Ini Proyek Kilang Minyak GRR yang Buat Warga Sumbergeneng Tuban Borong 176 Mobil, Diklaim Tercanggih

Inilah proyek pembangunan kilang minyak Grass Root Refinery (GRR) yang membuat ratusan warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, jadi miliarder.

Penulis: M. Sudarsono | Editor: Musahadah
surya/dok
Menhub Budi Karya Sumadi didampingi Dirut Pertamina Nicke Widyawati mengecek masterplan pembangunan pelabuhan kilang minyak NGRR di Kecamatan Jenu, Tuban, November 2019 lalu. Begini profil kilang minyak GRR yang membuat warga Sumbergeneng Tuban borong 176 mobil baru. 

SURYA.CO.ID - Inilah proyek pembangunan kilang minyak Grass Root Refinery (GRR) yang membuat ratusan warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur mendadak menjadi miliarder dan membeli 176 mobil baru. 

 Seperti diketahui, ratusan warfa Desa Sumurgeneng ini mendapatkan uang miliaran rupiah dari ganti rugi pembebaan lahan untuk proyek pembangunan kilang minyak.

Ada 225 kepala keluarga di Desa Sumurgeneng yang menjual tanah garapan.

Kepala Desa (Kades) Sumurgeneng, Gihanto mengungkap pendapatan warga dari hasil penjualan tanah, yang jika dirata-ratakan mencapai Rp 8 miliar.

Bahkan, ada warga yang dengan kepemilikan lahan 4 hektar menerima Rp 26 miliar.

Ada juga warga Kota Surabaya yang memiliki lahan di sini mendapat Rp 38 miliar.

Sebab, Pertamina menghargai tanah Rp 600-800 ribu per meter, jauh lebih tinggi dari harga tanah pada umumnya di sini.

Kuasa Hukum Rizky Febian Peringatkan Teddy, Aset Lina Jubaedah Disalahgunakan: Tanggung Jawab

Kehebatan KRI Sultan Hasanuddin TNI AL yang Latihan Bareng Kapal Perang Turki di Laut Mediterania

Para warga Desa Sumurgeneng, Kabupaten Tuban memborong 176 mobil baru dengan merek kebanyakan Toyota Innova. Mereka membeli mobil baru dari hasil menjual tanah ke Pertamina untuk pembangunan kilang minyak di Kecamatan Jenu, Tuban.
Para warga Desa Sumurgeneng, Kabupaten Tuban memborong 176 mobil baru dengan merek kebanyakan Toyota Innova. Mereka membeli mobil baru dari hasil menjual tanah ke Pertamina untuk pembangunan kilang minyak di Kecamatan Jenu, Tuban. (Kolase tangkapan layar)

Sayangnya, miliaran uang hasil penjualan tanah itu kebanyakan untuk kebutuhan komsumtif. 

Rata-rata yang menjual tanahnya, 90 persen untuk beli mobil, 75 persen untuk beli tanah, 50 persen untuk bangun rumah.

Sedangkan yang untuk usaha sedikit sekali, hanya beberapa saja.

"Yang dibuat untuk usaha sedikit, banyak yang digunakan untuk beli mobil, sudah ada 176 mobil baru yang dibeli secara bertahap, kemarin baru datang 17 mobil," terangnya.

Berikut ini fakta-fakta kilang minyak yang akan dibangun di Tuban: 

1. Tercanggih di dunia

Menhub Budi Karya Sumadi bersama Dirut PT Pertamina, Nicke Widyawati saat mengecek lokasi kilang minyak Tuban.
Menhub Budi Karya Sumadi bersama Dirut PT Pertamina, Nicke Widyawati saat mengecek lokasi kilang minyak Tuban. (SURYA.co.id/M Sudarsono)

Kilang minyak grass root refinery (GRR) ditargetkan bisa beroperasi di 2026 mendatang.

Kilang yang melibatkan Pertamina dan Rosneft asal Rusia disebut merupakan salah satu yang tercanggih di dunia.

Saat ini, kilang minyak telah melakukan tahapan restorasi pantai dengan menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 270 orang. Jika tenaga kerja kurang maka akan ditambah.

Saat pengerjaan konstruksi berjalan, penyerapan tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 20.000. Sedangkan saat kilang beroperasi yaitu 2.500 pekerja.

Adapun lahan yang dibutuhkan untuk kilang Pertamina-Rosneft yaitu seluas kurang lebih 821 hektare, rinciannya lahan warga 384 hektare, KLHK 328 hektare dan lahan Perhutani 109 hektare.

2. Produksi 1,5 juta barel per hari

Produksinya pun diklaim akan mampu mengurangi impor berdasarkan jumlah kebutuhan BBM dalam negeri yang mencapai 1,5 juta barel per hari.

Sedangkan kilang yang sudah ada hanya mampu memproduksi minyak 700-800 barel per hari.

Sisanya dari jumlah total kebutuhan masih impor dan akan berkurang saat kilang sudah beroperasi. 

"Kilang Tuban memiliki kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu barel per hari yang akan menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel," kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati kepada wartawan saat meninjau restorasi pantai di lokasi kilang, Minggu (1/12/2019).

Dia menjelaskan, selain menghasilkan gasoline dan diesel, kilang dengan nilai investasi 15-16 miliar dolar itu juga akan menghasilkan 4 juta liter avtur per hari.

Lalu dapat memproduksi petrokimia sebesar 4.25 juta ton per tahun. Seluruh BBM yang diproduksi di Kilang Tuban memiliki standar terbaik di dunia yakni Euro 5.

"Kilang Tuban memiliki standar terbaik di dunia, yang sangat ramah dengan lingkungan," terang Nicke.

3. Pembebasan lahan tahap 1 tanpa gugatan

Forkopimda Kabupaten Tuban, ajak masyarakat di sekitar kawasan pembangunan kilang minyak olahraga bersama di lapangan Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Jumat (17/1/2020).
Forkopimda Kabupaten Tuban, ajak masyarakat di sekitar kawasan pembangunan kilang minyak olahraga bersama di lapangan Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Jumat (17/1/2020). (Foto Humas Polres Tuban)

Pembebasan lahan kilang minyak Grass Root Refinery (GRR) tahap satu rampung.

Sebanyak 529 bidang lahan milik warga setempat lokasi kilang yang dibebaskan itupun tanpa diwarnai proses gugatan.

"Pembebasan lahan tahap satu tanpa ada proses gugatan, semua pemilik tanah menerima," kata Kordinator Pelaksana PT Surveyor Indonesia selaku Konsultan Pendampingan Pengadaan Lahan, M Ahmad Triyono, Kamis (5/3/2020).

Kilang minyak patungan Pertamina dengan Rosneft asal Rusia itu dibangun di Desa Wadung, Kaliuntu dan Sumurgeneng, Kecamatan Jenu.

Semua bidang lahan tersebut dimiliki 440 orang, namun untuk luas berapa hektare belum diketahui detail karena masih ada pembebasan tahap dua.

Untuk lahan yang belum dibebaskan pada tahap dua ini diusahakan sebelum Idul Fitri bisa tuntas.

"Ditarget pembebasan lahan tahap dua bisa selesai sebelum idul fitri, luasannya belum diketahui, sekarang sudah on progres. Yang jelas tidak ada gugatan untuk tahap satu," pungkasnya.

Humas Pengadilan Negeri Tuban, Donovan Akbar Kusuma, dikonfirmasi terkait apakah ada pengajuan gugatan dari warga pemilik lahan di sekitar lokasi kilang. 

"Belum ada gugatan," jawab Donovan.

Sekadar diketahui, harga yang diputuskan yaitu Rp 675 ribu per meter, sebagaimana yang ditetapkan saat pencairan harga oleh kantor jasa penilai publik (KJPP), di Pendopo Kecamatan Jenu, Senin 10 Februari lalu.

Bagi warga yang menolak dan ingin menggugat diberi kesempatan 14 hari terhitung sejak ditetapkannya harga oleh KJPP.

Lahan yang dibutuhkan untuk proyek strategis nasional tersebut seluas 821 hektare.

Rinciannya lahan warga 384 hektare di Desa Wadung, Kaliuntu dan Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, lahan KLHK 328 hektare, dan lahan perhutani 109 hektare.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved