Fakta Terbaru Aksi KKB Papua Intan Jaya Tergetkan Daerah Tertinggal, Jenderal Andika Perkasa Dipuji
Terungkap fakta terbaru aksi KKB Papua di Intan Jaya ternyata menargetkan daerah tertinggal. Ketua TGPF Benny Mamoto puji Jenderal Andika Perkasa
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Terungkap fakta terbaru aksi KKB Papua di Intan Jaya ternyata menargetkan daerah-daerah yang tertinggal.
Dakta ini diungkapkan oleh Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono dalam diskusi daring dengan tema "Kekerasan dan Kejahatan KKB: Kapan Papua Bisa Aman?", Jumat (5/2/2021).
Selain itu, ada juga Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Benny Mamoto yang memuji tindakan Jenderal Andika Perkasa menindaklanjuti kasus kekerasan yang dilakukan oleh KKB Papua di Intan Jaya.

• Update Situasi Intan Jaya di Tengah Aksi KKB Papua: Pemkab Tak Berani Ngantor, 100 Brimob Dikerahkan
• KKB Papua Dapat Balasan Setelah Bunuh 2 Anak Buah Jenderal Andika Perkasa, Yonif 400/BR Tembak 1 OPM
Berikut rangkuman fakta terbaru selengkapnya dilansir dari Kontan dalam artikel 'KSB banyak beroperasi di Daerah Papua yang masih tertinggal'
1. Targetkan daerah tertinggal
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono menegaskan, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua menargetkan daerah-daerah yang masih tertinggal dari pembangunan.
Salah satunya di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Wilayah operasi yang kerap dilakukan oleh KKB Papua juga menyasar Intan Jaya, Gimba dan wilayah lainnya.
2. Kekuatan KKB Papua Intan Jaya
Kabupaten Intan Jaya ini, kata Yogo, tergolong rawan, karena memang basis KKB Papua dengan memiliki kekuatan sekitar 30-49 orang.
Ditambah bersenjatakan sekitar 15 pucuk senjata campuran baik dari rampasan dari TNI-Polri maupun senjata rakitan.
"Dan yang terbaru data dari Polda, meraka mendapatkan barang selundupan dari luar," jelas Yogo.
3. Meresahkan masyarakat dan aparat
Sebagai catatan, pada Kamis (4/2/2031) terjadi kontak tembak antara KKB Papua dengan anggota TNI di Titigi, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Yogo menjelaskan, sampai bulan Januari 2021 ini, kata Yogo, kekerasan yang dilakukan KKB Papua memang sudah banyak dan meresahkan masyarakat.
Bahkan sampai menimbulkan korban dari masyarakat maupun TNI-Polri.
"Sampai Januari ini mereka sudah melakukan sebanyak 46 kejadian, kontak senjata dengan TNI-Polri 24 kejadian dan perampasan senjata dua kejadian, pembakaran pesawat dan melakukan penghadangan dan korbannya memang masyarakat dan TNI/Polri," jelas dia.
4. TNI-Polri di Papua lebih statis
Selain selaku satuan Kosgab kewilayahan, Kodam Cendrawasih juga melakukan pengawasan perbatasan dan juga melakukan operasi di tempat rawan.
Operasi tempat rawan ini, kata Yogo, berbeda dengan yang dilakukan TNI di Timor-Timur, yang melakukan operasi yang aktif.
"Di Papua ini kami lebih bersifat statis, kami di pos, kemudian kami hanya melaksanakan patroli di wilayah sekitar pos dan lebih kepada pembinaan masyarakat, itu yang kami lakukan di pengamanan perbatasan maupun daerah rawan," ungkapnya.
Operasi lain yang dilakukan TNI tak hanya operasi pengamanan perbatasan, tetapi juga pengamanan di pulau terluar. Operasi ada 2 pulau terluar yaitu Pulau Bras dan Palindo.
"Di operasi ini kami menggelar pola Ops Korem, yang berada di Jaya Pura itu ada tiga Batalyon, dan Pola Ops yang ada wilayah selatan, itu ada 2 Batalion, itu operasi di perbatasan ya. Kemudian operasi Pamrahwan, kami ada 3 Pola Ops Korem yaitu Korem 172 ada 1 Batalyon, 173 Biak ada 1 Batalyon dan 174 di Merouke ada 1 Batalyon," katanya.
Sedangkan di operasi perbatasan pulau terluar, lanjut Yogo, ada di Pola Ops 173 dengan kekuatan Marinir sekitar 20 orang.
5. Jenderal Andika Perkasa dipuji
Sementara, Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Benny Mamoto mengatakan, masalah yang terjadi di Papua harus mendapatkan perhatian bersama agar ditemukan solusi atas persoalan yang kerap terjadi di tanah Papua ini.
Benny juga memuji tindakan cepat Jenderal Andika Perkasa dalam menangani kasus kekerasan yang dilakukan KKB Papua di kabupaten Intan Jaya.
"Di dalam perkembangan di lapangan ternyata ada rangkaian kasus kekerasan dan penembakan sampai dengan pembakaran yang kami temukan, sehingga sekaligis kami ungkap.
Nah saya memberikan apresiasi sangat tinggi kepada bapak KASAD Jenderal Andika, karena beliau langsung memberikan respons cepat, pokoknya All Out, saya salut sekali, karena kami beberapa menghadap ke beliau, langsung memberikan arahan dan langsung melangkah dan ada hasil," jelas Benny.
Jenderal Andika, lanjut Benny, memberikan arahan dengan cepat.
Ibarat penanganan kasus, arahan yang diberikan itu seperti melakukan penyidikan yang begitu cepat dalam menangani permasalahan yang terjadi di Papua ini.
"Mungkin ini penyidikan yang kilat, karena sangat cepat, yang kami lihat. Jadi secara transparan, sudah dirilis kepada media mengenai hasil pengungkapan kasus itu.
Ada sudah proses penyidikan dan ada yang dikirim ke Odipur. Jadi memang dari kasus yang kami tangani masih ada kendala," kata dia.
6. Alasan KKB Papua lakukan kekerasan
Marinus Yaung, akademisi Universitas Cenderawasih, mengatakan, kekerasan yang dilakukan oleh KKB Papua memiliki alasan.
"Demikian pula kalau negara hadir dengan tujuan dan alokasi yang kuat mereka juga bisa meletakkan senjata dan memberikan dan diajak untuk bergabung dengan pemerintah untuk membangun Papua bersama-sama.
Karena tidak ada orang Papua yang dilahirkan untuk membenci dan melawan orang lain, semua manusia seperti itu," jelas dia.
Dia memastikan bahwa kekerasan yang terjadi di Papua selama ini, karena apakah mereka diajak, atau terancam.
Itu yang kemudian membentuk pemikiran terhadap orang lain. Karena itulah ketika negara hadir dengan dengan pendekatan yang tepat, maka KKB Papua akan bisa diminimalisir dan diselesaikan dengan baik.
"Saya kebetulan beberapa tahun yang lalu bersama tokoh-tokoh, sehingga saya tahu persis. Sebenarnya mereka orang-orang yang bisa diajak untuk berdialog.
Menurut saya dalam menangani KKB Papua ini, tindakan mereka diatur oleh orang di luar negeri, mereka diatur dari tindakan mereka oleh aktor intelektual yang ada di luar mereka," kata dia.
Negara, kata dia, seharusnya melakukan pendekatan-pendekatan.
Karena ada tiga konsep, seperti Papua damai. Karena menurut aparat keamanan, Papua akan aman bila kelompok KKB Papua ini tidak ada.
"Jadi konsepnya seperti itu, kalau Papua aman, maka tidak ada KKB Papua, ini akan hilang," jelas dia.
• Kehebatan 3 Kapal Perang TNI AL yang Bayangi Kapal Induk Amerika USS Nimitz di Timur Sumatera
• Biodata Oktavianus Nongkok Perwira TNI Asal Papua Dapat Hadiah Spesial dari Jenderal Andika Perkasa
Situasi Intan Jaya
Sementara itu, situasi Kabupaten Intan Jaya saat ini belum kondusif, pejabat pemerintan kabupaten (Pemkab) masih belum berani ke kantor.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Soal Kondisi di Intan Jaya, Kapolres: Pemerintahan Tidak Jalan, Bupati dan Bawahannya Tidak di Tempat'
Kapolres Intan Jaya AKBP I Wayan G Antara mengatakan, Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni diduga belum pernah berada di kantor sejak 2021.
"Pemerintahan tidak jalan, bupati dengan bawahannya tidak ada yang di tempat. Terakhir beliau naik waktu peresmian kantor bupati pada akhir Desember 2020, sampai sekarang belum kembali lagi," ujar Antara saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (5/2/2021).
Antara mengaku kesulitan membina masyarakat karena tak ada dukungan dari pemerintah setempat.
Namun, Wayan memahami situasi keamanan yang kurang kondusif membuat Bupati Intan Jaya dan jajarannya enggan berada di Distrik Sugapa, ibu kota Kabupaten Intan Jaya.
"Yang bisa bertahan memang cuma kita saja, polisi dengan TNI, karena faktor keamanan Pemdanya tidak ada," kata dia.
Namun Wayan memastikan, khusus di dalam Kota Sugapa, situasi cukup kondusif.
Masyarakat pun secara rutin tetap melakukan aktivitas sejak pagi hingga sore hari.
"Masyarakat seperti biasa saja, kalau hari pasar pada Selasa dan Junat mereka tetap jualan hasil kebun," kata dia.
Untuk menjaga keamanan di Sugapa, Polres Intan Jaya dibantu 100 personel Brimob Polda Riau rutin melakukan patroli jalan kaki.
"Antisipasinya kita setiap hari patroli jalan kaki, ada BKO Brimob dari Polda Riau, ada 100 personel, kita amankan wilayah kita di dalam kota saja.
Kadang kita bikin strong point di pertigaan dan penempatan untuk mengantisipasi masyarakat yang mencurigakan," paparnya.(*)