Berita Malang Raya
Dua Pekan Pelaksanaan PPMK Mikro di Kota Batu, Ada Perubahan Zona di Tiga Kecamatan
Keberhasilan memutus rantai penyebaran bisa berawal dari lingkungan terkecil seperti keluarga dan tingkatan RT lalu RW.
Penulis: Benni Indo | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, BATU - Pemberlakuan Pembatasa Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro di Kota Batu selama dua pekan sejak 9 hingga 22 Februari berdampak terhadap tiga kecamatan.
Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso dalam keterangannya menjelaskan, Kecamatan Junrejon dan Batu masuk kategori kuning. Sedangkan Kecamatan Bumiaji masuk kategori hijau.
“Evaluasi pelaksanaan PPKM Mikro cukup positif. Sepanjang diberlakukan PPKM Mikro ada perubahan zona di tiga kecamatan," kata Punjul, Senin (22/2/2021).
Diterangkan politisi PDI Perjuangan itu, Pemerintah Pusat menetapkan PPKM Mikro berdasar Surat Instruksi Kemendagri Nomor 3 Tahun 2021.
Namun ada perbedaan, yakni PPKM berbasis mikro yaitu penerapan yang diberlakukan hingga tingkat RT/RW.
Baca juga: Soal dan Jawaban SBO TV SD Kelas 4 Selasa 23 Februari 2021: Identifikasi Aktivitas Ekonomi
Baca juga: Jadwal Puasa Sunnah Februari 2021: Tanggal 25, 26, 27 Puasa Ayyamul Bidh
Baca juga: Jadwal Liga Champions Malam Ini: Atletico vs Chelsea, Lazio Tantang Raksasa Jerman Bayern
Pemkot Batu mencatat ada 13 RT masuk zona kuning dan 1.112 RT masuk zona hijau dari total 1.125 RT di 24 desa/kelurahan.
Punjul mengajak agar semua elemen masyarakat tetap disiplin protokol kesehatan.
Katanya, keberhasilan memutus rantai penyebaran bisa berawal dari lingkungan terkecil seperti keluarga dan tingkatan RT lalu RW.
Hari ini Senin (22/2/2021), Punjul Santoso meninjau langsung Kampung tangguh Semeru yang berada di Desa Songgokerto Rw 04, Kecamatan Batu, Kota Batu.
Punjul melihat langsung upaya masyatakat menjaga disiplin protokol kesehatan.
Kunjungan tersebut didampingi Dandim 0818 Malang-Batu, Kapolres Batu, dan Jajaran Forkompinda lainnya.

Di Kelurahan Songgokerto ada Posko Kampung Tangguh Semeru.
Warga Songgokerto memanfaatkan sumber daya alam yang ada di lingkungan mereka.
Kelurahan ini mengembangkan 'Tabulambeg' (tanaman buah dalam polybeg).
Selain itu, Kampung ini juga memfasilitasi warganya dengan kegiatan 'Lumbung Pangan'.
Ada pula budidaya lele dan sayur mayur untuk ketahanan pangan selama pandemi.