kondusif.
Meski berkali-kali diteror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, tapi semangat warga Intan Jaya tak surut.
Pemda dan warga di Intan Jaya tetap bangkit untuk melakukan pembangunan dan kerja bakti, pascateror KKB Papua yang menyerang pos TNI.

Baca juga: Biodata Ipda Listra Brimob Wanita yang Dikirim Hadapi KKB Papua, Penampilan Aslinya Bikin Pangling
Baca juga: Biodata Irjen Anang Revandoko Jenderal dari Brimob yang Tugaskan 6 Polwan Ikut Buru KKB Papua
Diketahui sebelumnya, KKB Papua mendadak menyerang pos TNI di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya pada Minggu (28/2/2021) dini hari.
Tak ada korban dari pihak TNI. Malah sebaliknya, satu anggota KKB Papua tewas dalam penyerangan tersebut.
Melansir dari Antara, sejumlah tokoh Papua menyampaikan kondisi keamanan ketertiban di Kabupaten Intan Jaya dalam keadaan kondusif.
Pemerintah dan masyarakat setempat melanjutkan pembangunan dengan melakukan kerja bakti.
Tokoh Pemuda Ropinus Sondegau dalam keterangan tertulisnya, Jumat, menyebutkan kegiatan kerja bakti merupakan hal yang sangat positif dan luar biasa, menjadi salah satu solusi untuk menjaga keamanan di daerah Kabupaten Intan Jaya.
"Melihat Papua daerah kami sementara sebelumnya ini keadaannya tidak nyaman tidak aman tetapi proses perlahan-lahan dengan berbagai cara kami lakukan supaya pemuda-pemuda yang ada di Intan Jaya ini," ujar Ropinus.
Rasa syukur atas kondisi Intan Jaya yang kondusif juga disampaikan tokoh intelektual perempuan Rehina Belau.
Rehina menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak atas terciptanya suasana yang aman dan damai di wilayah Intah Jaya.
"Hari ini, kami bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan" kata Rehina.
Menurut Rehina, berita di media yang menyebutkan Intan Jaya tidak aman adalah kabar bohong.
Kapolres Intan Jaya AKBP Sandi Sultan menyebutkan kegiatan kerja bakti tersebut Anggota Binmas Noken memberikan bantuan berupa bensin, snack, gula, kopi, teh, dan pinang kepada masyarakat.
Anggota Binmas Noken berencana membentuk organisasi kepemudaan dengan mengedepankan fungsi polisi masyarakat (Polmas) yang melibatkan kelompok pemuda Papua.
"Akan dibentuk dalam suatu organisasi kepemudaan dengan mengedepankan fungsi Polmas (FKPM) dan didaftar kan di Kesbangpol, dan akan menjadi Organisasi Pemuda pertama di Intan Jaya agar seluruh kegiatan masyarakat berjalan lancar" kata Sandi.
Sebelumnya diberitakan, ratusan kepala keluarga mengungsi ke Distrik Sugapa, ibu kota Kabupaten Intan Jaya, akibat gangguan keamanan yang dilakukan KKB Papua.
Sejumlah warga lainnya mengungsi ke luar Intan Jaya di antaranya di Kabupaten Nabire dan Timika.
Baca juga: Biodata Mayjen TNI Rudianto Mantan Komandan Grup 1 Kopassus TNI AD yang Melesat Jadi Panglima Kodam
Baca juga: Kepedulian Mendalam Jenderal Andika Perkasa dan Hetty untuk Iis Riani, Beri Pesan ke Sandi Rihata
KKB Papua Nekat Serang Pos TNI Dini Hari
Sebelumnya, KKB Papua mendadak menyerang pos TNI di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya pada Minggu (28/2/2021) dini hari.
KKB Papua yang cuma berjumlah 2 orang itu nekat memberondongkan peluru ke arah pos TNI.
Para prajurit TNI yang bertugas pun langsung membalas dan terjadilah baku tembak.
Tak ada korban dari pihak TNI. Malah sebaliknya, satu anggota KKB Papua tewas dalam penyerangan tersebut.
Berikut rangkuman faktanya dilansir dari Kompas TV dalam artikel 'Kronologi TNI Tembak Mati Anggota KKB Papua, Berawal Serang Pos Keamanan Saat Dini Hari'
1. Satu anggota KKB Papua tewas
Kontak tembak antara TNI AD dan kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali terjadi pada Minggu, 28 Februari 2021.
Kali ini, insiden tersebut terjadi di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Akibat kontak senjata itu, satu anggota KKB Papua dilaporkan tewas.
Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Kolonel Czi IGN Suriastawa, ketika dikonfirmasi membenarkan insiden kontak tembak di Distrik Hitadipa.
2. Menyerang saat dini hari
Menurutnya, kontak tembak antara TNI AD dan KKB Papua terjadi pada dini hari yakni pukul 01.15 WIT.
Kontak tembak dipicu dua anggota KKB Papua yang menyerang pos keamanan TNI di Hitadipa.
"Kami berhasil melumpuhkan satu anggota kelompok itu, sedangkan rekannya berhasil melarikan diri sambil membawa senjata,” kata Suriastawa dikutip dari Kompas.id pada Minggu (28/2/2021).
“Hal ini menunjukkan kelompok tersebut terus aktif mengganggu pos dan aktivitas TNI di tengah malam.”
3. Jenazah KKB Papua diserahkan ke masyarakat
Ia menuturkan, jenazah anggota KKB yang tewas itu telah diserahkan ke tokoh masyarakat di daerah Titigi untuk dikuburkan.
Namun, masyarakat setempat tidak mengetahui identitas jenazah itu.
“Masyarakat di Titigi tidak mengenal anggota yang tewas tertembak ini.
Akan tetapi, kelompok ini selalu mengeluarkan propaganda bahwa anggotanya yang tertembak dalam kontak senjata adalah warga sipil, " tutur Suriastawa.
4. Situasi Intan Jaya kembali normal
Sementara itu, Komandan Distrik Militer 1705/Nabire, Letnan Kolonel Inf Benny Wahyudi, mengatakan aktivitas warga di Distrik Sugapa, ibu kota Intan Jaya telah berjalan normal kembali.
Tidak ada lagi warga yang mengungsi di gereja.
"Dari hasil pantauan selama beberapa hari di Sugapa, warga kembali beraktivitas di luar rumah.
Para pedagang di pasar kembali berjualan seperti biasanya," tutur Benny.
5. Perwakilan gereja angkat bicara
Uskup Jayapura Monsinyur Leo Laba Ladjar sebagai perwakilan gereja katolik di Papua mengimbau agar kedua pihak menghentikan kontak tembak.
Hal ini menyebabkan warga setempat menjadi korban.
Leo berharap pihak keamanan bisa menghentikan penyelundupan amunisi dan senjata api ke KKB Papua.
Tujuannya, demi mencegah konflik berkepanjangan yang terjadi di Papua.
"Selama kelompok ini masih memiliki senjata dan amunisi maka konflik di tanah Papua tidak akan berakhir.
Situasi di daerah seperti Intan Jaya tidak akan kondusif dan warga yang menjadi korban, " kata Leo.(*)